25.Puncak masalah

513 36 2
                                    

Makan melon sambil ngopi.

                               ******

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

                               ******

Epot keluar terlebih dulu, sedangkan tangan Jawa ditahan oleh Bule. Jawa menoleh pada wajah Bule. "Apaan?"

"Kale pasti kaget banget sama masalah ini, gue mohon banget sama lo tahan dia kalau mau nyakitin atau ninggalin Anya saat keadaan Anya kaya gitu." Ucap Bule tulus.

Kening Jawa berkerut. "Nggak mungkin lah Kale gitu."

"Takutnya." Jawab Bule.

Keesokan harinya mereka bertiga kembali lagi kesekolah. Kale sendiri hari ini memilih untuk membawa salah satu mobil milik Febrianto kesekolah, ia masih capek untuk menunggu kopaja. Sebelum Kale pergi ia mengobrol sebentar dengan Ica.

Kale berjongkok dan memegang tangan Ica. "Jangan lupa makannya dihabisin." Ucap Kale.

Bi Isma yang sedang memegang kursi roda Ica tersenyum hangat mendengar ucapan Kale. Ica hanya membalas dengan anggukan kecil. "Abang."

"Iya?"

Ica seperti berpikir saat ingin mengucapkan sesuatu. "Nanti kalau Ica udah sembuh kita jadi kan ke Papua?"

Pertanyaan yang membuat Kale bingung sekaligus sedih, ia tersenyum sedih. "Sembuh aja dulu, siapa tahu nanti kita keliling dunia."

"Hahaha, bener ya?" tanya Ica dengan sisa tawanya.

"Iya, nanti pake uang Ayah." Jawab Kale.

Febrianto yang baru saja datang mendengar ucapan putranya itu. "Enak aja kamu Azil, kerja."

"Iya aku sama Ica kerjanya ngabisin duit Ayah, fifty-fifty aja si ya." Jawab Kale.

Risa juga ikut terkekeh kecil mendengar itu. "Pinter banget dua anak Bunda ini, sana gih berangkat." Ucap Risa pada Kale dan Febrianto.

Kale telah sampai di sekolah, ia banyak mendapat ucapan selamat dari berbagai pihak, senyum tipis saja sudah cukup membalas ucapan selamat dari mereka. Tapi tak hanya kata selamat yang ia dapat tapi tentang bisikan gosip yang sama sekali tidak Kale ketahui.

Kale masuk ke kelasnya dan bertanya pada kedua temannya yang berpura-pura tak tahu. "Gosip apaan?"

Epot menggelengkan kepalanya begitupun Jawa. Bel masuk berbunyi mereka dengan cepat membuka buku pelajaran.

Selama jam pelajaran itu hati Jawa dan Epot benar-benar tidak tenang. Bukan tidak mau memberi tahu tapi mereka tidak enak.

Jam pertama sampai jam ke empat selesai, anak-anak diberikan waktu untuk beristirahat. Epot dan Jawa memilih diam di kelas agar Kale juga diam saja di kelas, di luar sangat berbahaya.

Jawa memanggil salah satu siswa berkaca mata untuk ia suruh membeli makanan, tapi pasti Jawa kasih upah. "Gue mie ayam sama lemon tea satu." Kata Jawa sambil memberikan uang.

KALE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang