Mencintaimu, lalu membuatmu layaknya sampah adalah tujuanku hari ini. -Kale-
*******
Anya langsung menoleh pada sumber suara seraya terisak. "Galang?"
Bukan, bukan ucapan Galang yang membuat Anya panik tapi hidung Galang yang mengeluarkan darah. Anya mengambil sapu tangan miliknya lalu mengusap pelan darah di hidung Galang. "Sejak kapan Galang sering mimisan?" tanya Anya sambil terus mengusap hidung Galang.
Galang sendiri baru tersadar kalau tiba-tiba hidungnya mengeluarkan darah, ia mengambil alih pekerjaan Anya. "Berdarah? baru sekarang." Kilah Galang agar Anya tidak banyak bertanya.
"Sekarang?" tanya Anya, pasalnya ia sempat melihat tissue darah Galang hari itu.
"Kenapa belum pulang?" tanya Galang mengalihkan pembicaraan.
Anya menunduk, ia malu kalau harus menceritakannya pada Galang, lagi pula Galang ini orang baru bagi Anya. "Anya lagi sedih, pernah nggak Galang ngerasain sedih sampe ngerasa di dunia ini cuma Galang orang tersedih?"
"Gue nggak pernah sesedih itu." Kilah Galang memberi semangat.
Anya menoleh tak menyangka. "Beruntung."
Galang merubah posisi duduknya menjadi lebih santai. "Tapi terkadang kalau gue sedih suka banget ngerasa nggak berguna kaya sampah, mungkin bukan cuma gue tapi banyak, termasuk lo kan?" tanya Galang yang tahu penyebab kesedihan Anya.
"Anya bukan ngerasa jadi sampah, tapi Anya emang sampah." Jawab Anya membuat Galang terkekeh kecil.
"Kalau gitu lo harus dibuang, gimana kalau dibuangnya di tempat sampah punya gue, supaya lo bisa gue daur ulang?" tanya Galang sambil tersenyum tipis.
"Tapi tetep aja sampah." Balas Anya seraya mengerutkan bibirnya.
"Setidaknya bisa jadi berguna kembali." Kata Galang. "Ketika gue ngerasa sampah selalu ada orang yang tepat datang ke gue dan yakinin gue kalau gue itu bener-bener berguna dan paling keren, alhasil gue nggak jatoh dan terbuang jadi sampah. Lo bisa ikutin jejek gue."
Mendengar ucapan Galang membuat air mata Anya mengalir. "Anya cuma lagi capek aja, Anya pulang duluan ya." Balas Anya yang tak mau terus-menerus bercerita pada Galang, karena Galang pasti punya kesedihan sendiri.
Setelah perginya Anya Galang tersenyum simpul, mengapa ia harus jatuh cinta pada Gadis yang mencintai orang lain, Anya banyak berkorban untuk Kale yang sekarang sudah jadi brengsek.
"Tapasya-tapasya." Ucap Galang sambil memperhatikan sapu tangan berwarna hijau milik Anya.
Salsabila mendengus kesal saat Gladis berjalan ke arah parkiran bersama Kale, ia tak ada waktu sedikitpun dengan Kale.
Kale dan Gladis sudah ada di dalam mobil. "Jawa sama lo udah baikan?"
"Emang gue bocah banget ya, ada musuhannya?" tanya Kale. Gladis bertanya seperti itu karena Jawa selalu berpisah dengan Kale.
KAMU SEDANG MEMBACA
KALE [END]
Teen Fiction[Series stories F.1 familly] ⚠️Bisa dibaca terpisah⚠️ Tamat☑️ [Start: 19:07:20] [Finish: 26:11:20] Luka terdalam bisa saja disebabkan oleh orang yang kita anggap spesial.