Buat kalian yang belum punya novel Back To School atau I'm not Antagonist bisa beli di gramedia terdekat atau pesan di toko online
Tersedia di:
@novely.young
@bumifiksi.jakarta
@melstorebook
@zahrabooks
@tokotmindo🚫#STOP BELI NOVEL BAJAKAN YA# 🚫
Liam masih tidur. Dia sudah tidur seharian karena baru pulang ke rumah jam lima pagi. Terlalu asik nongkrong sama anak Ziver jadi lupa waktu. Namun tidur Liam terusik lantaran mendengar deringan telepon yang tak kunjung berhenti. Harusnya Liam ubah ponselnya ke mode silent tadi biar tidak mengganggu. Dengan mata masih tertutup, Liam memanjangkan tangan. Mencari ponsel yang seingatnya ia taruh di atas meja.
"Hmm??" gumam Liam masih antara mimpi dan nyata.
"Iam, lo tidur? Ini udah jam tiga sore. Lo tidur siang gitu?"
Liam hafal betul suara gadis itu. Ia berbalik tidur telentang, mengusap wajahnya. "Apa?"
"Iam, gua menang giveway!!"
Liam mengernyitkan kening mendengar Hauri seheboh itu. "Hah? Terus?"
"Gua dapet giveway. Kayaknya dapet kamera. Terus gua harus ke mall sekarang. Lo anterin gua, ya? Ya? Ya?" bujuk Hauri.
Setahu Liam, Hauri itu anak sultan, sama seperti dirinya dan Alskara. Namun kenapa anak sultan ini sangat kegirangan mendapatkan giveway, ya?
"Liam kok diam sih?"
"Iya, iya gua anterin. Gua jemput bentar lagi."
"Makasih ka Liam." Hauri bersuara manja yang membuat Liam tersenyum geli.
Liam duduk di atas kasur, memandangi ponselnya. Bibirnya masih tetap tersenyum mengingat perkataan Hauri tadi. "Bisa gila gua." Liam mengacak rambutnya gusar. Jadi gemes sama kelakuan Hauri.
-antagonis-
Liam melipat kedua tangannya. Menatap risih di sekitarnya yang penuh sesak. Banyak cewek-cewek yang heboh, berisik sampai membuat telinga Liam sakit. Sosok Liam di tengah-tengah acara giveway menarik perhatian banyak penonton. Liam itu terlihat seperti berlian di tumpukan beras. Mengkilat dan menyilaukan. Sudah seperti artis saja, dari tadi jadi pusat perhatian.Sedangkan gadis yang membawa Liam ke dalam lingkaran ini sedang berdiri di sampingnya. Sedang bertepuk tangan sembari ikut bernyanyi penuh riang gembira. Liam menoleh. Rambut pendek gadis itu diriap, memakai jepitan di sampingnya. Tawa gadis itu menular hingga Liam ikut tersenyum.
"Baik para penonton yang setia. Akhirnya kita sampai ke ujung acara. Pemberian hadiah giveway!!" seruan MC di atas panggung mendapat antusias meriah dari pengunjung.
"Iam, Iam, gua menang giveway. Nanti gua maju." Hauri menarik-narik kemeja flanel Liam sampai turun ke bahu. Hauri memegangi dadanya. "Iam, jantung gua berdebar kencang banget ini. Mau pegang?" Liam yang tadinya senyum menyimak gadis itu langsung terlonjak kaget.
"Hah?" ini Hauri yang memang bicara begitu atau Liam yang salah dengar karena suara berisik di sekitarnya? Tapi yang jelas Liam jadi salah tingkah.
Hauri baru saja sadar ada kesalahan dalam kata-katanya. "Nggak. Nggak jadi gua suruh pegang." Hauri menghadap depan, merutuki mulutnya yang nyablak.
"Tadi itu lo ngomong nyuruh gua megang dada lu?" Liam mau memastikan kalau dia tidak salah dengar.
"Hauri Kamaniya Alhasan persilakan naik ke atas panggung!!" suara MC mengalihkan perhatian Liam dan Hauri.
"Iam, gua naik panggung dulu. Doain biar selamat beserta kamera barunya." Hauri menepuk tangan Liam. Melangkah maju menerobos lautan manusia.
Liam tidak sedikit pun melepaskan pandangannya dari Hauri. Perkataan Hauri yang tadi benar-benar hampir membuat Liam salah sangka. Gadis itu ternyata punya sisi seperti ini, nyablak, suka keceplosan dan maniak giveway. Liam tersenyum melihat Hauri berjingkrak senang di atas panggung memeluk hadiah giveway. Hauri melambaikan tangan ke Liam, menunjukkan hadiahnya.
"Dasar. Mana ada antagonis semangat menang giveway." Liam menggelengkan kepala sambil terkekeh. Gemes sendiri sama Hauri.
Setelah dari acara giveway. Hauri mentraktir Liam makan. Liam sudah berjasa banget untuk Hauri hari ini. Sudah mengantar dan menjemput Hauri, mau menemani Hauri di acara yang membosankan seperti ini. Pokoknya Liam terbaik.
"Itu bisa menang giveway habis ngapain lo?" tanya Liam. Hauri sedang sibuk mengecek kamera hadiah dari giveway.
"Spam lika dan komen."
"Gabut banget, ya?"
"Iya kan emang lagi gabut waktu itu. Eh menang giveway. Rejeki." Hauri menyeting kamera. Mengarahkan lensa ke Liam. Liam pun otomatis bergaya dua jari sambil nyengir.
"Bagus nggak?" tanya Liam, mau tahu hasil photo jepretan Hauri.
"Nih liat sendiri." Hauri menyerahkan kamera ke Liam.
Liam melihat hasil jepretan Hauri. Bibirnya mengukis senyum. Ia photo hasil photo di kamera Hauri pakai ponselnya. Kemudian Liam memasukan photo tersebut ke Instagram.
Photo by @IMhaurii kamera menang giveway.
-antagonis-
Alskara sedang rebahan di atas kasur. Malas mau bergerak, buat sekedar ke kamar mandi saja malas. Selagi menunggu balasan chat dari Aina, Alskara sibuk melihat-lihat photo di home Instagramnya. Alskara langsung bangkit, duduk di pinggir kasur saat melihat photo yang baru saja di upload Liam. Caption yang dibuat Liam menarik perhatian Alskara."Mereka jalan?" gumam Alskara.
Alskara membuka room chat Hauri. Mengetik sesuatu. Tapi langsung dihapus. Ada yang aneh dengan dirinya. Ada perasaan yang mengganjal di hatinya. Semacam ada perasaan terganggu.
Ini yang dinamakan cemburu online?
Sepertinya Alskara tidak akan membenarkan statment tersebut.
"Sial!" Alskara mengacak rambutnya frustasi.
Alskara tidak pernah tahu jika Hauri memiliki sisi yang seperti ini. Senang hanya karena memenangkan giveway.
-ANTAGONIS--
-
-
Tim Liam mana nih? Makin gemes nggak tuh?Maaf ya klo setiap part selalu dikit, sengaja. Isinya emang dikit tp chapternya banyak bisa puluhan. Semoga aja kalian gk bosan ya ;)
Jangan lupa vote dan spam komennya, siapa tau bisa menggoda hati aku buat up double hahaha✌️
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm not Antagonis (TAMAT dan SUDAH TERBIT)
Ficção Adolescente*SUDAH TERBIT, TERSEDIA DI GRAMEDIA ATAU TOKO BUKU ONLINE* ( JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM BACA. SETELAH BACA JANGAN LUPA VOTE, KOMEN DAN KRITIKNYA. MAKASIH) *Mulai dari 5 Agustus 2020 Rank 1 in #change tgl 15/9-2020 Rank 1 in #broken heart tgl 29/9-20...