62.Lolipop

327 23 1
                                    

Besok Anya beli AC deh buat dipasang di hati biar Kale betah. -Anya-
_______________________________________

Kabar ledakan di gudang itu membuat satu sekolah gempar, terutama saat ditemukan barang-barang yang cukup mengejutkannya di dalamnya. Untuk saat ini yang menjadi tersangka adalah Galang dan Bule yang berada di tempat kejadian, tak ada bukti lain sebab CCTV di gudang rusak akibat besarnya ledakan bom tersebut. Chika mencoba biasanya saja agar tak ada yang curiga dengan kasus ini, di lubuk hatinya ia takut, resah dan sangat khawatir pada Bule.

Tak ada lagi yang jadi penyemangat Chika di sekolah, tak ada lagi waktu membolos dan ia tak bisa lagi mendengar gombalan yang Bule lontarkan untuknya. Mutiara selaku Kakak kandung Galang sangat ingin sekali pulang ke Indonesia untuk bertemu adiknya, tapi acara di luar negeri itu sama sekali tak bisa ditinggalkan.

Alhasil program GPR ditunda sampai semuanya sudah kembali normal, tak sedikit para reporter yang datang kesekolah untuk bertanya tentang ledakan itu, tapi pihak sekolah tak membuka suara karena kasus ini masih belum jelas asal muasalnya. Anya sangat ingin pergi ke tempat kejadian tapi tempat tersebut dipasang garis polisi, tidak boleh ada yang kesitu. Bahkan dijaga ketat oleh para polisi. Semua orang bertanya-tanya siapa yang bersalah, Galang atau Bule? ini sangat konspirasi bagi mereka, tapi tidak untuk Anya. Dia yakin kedua laki-laki tersebut tidak bodoh melakukan hal semacam itu.

Di sekolah pikiran Anya dipenuhi oleh Galang, Sifa bilang anak itu telah sadar tadi subuh. Sedangkan Bule baru selesai operasi tadi pagi, kalian mungkin tidak akan bisa membayangkan separah apa tubuh Bule sekarang, hampir sekujur tubuhnya di penuhi oleh perban, mungkin Bule seperti mumi? tidak, ini bukan waktu yang pas untuk bercanda. Intania bahkan beberapa jam menangis melihat cucunya yang dulu selalu terlihat kuat, tapi sekarang tubuhnya dipenuhi oleh alat-alat medis.

Kale Epot dan Jawa sudah melihat kondisi Bule, mereka bertiga menahan tangisannya karena tak mau terlihat lemah di depan Intania dan Bule sendiri. Jelas kondisi Bule berpengaruh besar bagi mereka bertiga, di sekolah mereka tampak terlihat murung dan tidak bersemangat, bahkan Epot sudah menyarankan untuk bolos. Yang lebih parah Jawa, ia memikirkan Galang dan juga Bule secara bersamaan.

"Jam ketiga cabut, ayok nggak?" tanya Epot saat ketiganya masuk di jam pertama.

"Bio ulangan," balas Kale.

"Iya, lagian jam segini anak sekolah nggak diijinkan masuk pasti," imbuh Jawa. Epot menghela nafas pasrah, ia akan menunggu bel pulang dengan rasa yang campur aduk.

Kalau bisa memutar waktu Anya ingin segera mempercepat sampai bel pulang berbunyi, ia sekhawatir itu pada Galang. Apa lagi ini, Abigel terus saja membahas siapa peluknya. "Anya nggak yakin mereka berdua," ucap Anya.

"Hampir dua tahun lebih gue baru tahu di sekolah ada tempat surga, isinya bikin gue bergidig ngeri, masa iya ada pengaman buat-"

"Abigel nggak mikirin Galangnya gitu? atau Bule?" Tanya Anya kesal. Abigel menggeleng dengan polosnya.

"Kan mereka udah dipikirin sama lo, masa iya nggak cukup?" Anya menghela nafas mendengar jawaban Abigel.

Drttt....

Ponsel Anya berdering ia membaca pesan dari Kale.

Pater pan💚:
Pulang sekolah gue jemput, kita ke RS.

Anya tersenyum lebar membacanya. Dimohon jangan salah fokus pada nama kontak yang Anya berikan untuk Kale, karena sejujurnya Anya masih ada rasa pada Kale.

Sekarang tak hanya Kale yang labil, tapi juga Anya. Yang selalu Anya yakini dalam hatinya adalah semua orang pasti pernah ada di posisi seperti dirinya, mencintai dua orang dalam waktu yang bersamaan. Bisa dibilang maruk, tapi ini kenyataannya. Ia sendiri bingung mengapa harus dirinya dihadapkan dengan dua pilihan yang sulit untuk diputuskan. Lambat laun mungkin waktu akan membantu Anya menjawabnya.

KALE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang