Tapi bohong-
********
"Itu yang selama ini Ica rasain, dan inget semuanya ulah siapa?" tanya Kale sengit. Anya mengangguk.
"Ayah Anya," ucap Anya lesu.
Kale merubah gaya duduknya jadi lebih menghadap Anya. "Ini itung-itung nebus kesalahan fatal bokap lo, ayolah Nya kapan lagi?"
Untuk mengiyakannya Anya ragu berkali-kali lipat. "Terus nanti Anya nggak bakal ketemu orang-orang tersayang Anya lagi?"
"Siapa?" tanya Kale. Mata Anya semakin memerah saat Kale bertanya.
"Galang," balas Anya yang langsung membuat hati Kale patah.
"Bangsat," umpat Kale pelan. "Dia nggak sayang sama lo." Kale mengatakan itu untuk menghasut Anya.
"Siapa lagi yang disini sayang Anya?" tanya Anya pada Kale.
Mendengar pertanyaan Anya Kale terdiam beberapa saat. "Gue?!" tanya Kale.
"Sayangnya Kale nggak normal, bukan sayang namanya ... itu kata Galang," ucap Anya. Kale mengepal tangannya dengan rahang yang mengeras, Anya berani mengatakan hal itu karena ini di tempat umum Kale tak akan berani macam-macam kecuali ia menyeret Anya ke gudang restoran ini.
"Otak lo berhasil diracunin sama omong kosong Galang, untuk itu lebih baiknya lo emang harusnya hidup di Inggris Nya," kata Kale.
Anya menunduk menahan tangis, katakanlah Anya cengeng. "Ayah sama Mama Anya gimana?" balas Anya dengan suara pelan tapi Kale dapat mendengarnya.
"Gue janji bakalan nyari tahu mereka, kalau udah ketemu gue kabarin lo, gue juga janji empat bulan sekali bakalan datang nemuin lo," ucap Kale dengan wajah yang sangat menyakinkan.
"Kenapa harus Anya?" tanya Anya sambil melihat pada Kale.
"Ya ... karena nggak ada lagi, ini kado ulang tahun terindah yang mau gue kasih ke Ica Nya, plis ngertiin gue. Dia juga mau menikmati masa mudanya sebelum masa muda itu habis dimakan waktu, menurut gue lo selama ini udah cukup menikmati itu, ayolah gantian," ucap Kale dengan kata terakhir yang penuh penekanan.
Anya mengangguk-ngangguk. "Boleh setelah gradution aja nggak? selama sisa hari itu Anya bakalan pergunakan sebaik mungkin dan mencoba hal-hal yang belum pernah Anya liat," ucap Anya.
Giliran Kale yang terdiam. "Ya benar, ada hal yang harus lo liat lebih dulu," kata Kale.
"Apa?"
"Gue jadian sama cewek lain," balas Kale membuat Anya tersenyum kiri.
"Kayanya itu bakalan sebaliknya," kata Anya berhasil membuat emosi Kale terpancing. Kale menghirup nafas dalam-dalam dengan wajahnya yang memerah.
Sungguh Anya rasa ini adil baginya, Kale menahan amarah dan Anya menahan tangisnya. "Habisin cepet," kata Kale ketis. Anya mengangguk lalu mulai memakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KALE [END]
Teen Fiction[Series stories F.1 familly] ⚠️Bisa dibaca terpisah⚠️ Tamat☑️ [Start: 19:07:20] [Finish: 26:11:20] Luka terdalam bisa saja disebabkan oleh orang yang kita anggap spesial.