18.Tersangka

373 28 1
                                    

"Aku kamu dan hama." -Ikan lele

                             ******

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

                             ******

Malam Minggu ini Kale berencana merayakan kebebasan dari kertas ulangan bersama teman-temannya, tapi sayangnya Bule tidak ikut, sudah tiga hari Bule berubah sikap. Epot, Jawa maupun Kale tak tahu ada masalah apa dengan laki-laki itu, ia juga sekarang terlihat lebih dekat dengan Tuhannya.

"Jujur kalau keluar malem gini nggak ada Bule aneh, biasanya kan nggak ada lo, Le." Ucap Epot.

Mereka bertiga berada di salah satu angkringan daerah Jakarta Selatan.

"Jadi lo nggak suka gitu ada gue?" tanya Kale sinis.

"Suka lah, suka aneh tapi." Jawab Epot.

Jawa hanya menyimak sambil sesekali menyeruput kopi hangatnya.

"Wa, lo bingung juga?" tanya Epot.

"Gak, gue sedih liat orang pacaran. Najwa bikin gue stak ke dia doang, sialan! dianya udah nggak ada, tapi gue pengennya dia masih ada." Jawab Jawa.

Epot menghela nafas. "Gue berharap semua masalah yang lagi kalian alami cepet kelar." Kata Epot.

"Aamiin, lo jadi ke Papua?" tanya Jawa pada Kale.

"Jadi, tapi Anya nggak ikut." Jawab Kale.

"Hah? Fixs banget itu pacar lo kurang waras, dikasih grentongan nolak." Ucap Epot kesal.

"Dia nggak mau menuhi syaratnya." Jawab Kale.

"Lo beneran minta dia buat jauhin Kevin?" tanya Jawa. Kale mengangguk. "Bilang kalau lo tahu dia ngobrol berdua juga?" lagi-lagi Kale mengangguk.

"Payah lo." Ujar Jawa. "Dia marah sama lo?" Kale mengangguk.

"Kale buset, jelas dia marah lah. Dia jadi kaya dipantau dan ngerasa ke kekekang." Kata Jawa memarahi Kale.

"Dia bilang nggak bisa jauhin Kevin karena mau bantu mecahin kasus Rendy, dia marah, gue diem nahan kesel. Puas?" tanya Kale.

Jawa menelan saliva di mulutnya. "Peluang besar buat Kevin modus." Kata Epot.

Pulang dari angkringan Kale mengantar Ica membeli es doger di warung Mang Dadung. Untuk pertma kalinya Ica datang ketempat itu.

"Abang ini tukang jual eskrim?" kata Ica ketika mereka sudah duduk di warung Mang Dadung.

"Sekali nanya ceban." Jawab Kale.

Mang Dadung terkejut saat mengetahui kalau yang datang adalah Adik kandung Kale. Sangat cantik dan lucu.

"Monggo dinikmati." Ucap Mang Dadung.

Ica memberi senyum manisnya. "Terimakasih." Jawab Ica. Tak sama sekali Kale melihat Adiknya ini merasa jijik atau tak suka dengan tempat ini, ia malah bersikap sopan. Mungkin ini adalah sikap turunan dari Kale.

KALE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang