Eight

1K 177 16
                                    

Happy Reading^^




















...

Kyungsoo menatap buku bacaannya kosong. Kini dia sedang berada di perpustakaan, niatan untuk mengembalikan nilainya bukanlah main-main, tapi dia tidak bisa fokus karena segala pikiran yang memenuhi kepalanya. Tadi pagi dia baru saja mendapatkan telepon dari rumah sakit bahwa kakaknya tidak henti-hentinya menangis menginginkan bertemu dengan sang ibu, jikapun berhenti menangis wanita dewasa itu akan banyak melamun dengan tatapan kosong.

Kyungsoo langsung membicarakannya dengan sang ibu, tapi kebetulan ibunya itu sudah rapi akan mengunjungi suaminya, Kyungsoo muak, Kyungsoo marah. Mereka berdua akhirnya beradu mulut lagi entah yang kesekian kalinya, dan bedanya mungkin dari pertengkaran hari ini Kyungsoo mendapatkan tamparan keras di pipi kirinya. Kyungsoo masih merasa terkejut, selama pertengkaran yang sudah berjalan lama, ibunya tidak pernah sekalipun bermain tangan padanya, tapi kali ini dia ditampar, Kyungsoo merasakan hatinya sangat sakit, sakit sekali.

Kyungsoo merasakan matanya buram, sedetik kemudian air mata jatuh mengenai buku. Kyungsoo tidak bisa menahannya, dia geser buku ke samping dan menenggelamkan wajahnya di lipatan tangan.

Menangis dalam diam.

Menangisi betapa berantakannya hubungan keluarganya.

Dimulai dari kejadian itu yang disebabkan ayahnya. Kyungsoo tidak tau kenapa ibunya sangat mencintai pria tua itu, sudah jelas-jelas pria tua itu sudah sangat sering menyakitinya. Dari perselingkuhannya, diantar pulang oleh wanita malam-malam dengan keadaan mabuk, melakukan kekerasan pada ibunya. Kyungsoo sering melihat ibunya dipukuli, dia juga tidak jarang mendapatkan bentakan dan kata-kata yang tidak mengenakkan hati dari pria tua itu, walaupun memang pria tua itu tidak pernah bermain tangan padanya dan kakaknya selain pada ibunya, entah apa sebabnya pria tua itu terlihat membenci ibunya.

...

Jongin mengernyit ketika melihat perempuan yang dikenalnya sedang dalam posisi seperti sedang tidur. Dia urungkan mengambil buku dan berjalan menghampiri Kyungsoo. Jongin masih diam menatap Kyungsoo. Dia lirik buku yang terbuka di samping Kyungsoo dan mengambilnya, melihat tetesan basah di buku itu. Jongin letakkan kembali buku dan duduk di sebelah Kyungsoo, tanpa babibu Jongin rengkuh tubuh Kyungsoo memeluknya.

Kyungsoo sedikit terperanjat.

"Aku sudah katakan, kalau kau menangis datanglah padaku" ucap Jongin lembut.

Kyungsoo urungkan protes ketika mendengar suara lelaki yang memeluknya, Kim Jongin, kakak kelasnya, lelaki yang sudah ia anggap sebagai sandarannya. Seraya Kyungsoo mengalungkan kedua tangan di pinggang Jongin dan membalas pelukan. Masih menangis dengan bahu bergetar dengan Jongin yang sesekali mengelusnya.

"Menangislah, Kyungsoo. Jangan merasa sendiri. Aku ada di sampingmu" Jongin terdiam sebentar. "Hah~~ betapa malangnya hidupmu. Aku tidak mau kau terpuruk ataupun bersedih, itu akan membuat hatiku sakit"

"Sunbae" ucap Kyungsoo teredam.

"Hm?" menunduk.

Kyungsoo perlahan mengangkat wajahnya menatap Jongin dengan mata basahnya.

"Apakah yang Sunbae katakan saat di belakang sekolah itu serius?"

Yes. It's Me! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang