30.Tumbuh

426 31 7
                                    

Ayo semangat, besok rebahan lagi.

                             *******

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

                             *******

Setelah semakin larut malam, anak-anak itu semua memutuskan untuk pulang. Saat sudah sampai Kale disuruh makan malam di situpun masih ada Gladis.

Kale ikut makan berhadapan dengan Gladis yang terlihat sangat senang. "Yah, si Kale emang ketua eskul?" tanya Gladis pada Febrianto.

"Kepo lo." Jawab Kale.

Risa terkekeh kecil. "Tau ya, paling cuma ngaku-ngaku aja." Balas Febrianto mengejek putranya.

Mendengar jawaban Febrianto Gladis sontak tertawa puas. "Hahaha, bagus yah."

"Musyrik banget percaya sama Ayah." Tandas Kale.

Anya datang membawa makanan siap saji, Gladis memandang pada Anya, sedari sore ia sungguh penasaran dengan gadis itu.

Kale langsung mengambil minum dan bertanya pada Gladis. "Pulang sama siapa nanti?"

"Ah-iya?" tanya ulang Gladis yang kurang fokus.

"Balik sama gue aja, udah malem." Jawab Kale, Anya langsung menoleh sekejap pada Kale.

"Ekhemmm." Itu suara Febrianto yang berpura-pura batuk. "Dianterin Ayah, kamu istirahat aja kan baru pulang."

Perasaan Anya jadi berkecamuk, Risa membantu Anya menuangkan minum. "Makasih, nya." Kata Risa saat semua gelas telah teris penuh.

Anya berbalik badan dan meninggalkan meja makan, mata Gladis tak henti-hentinya memandang Anya. "Nanti Papiku kesini kok om." Jawab Gladis.

Febrianto mengangguk-ngangguk. "Oh aman dong, kapan?"

Gladis tersenyum pada Kale yang memperhatikannya tak senang akibat tawarannya ditolak. "Lima belas menit lagi." Jawabnya.

"Eh itu mah bentar lagi, ayo makannya dihabisin." Ujar Risa.

Saat sudah di dapur Anya terdiam, memikirkan apa Kale sudah move-on darinya?

"Nggak!" ucap Anya membuang pikiran buruknya.

Setelah makan malam selesai dan Gladis sudah pulang Kale pergi ke dapur menemui Bi Isma yang sedang memasak makanan untuk dirinya dan Anya yang tengah belajar di kamarnya.

"Lagi sibuk ya, Bi?" tanya Kale sopan.

"Eh, nggak den. Mau dibuatin apa?" tanya balik Bi Isma.

"Jus mangga, nanti tolong dianterinnya sama Anya aja bi." Jawab Kale. Bi Isma mengangguk sebagai balasan.

"Makasih." Ucap Kale lalu berjalan menuju kamarnya. Ia juga tak mau kalah dari Anya, ia mengambil laptop dan buku miliknya lalu mulai melakukan pembelajaaran.

KALE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang