60.Menjauh

653 31 0
                                    

Ayo terbang, nanti ku jatuhin. -Anya-

                           **********

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

                           **********

Ray duduk di dekat ranjangnya sambil kembali menangis, mutia mendekati Ray. "Lo itu tega sama gue mut tega banget, nggak ada yang mau di posisi kaya gue Mutiaaaa!" teriak Ray membuat Mutiara terdiam.

"Gue nggak pernah sayang lo, bebas lo mau pergi kemanapun Mut, bebas," lanjutnya.

Mutia perlahan duduk di dekat Ray, ia juga sama sedihnya. Mutiara meminta putus juga bukan berarti ia jahat tapi ini agar hatinya tak kembali dibuat sakit untuk berulang kalinya. Ray menepak-nepak dadanya sendiri. "Salah gue iya tau salah gue, kenapa harus sayang sama cewek yang berbanding terbalik dari gue," Ray tertawa lepas setelah itu. "Gue ... gue mut? gue bener-bener nggak tahu diri, ayo lo pasti mau bilang gue brengsek ayo mut, gue bakalan telen itu semua," ucap Ray.

Mutiara kembali menangis, ia tahu betul Ray sangat kenyang mendengar hinaan seperti itu dalam hidupnya. "Patah hati ini nggak akan lama, gue yakin bisa tanpa lo," kata Ray setengah sadar.

"Aaaaaaaaaah!" teriak Ray tiba-tiba membuat Mutiara terkejut. Ray menoleh pada Mutia yang ketakutan. "Gue bebas kan sekarang mut?" Mutiara terdiam dengan wajahnya yang memerah.

Lalu Ray menenggelamkan wajahnya di kaki yang ia buat bantal, terdengar isakan. Ray ternyata menangis. "Selama ini rasanya apapun yang gue lakuin nggak pernah dianggap bener sama siapapun, Tuhan? Tuhan masih mau denger gue nggak sih?"

Mutiara terdiam memandang miris pada Ray.  Mereka terdiam beberapa menit, hanya terdengar suara isakan dari keduanya. Putus berdua, sedih berdua. Ini kira-kira disebut apa?

Ray mencoba bangkit dari duduknya tapi itu sangat sulit baginya. "Mutiaaaaa gue benci sama lo, gue nggak sayang sama lo, gue nggak punya cinta dan nggak ada yang cinta sama gue," ucap Ray. Mutiara membantu Ray hingga laki-laki itu ambruk di kasur. Mulutnya terus saja berucap ia benci pada Mutiara. Benci yang artinya, benar-benar cinta? itu mungkin.

Sesudah itu Mutiara pergi ke kamar mandi, melihat wajahnya yang sudah sangat kacau. Ia membasuh muka dan mencoba membentuk senyum tipis agar wajahnya tidak begitu terlihat kacau. Kakinya berjalan keluar kamar mandi dan dengan hati-hati membereskan kekacuan yang Ray buat, sesekali mutiara melihat pada Ray yang sudah tertidur di kasur, ternyata Ray jika mabuk tidak begitu parah karena sudah terbiasa. Beres dengan urusan bersih-bersihnya Mutiara duduk di sofa yang berada di ruangan itu.

Ia sedikit jenuh akibat enggan menghidupkan data seluler, karena pasti akan mendapatkan pesan dari berbagai pekerjaannya. Untuk saat ini Mutiara hanya ingin tenang sejenak, ia membuka catatan di ponselnya membaca ulang apa yang pernah ia tulis.

Ada note yang membuatnya tersenyum kecut.

Berisi:

Nggak mut, nggak ada cowok brengsek yang bakalan berubah karena cewek yang dia cintai, itu hanya ada di dalam sebuah novel. Sadar Mut! jangan terperangkap tipu muslihat Ray. 02.03.18

KALE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang