67.Selamat lulus

561 41 3
                                    

Dewasa itu seperti minum kopi tanpa gula. -Epot.

                              ********

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

                              ********

Soal-soal ujian kenaikan kelas sengaja Anya isi asal agar ia tak masuk kelas unggulan dan satu kubu dengan Galang, ia benar-benar enggan melihat wajah si Wanke tersebut. Sedangkan Kale mengisi sangat tekun karena ia akan masuk univ yang cukup ternama di Jakarta.

"Kerjakan sungguh-sungguh!" ucap pengawas di ruangan Anya dengan suara lantang.

Rangkaian ujian berlangsung sampai beberapa hari kedepan.

Semua anak menghela nafas saat ujian telah berakhir. Sebelum wisuda sekolah Jailen melakukan coret-coret baju, berbeda dengan Gapara, sekolah itu sudah menghilangkan tradisi semacam itu, tapi terkadang ada saja anak nakal yang melakukannya di luar sekolah padahal sangat berbahaya bagi kelulusannya.

"Dibagi surat kelulusannya besok bang sambil coret-coret?" tanya Risa saat dirinya tengah melipat baju Kale.

"Iya Bun."

"Awas aja kalau nggak lulus, dipasung si ayah lho bang." Ucap Risa menakuti putranya, ia yakin Kale akan lulus.

Pagi harinya Kale memasukan pilox dan spidol dengan berbagai warna kedalam tasnya, tak lupa dengan kamera analog nya, sedangkan Anya hari ini ia di liburkan karena Kakak kelasnya punya acara sendiri dan pasti Galang selalu ikut berpartisipasi. "Nya kasihin susu hangat gih ke Kale bibi lagi ngulek sambel," ucap Bi Isma. Anya memang jika libur bangun pagi dan membantu Bi Isma, tanpa pikir panjang Anya pun membawa susu hangat itu ke kamar Kale.

"Apa?" tanya Kale yang baru membuka pintu kamarnya.

Anya menunjukan susu yang ia bawa, Kale pun mengambil dan meminumnya sampai habis lalu mengembalikan pada Anya tanpa sepatah katapun laki-laki berwajah dingin itu meninggalkan Anya padahal di lubuk hatinya ia senang pagi-pagi sudah bertemu dengan mantan termanisnya.

Dalam hitungan ke tiga surat itu mereka baca secara bersamaan dan hasilnya. "Lulus!" teriak Epot diikuti anak-anak yang berada di tengah lapangan.

Musik mulai menyala, baju merekapun terisi penuh warna dan tanda tangan anak-anak Jailen. Ada yang menangis karena belum lulus dan ada yang bersujud syukur atas kelulusannya. Jawa dan Epot bersamaan menandatangi baju Kale, lalu Kale bergantian menandatangi baju mereka berdua.

"Lho kok ada dua?" tanya Jawa.

Kale menunjuk satu tanda tangannya. "Yang ini tanda tangan Bule, semalem gue belajar niru," ucap Kale lalu ikut mentandatangani bajunya sendiri mengikuti tandatangan Bule.

Hal itu membuat mereka bertiga sangat sedih, sejujurnya dari dulu mereka banyak merencanakan hal-hal indah saat hari pelepasan masa SMA tapi takdir membuat semuanya berubah total.

"Masuk penjara lo niru-niru," kata Jawa sambil menyemprotkan pilox ke baju seragam Kale dan Epot. Selesai coret-coret baju, mengambil banyak foto dan mendapatkan pengumuman mereka bertiga langsung meluncur menuju ruangan Bule tak lupa mereka mengenakan jaket untuk menutupi seragamnya agar tidak jadi pusat perhatian saat di rumah sakit.

KALE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang