34.Sampah

499 37 1
                                    

|•34|Bertingkah mulu Kale.

                               *******

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

                               *******

"Mau apa lo kesini?!" bentak Kale membuat Anya yang kege-eran langsung menunduk.

"Beresin kamar, Kale." Jawab Anya.

"Terus?" tanya Kale dengan posisi yang masih sangat dekat dengan Anya.

"Terus kenapa Kale nggak pakai baju?" tanya Anya polos.

"Terus kenapa ke kamar mandi gue!" ucap Kale membentak.

Anya salah paham, ia jadi takut bila Kale terus-terusan membentaknya. "Tadi kebelet banget, dari pada Anya pipis di sini."

"Pindah rumah gue kalau lo pipis di kamar gue." Jawab Kale berlebihan.

Apakah semenjijkan itu pipisnya, Anya?

"Yaudah." Kata Anya.

Wajah Kale semakin mendekati Anya. "Apa?" tanya Kale.

"Udah gitu aja." Balas Anya, ia takut sungguh.

Tiba-tiba Kale menyentil kening Anya cukup keras sampai si empunya meringis. "Dosa lo sengaja lama-lama di sini buat liat tubuh gue."

Anya langsung gelapan.  "Eh, nggak-nggak!" balas Anya. Bagaimana Anya mau pergi bila ia ditahan seperti ini.

"Yaudah keluar." Kata Kale masih dengan posisi yang dekat dengan Anya. Tolong beritahu Anya bagaimana caranya keluar dengan selamat.

Anya menudunduk bingung. "Kale." Teriak Risa yang akan segera ke kamar putranya.

Mendengar suara Risa Anya langsung memohon pada Kale untuk melepaskannya, karena takut Risa berpikir yang tidak-tidak, posisi mereka sangat dekat dan Kale tidak memakai baju. "Le, awas!!!" pinta Anya merengek.

Seru juga membuat Anya panik, Kale tersenyum kiri. "Apa?"

"Awas Le, ada Bunda Le." Balas Anya memohon dengan wajah memelas.

"Awas? lo ngusir gue, ini kan kamar gue." Kata Kale tak mau kalah.

Anya memejamkan matanya. "Plis."

Ceklek...

"Anya, ada apa?" tanya Risa, lalu mendekati kedua orang itu.

Kale tadi dengan cepat mengubah posisinya dan langsung memasang wajah datar, berbeda dengan Anya yang sedang bersender dekat pintu kamar mandi dengan wajah yang ketakutan.

"Bunda." Ucap Anya lalu memperhatikan Kale yang pura-pura menatap Anya bingung.

"Ngapain Anya kamu?" tanya Risa curiga pada Putranya.

Alis tebal Kale terangkat satu. "Apa si, Bun." Balas Kale.

Ingin sekali Anya menjitak laki-laki sialan itu yang sudah membuatnya sangat panik tapi sekarang ia berpura-pura tak tahu apa-apa.

KALE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang