Prolog

910 93 90
                                    


Haii! Sebelumnya terima kasih buat kamu yang udah mampir ke cerita saya😭 Siapa pun kamu mohon dukungannya dengan ikuti cerita ini sampai end ya❤

Satu lagi. Peraturan membaca cerita ini adalah jangan terburu-buru oke? Biar ngerti sama alurnya.


"Lo tuh ya, selalu aja cari masalah sama gue, mau lo apa?!" gertaknya dengan tidak santai.

Valentina Anastasya Aquino namanya. Valen itu kasar, urakan, dan berandalan. Begitulah siswa-siswi SMA Rajawali mengenalinya.

Memiliki netra tajam adalah ciri khas seorang Valentina Anastasya Aquino. Orang-orang beranggapan bahwa tatapan Valen seperti orang yang ingin mengajak bertengkar. Datar dan ketus. Tidak pernah mereka mendapati Valen tersenyum barang satu kali.

Valen bukan gadis lemah lembut. Valen itu kasar dan kadang seperti orang yang tidak memiliki sopan santun. Tidak! Dia bukan ketua geng ataupun siswi famous, tapi siapapun yang melihatnya akan beranggapan bahwa Valen adalah definisi bad girl yang sebenarnya.

Gadis itu bahkan nyaris beberapa kali terlibat perkelahian antarsiswa. Sikapnya yang seperti itu membuat para siswa-siswi tidak ada yang mau berteman dengannya. Juga, sebisa mungkin tidak terlibat urusan dengan Valen.

Pasalnya, setiap gadis itu mulai berulah, tidak pernah ia mendapat hukuman yang benar-benar membuatnya jera. Paling cuma membersihkan toilet atau berdiri di lapangan.

Sekarang gadis itu sedang beradu mulut dengan musuh bebuyutannya, Varel Gabriel Maheswari. Selain menjadi musuh karena urusan keluarga yang entah apa itu, ia juga menjadi musuh dalam bidang pelajaran.

Keduanya saling bersaing. Tidak juga, Varel tidak pernah mau bersaing. Ia hanya melakukan yang bisa dilakukan. Dengan kata lain, Valen yang terlalu berambisi untuk mengalahkannya di bidang apapun.

Tapi bukan berarti membuat Varel mengalah dari gadis itu. Justru ia semakin melakukan sesuatu yang membuat Valen kesulitan dalam melangkah. Apapun caranya.

Galak, itulah julukan yang diberikan siswa-siswi SMA Rajawali pada Varel. Otaknya memang encer mengenai pelajaran, namun kosong dan keras dalam segi sosial.

Tadi saat Valen berjalan di koridor, Varel sengaja menyodorkan kakinya ke arah Valen sehingga membuat gadis itu terjatuh dikarenakan sedang terburu-buru. Lagi, tidak menyadari keberadaan Varel.

Menatap Valen sengit, cowok itu membalas dengan seringaiannya. "Lo tau sendiri, kan, alasannya? Ngalahin dan nyusahin lo, termasuk keluarga lo. That's my principle."

Valen terusik. Ia maju satu langkah mendekati Varel. Tingginya yang beda tipis dengan cowok itu memudahkannya untuk membalas tatapan sinis cowok itu.

Sebelumnya Valen menyemburkan smirk-nya seolah berkata bahwa ia menantang ucapan Varel.

"Melawan dan pantang mundur itu prinsip gue."

"Lo pikir gue takut? Cowok kaya lo sama sekali bukan tandingan gue." Gadis itu tertawa. Lebih tepatnya terdengar seperti ejekan.

Merasa harga dirinya telah diinjak-injak, Varel balik membalas dengan muka yang memerah. "Jadi lo ngeremehin gue?"

Varel itu orangnya emosian sementara Valen suka mancing-mancing!

Mendadak atmosfer semakin menegang. Tanpa sadar mengundang perhatian siswa-siswi SMA Rajawali.

"Iya, gue ngeremehin lo! Kenapa? Nggak suka? Takut?"

Ucapan Valen terdengar sangat menantang sehingga membuat darah Varel mendidih, rahangnya mengeras, sampai buku-buku tangannya pun memutih. Cowok itu marah. Sangat marah.

Varel mengangkat tangannya, namun terhenti di udara saat seseorang menahan pergerakannya.

Jadi maksudnya ia akan menampar Valen jika tidak ada yang menghentikannya? Oh, shit!

Netra Varel beralih pada netra biru cowok di depannya. Cowok dengan seragam abu-abu dibalut hoodie army.
Tubuh tegap dan atletis berdiri
membelakangi Valen hingga bisa melihat punggung lebar cowok itu.

Si cowok hoodie army menahan pergelangan Varel membuat sang empu menepis kasar karena emosinya belum reda.

"Rel, Rel, udah bro, lo nggak seharusnya main kasar gini, apalagi sama cewek," lerai si cowok hoodie.

Varel menatap lurus ke arah Valen tanpa menghiraukan si cowok hoodie. Tatapannya masih sama. Sengit. "Tapi, mulut dia harus diberi pelajaran," ujar Varel.

Si hoodie army tampak mendengus. "Gue tau tapi, dia cewek bro. Apa dengan melawan cewek bisa bikin lo tambah jago?" katanya. "Nggak, kan?"

Perkataan cowok itu sukses membuat Varel tertohok.

Kilatan amarah perlahan mereda. Varel menghela napas kasar. Tapi, matanya masih tertuju pada Valen di depannya yang masih geming.

Sesaat sebelum beranjak, Varel berujar, "Kali ini lo lolos. Jangan sekali-kali nantang gue," katanya penuh penekanan.

Valen maju satu langkah mendekati Varel. "Gue nggak takut dan nggak bakal peduli," balas Valen.

Memang harus seperti itu. Selain untuk membela diri, hal itu juga menunjukkan bahwa Valen bukanlah gadis lemah yang pantas diremehkan.

Varel ingin membalas lagi sesaat sebelum si cowok hoodie menariknya pergi dari tempat itu.

Tentunya pertengkaran keduanya mengundang perhatian siswa-siswi SMA Rajawali. Sedari tadi mereka menatap tegang keduanya. Tapi, ada juga dari mereka yang sangat excited menonton pertengkaran keduanya seolah film layar lebar.

"Apa lo semua hah liat-liat? Mau berantem juga? Bubar sana!" usir Valen pada siswa-siswi SMA Rajawali yang masih tak berkutik.

Yang tadinya berbentuk pola lingkaran seperti semut sedang menemukan makanan, sekarang mereka berhamburan pergi dari tempat itu.

Sekeras apa pun usaha lo buat hancurin keluarga gue, lo nggak akan berhasil. Batin gadis itu. Tak lupa melemparkan seulas smirk-nya.

***

TBC

HALOO!!! Gimana prolognya??? hehehe deg degan sumpah.

Maklumin ya kalo typo bertebaran soalnya ini cerita pertama aku.

Vote itu gratis kok! hehe terimakasihhh!!

See you next chapter❤❤❤❤❤

VARELLE √ (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang