10.Putri hujan

653 51 21
                                    

Di tengah jalan menuju warung mang Dadung ia bertemu dengan mobil Salsabila, pemiliknya tengah dipaksa ikut oleh seseorang, tanpa pikir panjang Kale langsung turun, Salsabila butuh bantuan.

"Lo jangan ikut campur!" sentak laki-laki yang mencekal tangan Salsabila dengan kuat hingga memerah.

Kale tetap menarik, kali ini si laki-laki meninju sebagai peringatan keras. Kale yang sudah tersulut emosi balas memukul. Terjadi perkelahian sengit. Salsabila coba memisahkan.

Bengis Kale memberikan pukulan tanpa henti, demi apapun menyeramkan sekali amarahnya.

Irgi mengatur nafas. "Dia yang bikin lo mutusin gue?" tanya Irgi sambil mengusap darah di hidung.

"Karna lo yang kasar!" balas Salsabila meninggi. Irgi hampir menampar Salsabila jika tidak ditahan oleh Kale yang memeting tangan laki-laki bedebah itu.

Irgi meringis jeri, memohon ampun minta di lepas. "Jangan gangguin Salsabila lagi," peringat Kale dingin. Irgi yang ketakutan manggut-manggut, memilih pergi.

"Kale?" Anya juga telat datang ke warung mang Dadung karena ada tugas tambahan, tidak sengaja bertemu mereka di jalan. "Mang, kiri!"

"Lo nggak papa?" Kale bertanya dengan tatapan khawatir, hanya sebagai TEMAN.

Melihat Anya yang berjalan ke arah mereka Salsabila dengan watadosnya memeluk Kale, mengucapkan terima kasih.

"KALEEEE!" teriak Anya. Pelukan sepihak itu terlepas, wajah datar Kale menatap Anya. Tersenyum.

Bukan balas tersenyum Anya malah cemberut sambil menarik tas Kale hingga pemiliknya berjalan mundur. Salsabila tercengang, apa sekenak-kanak itu tingkah Anya jika cemburu?

Kale pasrah ditarik bagai anak ayam oleh pujaan hatinya. Ia diam-diam tersenyum geli, sadar jika Anya dilanda cemburu.

"Masa tiga hari si, nya? nggak," tolak Kale.

"YA---GA MAU TAU," balas Anya saat keduanya sudah duduk di warung mang dadung.

"Dua hari?"

"Gak."

"Satu?"

"Gak."

"Setengah hari?"

"GAK IH?!! udah pokonya kita tiga hari nggak ketemu, sebutin kesalahan Kale," perintah Anya memaksa.

Kale sebenarnya ingin tertawa, ia urung. "Oke, satu aku salah kasih album foto, dua pelukan sama Salsabila tiga kamu cemburu."

"Dih? nggak tuh," sinis Anya menjawab.

"Iya nggak," kata Kale tersenyum menggoda.

"ENGGAK, JANGAN PEDE DEH!"

"Artinya kalau besok aku peluk Salsabila boleh?" gurau Kale.

Anya melotot. "Ulang sekali lagi."

Kale menggeleng. "Besok ah."

"Apa yang besok?" Anya kesal sekali pada Kale yang santai menyendok es doger.

"Peluk---"

"Oke, sekalian setaun kita nggak usah ketemu," sela Anya judes. Kale tertawa.

🐟🐟🐟

"Jawa kasmaran kan? siapa ceweknya?" Epot bertanya penasaran. Malam ini mereka bertiga tengah nongkrong diangkringan tanpa Jawa yang katanya ada urusan.

"Yang penting jangan si najwa-najwa itu, gak demen gue," ucap Bule. Ia kembali menghidupkan rokok ke tiganya.

"Yang penting cewek," sahut Kale. Dia paling benar.

KALE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang