Lena Wade Ng terganggu dengan kesejukan dari penghawa dingin di biliknya. Wade Ng bangun menyandar di kepala katil, dicapai remote aircond di sisinya lalu di rendahkan suhunya. Phone disisinya juga disentuh, 4.42 pagi. Alycia yang sedang di ulit mimpi disebelahnya di renung dengan penuh kasih sayang sebelum membetulkan selimut isterinya. Rambut Alycia juga diusapnya lembut. Wajah sayu Alycia mengingatkan Wade Ng kembali akan kejadian petang semalam di pejabat Alycia semasa dia ingin menemui isterinya. Tangisan maaf dari Alycia masih terniang di pendengarannya. Tidak henti bibir mungil ini mengucapkan maaf kerana masih tidak berani berterus terang kepada Adrien hingga menimbulkan pergaduhan kecil antaranya dan Adrien. Wade Ng mengeluh kecil sebelum berbaring semula di sisi Alycia. Ditariknya Alycia perlahan ke dalam pelukan. Pinggang Alycia dipeluknya lembut.
"I'm sorry. This happened because of me". tutur Wade Ng sendirian, perlahan. Hatinya dilanda kembali rasa bersalah. Tidak sanggup lagi dia melihat isterinya mengalirkan airmata kerana kesilapan dari dirinya.
"It's okay". balas Alycia lembut seakan berbisik.
Wade Ng yang terkejut, mengangkat muka. Alycia menoleh tersenyum manja sebelum memusing mengadap Wade Ng. "Don't blame yourself". sambung Alycia lagi, mendongakkan kepalanya sedikit.
"But still, you get hurt because of me".
Alycia menggeleng menandakan tidak.
"It's fine. I already decide, i'll meet Adrien tomorrow and explain about my feeling. I'm sure he will understand".
"No need to push yourself".
"It's decided".
Wade Ng tersenyum seraya mengucup lembut dahi isterinya penuh kasih. Alycia memejam matanya rapat lalu memeluk erat suaminya. Kesalnya dia meninggalkan Wade Ng tanpa bicara tika dulu. Alycia tersenyum sendiri.
"I love you". bisik Wade Ng lembut.
"Me too".🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
Pagi itu, atas kebenaran Wade Ng. Alycia tiba lebih awal dari biasa. Laju kakinya melangkah memasuki Morris Book mencari Adrien. Dilihat Adrien sendirian berada di pantri membancuh air minuman. Alycia menyimpan briefcase dan handbagnya dipejabat sebelum melangkah menuju ke pantri menemui Adrien. Adrien yang tidak sedar akan kedatangan Alycia sedikit terkejut melihat Alycia berdiri tidak jauh darinya. Hatinya terjentik melihat kecantikan Alycia yang mengenakan dress biru laut. Cepat dia larikan pandangannya agar tidak di ketahui Alycia.
"Hye.. Ad, mm morning". tegur Alycia sedikit resah. Jantungnya mengepam laju.
"Hye, morning". balas Adrien sambil tersenyum seolah tiada apa. "Early?" sambung Adrien lagi bertanya sambil mengacau mocha panasnya. Hatinya masih terluka dengan kata kata Alycia petang semalam namun dikawalnya juga agar tidak diketahui Alycia.
"Yaa". jawab Alycia ringkas. Alycia menggigit hujung bibirnya. Adrien yang tidak memandangnya hanya mengangguk dan tersenyum.
"Then, aku pergi dulu. Ada kerja lagi nak buat". jawab Adrien pula seraya mengangkat cawannya dan ingin berlalu pergi.
"Ad, i need to talk". sampuk Alycia laju, menyentuh sedikit lengan Adrien. Langkah Adrien terhenti, matanya menoleh memandang Alycia.Adrien dan Alycia memilih rooftop Morris Book untuk berbincang, memandangkan hanya mereka berdua sahaja di sini. Adrien berdiri menyeluk saku sambil menghadap jalan dan bangunan tinggi didepannya seraya menikmati angin pagi. Alycia yang turut mengambil tempat disebelah, berdiri membiarkan rambutnya di buai angin.
"Sejuk cuaca". Adrien mula bicara. Cuaca berangin seakan membantu menyejukkan akan hatinya yang kecewa semalam. Alycia tersenyum. Wajahnya turut memandang ke depan melihat kenderaan lalu lintas di bawah.
"I'm sorry for what i said yesterday". tutur Alycia lembut. Adrien berdiam diri. "I should not.."
"No need to say sorry, it's not your fault. It's my fault cause i ask you with a stupid question..". potong Adrien sambil menoleh Alycia disisi lalu memandang kedepan semula
"No.. actually you are right. I am changed". celah Alycia memotong kata kata Adrien pula, mengaku akan perubahan dirinya. Adrien mengangkat muka menoleh, memandang Alycia kembali. "I'm sorry. Something happen when you're not around and i can't keep this guilty feeling any longer for not telling you". sambung Alycia lagi dengan lembut.
"Something? What do you mean?".
"I in love.. with someone".
Adrien terpana. Terkejut bukan kepalang hingga kakinya terasa tidak berpijak di dunia nyata. Adrien berpaut pada palang didepannya. Bagai dihempap batu, hati Adrien berkecai menjadi serpihan kecil.
"Wow.. wh..at a.." Adrien tergagap, tidak dapat dia meneruskan percakapannya. Terkebil kebil matanya memandang wajah Alycia. Ditenung anak mata Alycia mencari kepastian.
"I know you must be shock but i don't want to hide it anymore and i wanted you to know cause you're my best friend, Ad". jelas Alycia penuh jujur, membalas renungan Adrien. Dia tahu Adrien kecewa namun dia juga sudah tidak mahu untuk berdolak dalik lagi dengan perasaan sendiri dan dia tidak mahu hati yang paling dia sayang terluka.
"Fr..iend.. yaa of co..urse we're frie..nd". Adrien mengalih pandangannya ke arah lain seraya menelan air liur. Kata katanya seolah tersangkut dikerongkongnya. Pedih! Friend haa? Adrien tersenyum sinis. Alycia yang selalu dengan 'line' friendnya kini mencintai seseorang. Siapa?
"Ad?". tegur Alycia pabila Adrien berdiam diri.
Adrien memejam matanya kejap. Dadanya mulai sebak. Matanya yang turut bergenang, ditahan. Adrien melepas nafas panjang sebelum mengukir senyuman.
"You should have told me earlier. That a good news, babe!". balas Adrien menepuk lembut bahu Alycia berpura teruja. Terpaksa! Bibirnya tersenyum manis.
"Sorry, i have no intend to treat you like that. I'm just afraid.. that you don't want to be my friend.. anymore". luah Alycia sedikit bergetar dihujung nadanya.
"Hey pretty, listen. There is NO in my dictionary that i'll not be your friend just because you already have someone you loved. You're always the best ever best friend for me and it will not change". jelas Adrien, memegang lembut kedua belah pipi Alycia. Menatap dalam anak mata Alycia.
"Sorry". ucap Alycia lembut. Hatinya terusik dengan kata kata Adrien. Jujur dia katakan, Adrien lelaki yang baik tapi tidak untuk dirinya yang bukanlah terbaik untuk berada di sisi Adrien.
"Haaa, finally someone can take care of you. I'm free". usik Adrien sambil menjeling Alycia. Alycia mencebik. Adrien ketawa kecil. "Who is it?". sambung Adrien menyoal ingin tahu sambil terangkat angkat keningnya.
"It still a secret. I'll let you know when the time come". balas Alycia malu malu. Adrien tersenyum menghormati jawapan Alycia. Walaupun jiwanya tatkala ini memberontak ingin tahu siapa yang telah mencuri hati Alycia.
"Make sure i'm the first".
"Of course". balas Alycia mengangguk dengan senyuman. Begitu juga Adrien.
"I think we need to go now. It's time to work". tegur Adrien sambil mengerling jam di tangannya.
"Go first, i still want to stay here".
"Okay, don't be late". pesan Adrien mengenyit mata sebelum menoleh dan berlalu meninggalkan Alycia. Airmata lelakinya yang ditahan akhirnya berjurai bersama langkah kakinya! You never know how much you mean to me, Alycia Min' raung hati kecil Adrien. Langkahnya sedikit tergelincir tatkala laju menuruni anak tangga. Adrien sempat berpaut sebelum terduduk bersama tangisannya. Nama Alycia meniti dibibirnya berulang kali. Perasaannya sungguh terluka!Alycia memandang sepi kelibat Adrien sehingga hilang dari pandangan matanya. Wajahnya dipandang ke depan semula sebelum mendongak sedikit ke langit. Sesaat itu, airmatanya juga turut mengalir perlahan membasahi pipinya. Kejujuran yang dia luahkan terasa menyakitinya kembali. Maafkan aku, Ad'.
🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺
"Sir, time to go". tegur Bard pabila melihat tuannya hanya berdiri menyeluk saku, bermenung dan berdiam diri. Wade Ng mengangguk sebelum jam ditangannya dikerling sekilas, 8.30 malam. Pasti Alycia telah pun berada dirumah menantinya. "Are you okay, sir?" sambung Bard lagi. Dilihat Wade Ng hanya berdiam seribu bahasa.
"I'm planning to reveal everything, Bard". jawab Wade Ng dengan keluh seraya menoleh, memandang Bard. Mata redupnya direnung Bard yang tidak terkejut kerana dapat mengagak apa yang dimaksudkan olehnya.
"When sir?"
"Morris' Anniversary".
"You mean at Ng Residence, sir?". soal Bard sedikit terkejut. Anniversary? Anggapannya meleset seraya menutup pintu dan melangkah ke arah Wade Ng. Wade Ng mengangguk dan tersenyum penuh makna sebelum memandang semula ke luar cermin, mendongak melihat langit malam.
"It's time to end, Bard".
YOU ARE READING
Found You 🤍
RomancePertolongan yang di hulurkan pada malam itu berakhir dengan tragedi yang telah mengubah nasibnya sendiri. Tangisan dan rintihannya juga tidak dapat memutar kembali keadaan yang telah berlaku. Dia hanya berserah dan menyerah. Siapalah dia untuk melaw...