'Setelah mengenalmu, lamunan ku terasa menyenangkan~
****
Setelah pulang dari sekolah Anya bergegas pergi ke toko buku bersama Ayahnya.
"Mau Ayah temenin?" tanya Elang.
"Nggak usah, Ayah kesana aja. Nanti kalau ada apa-apa Anya telpon." Jawab Anya dengan senyuman manisnya.
Elang ikut tersenyum manis. "Uangnya ada?" tanya Elang. Anya menunjukan kartu ATM miliknya yang memiliki banyak saldo.
Diusapnya puncuk kepalanya Anya lalu Elang berjalan meninggalkan tempat itu. Anya senang sekali bisa memilih banyak buku. Setelah membayar semua yang ia beli Anya keluar dengan senyum yang merekah di bibirnya.
Dari jauh iris mata Anya tiba-tiba bertemu dengan laki-laki yang perawakannya mirip dengan Kale, ditambah laki-laki itu juga menggunkan jaket parka yang hampir mirip dengan milik Kale. "Seperti Kale?" di belakangnya ada wanita berkerudung panjang berjalan mengikuti laki-laki tersebut.
Anya menepak keningnya kesal. "Ishhh! yang punya jaket parka kan nggak cuma Kale." Ucap Anya sambil mencoba kembali memperhatikan laki-laki di seberang sana.
"Aisshhh, itu memang Kale!" ucap Anya. "Iya bukan sih?" tanyanya pada diri sendiri. Karena terlalu penasaran akhirnya Anya mengikuti secara diam-diam.
Ternyata benar, laki-laki itu memang Kale. Tapi mengapa ia masuk ke tempat Psikiater bersama gadis itu. Anya ingin bertanya langsung tapi ia takut gegabah. Kale duduk di kursi tunggu bersama gadis itu, mata Anya kembali memperhatikan gadis di sebelah Kale. "Cantik, apa mungkin Kale dijodohin?" tanya Anya mulai nyeleneh.
Anya membalikan badannya sambil mencoba menghubungi nomer Ayahnya. Ia pikir masalah kali ini bisa Anya tanyakan di telpon.
Alis Kale terangkat satu saat melihat Anya. "Mirip Anya." Gumam Kale.
Sebelum pulang kerumah, Anya mampir terlebih dulu warung Mang Dadung.
"Si Kale jarang keliatan, Nya." Ucap Mang Dadung.
"Iyah, Anya rasa Kale emang sesibuk itu." Jawab Anya dengan suara pelan dan pandangan yang kosong.
"Kenapa, Nya?" tanya Mang Dadung.
Anya menggeleng. "Dia mulai sibuk dengan urusan sekolahnya mungkin, tahun ini katanya dia nyalonin jadi ketua eskul pecinta alam, Anya yakin banyak yang setuju." Ucap Anya.
"Lho, harusnya neng Anya seneng dong, kok mukanya malahan sedih?" tanya Mang Dadung terheran-heran. Anya hanya membalas dengan senyuman tipis.
Lagi-lagi di pagi hari ini Anya bingung, kenapa tidak ada roti hangat maupun susu di kolong meja, padahal ia sengaja tak sarapan. Alhasil ia pergi ke kantin untuk membeli sarapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
KALE [END]
Teen Fiction[Series stories F.1 familly] ⚠️Bisa dibaca terpisah⚠️ Tamat☑️ [Start: 19:07:20] [Finish: 26:11:20] Luka terdalam bisa saja disebabkan oleh orang yang kita anggap spesial.