Sabtu, 07 Agustus 2020
09.09
VOTE DULU BARU BACA!
Maaf typo....
Happy reading....
_________________________________________
SEKOLAH dibubarkan lebih cepat karena kejadian penangkapan Udin. Banyak siswa-siswi yang senang, namun banyak pula siswa-siswi yang bertanya-tanya tentang kejadian hari ini.
"Bunda sama Abang bakal ke kantor polisi. Kita berdua disuruh buat pulang duluan aja," kata Selly.
Yuda menganggukan kepalanya. Tangisannya belum berhenti sedari tadi. Pria manis itu menyandarkan punggungnya pada jok mobil, menutup matanya berusaha untuk menghentikan tangisannya.
Mobil dikendarai oleh Selly. Bunda dan Rizal akan pergi ke kantor polisi bersama kepala sekolah dan Pak Alan. Tak lupa Bunda mengabari Ayah, memintanya untuk datang kekantor polisi.
Sebenarnya pagi tadi keluarga Yuda akan pergi ke kantor polisi untuk melaporkan kejadian ini. Namun sayangnya si kepala keluarga memiliki jadwal meeting penting. Bunda sempat memarahi Ayah karena pria itu lebih mementingkan pekerjaan dari pada keselamatan anaknnya sendiri. Namun hal itu tidak bisa dihentikan karena sebelum Bunda selesai memarahi Ayah habis-habisan, pria itu malah langsung pergi begitu saja. Egois memang?
***
"Pak, Udin tidak mungkin melakukan hal seperti itu," kata Ibunya Udin. Wanita itu terus menerus memohon pada Nathan dan pihak polisi agar membebaskan Udin.
Nathan tak bergeming. Tak peduli sama sekali.
"Mari kita dengar pengakuan dari tersangka terlebih dahulu," kata salah satu polisi.
Udin menatap Ibunya dengan sedu. "Saya memang melakukannya, Pak," aku Udin.
Perasaan menyesal menjalar. Hati Udin merasa sakit kala melihat Ibunya yang kembali menangis tanpa suara. Hal yang paling tidak diinginkan Udin terjadi. Mengecewakan Ibunya, membuat wanita yang paling disayanginya didunia ini menangis.
Dari informasi yang Nathan dapat. Udin melakukan hal tersebut karena desakan dari Fairuz.
Memang begitu cara kerjanya. Meminta atau menerima bantuan dari orang lain harus ada yang namanya timbal balik. Balas budi. Bukan Udin yang meminta, namun Fairuz lah yang dengan suka rela memberi. Jika saja Udin tahu akhirnya akan seperti ini. Udin tidak akan pernah menerima bantuan dari Fairuz. Udin benar-benar menyesal sekarang. Fairuz memang manusia licik, sudah didalam sel tahanan pun masih ingin terus menerus membalas dendam pada Yuda.
"Ibu gak pernah mengajarkan kamu hal seperti ini. Kenapa kamu lakuin hal semacam itu, Din?" tanya Ibunya sambil terus terisak.
"Udin negalkuin itu karena gak bisa biarin Ibu terus-terusan kerja sampai larut malam. Yang harusnya bekerja itu Bapak, bukannya Ibu!" jawab Udin sambil terisak.
Keluarga Udin memang masih utuh. Belum ada yang pergi untuk selama-lamanya. Dulu Bapak Udin mempunyai perusahaan sendiri, menjadi seorang bos mie ayam. Namun karena persaingan dagang, membuat usaha yang dibangun oleh Bapak Udin bangkrut ketika Udin menginjak pendidikan dibangku kelas 2 SMA.
Semangat Bapak Udin masih belum redup kala itu. Ia pun kembali berjualan meski tanpa karyawan. Tetapi Tuhan berkehendak lain, dagangan Bapak Udin tak kunjung laku. Bukannya untung malah buntung. Tak cukup sampai disitu, Bapak Udin pun mencoba melamar pekerjaan lain. Mungkin belum rezekinya, Bapak Udin selalu saja ditolak setiap kali melamar pekerjaan. Semangat itu pun padam. Tergantikan oleh rasa malas yang berkelanjutan. Pekerjaan yang dilakukanpun hanya bermalas-malasan diatas kasur sambil bermain game online di handphone.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐞𝐱𝐲 𝐁𝐨𝐲 𝟐 | 𝐒𝐞𝐪𝐮𝐞𝐥 𝐒𝐞𝐱𝐲 𝐁𝐨𝐲 [𝐒𝐄𝐋𝐄𝐒𝐀𝐈]
Romance𝐃𝐎𝐍'𝐓 𝐂𝐎𝐏𝐘 𝐌𝐘 𝐒𝐓𝐎𝐑𝐘! 𝐍𝐎𝐓𝐄𝐒: 𝐒𝐄𝐁𝐄𝐋𝐔𝐌 𝐁𝐀𝐂𝐀 𝐂𝐄𝐑𝐈𝐓𝐀 𝐈𝐍𝐈. 𝐒𝐄𝐁𝐀𝐈𝐊𝐍𝐘𝐀 𝐁𝐀𝐂𝐀 𝐂𝐄𝐑𝐈𝐓𝐀 𝐒𝐄𝐗𝐘 𝐁𝐎𝐘 𝐘𝐀𝐍𝐆 𝐏𝐄𝐑𝐓𝐀𝐌𝐀 𝐓𝐄𝐑𝐋𝐄𝐁𝐈𝐇 𝐃𝐀𝐇𝐔𝐋𝐔 𝐀𝐆𝐀𝐑 𝐊𝐀𝐋𝐈𝐀𝐍 𝐏𝐀𝐇𝐀𝐌. Te...