"Ad", Karen bersuara perlahan. Adrien didepan mereka tidak lagi terurus. Wajah sayu Adrien kelihatan teramat kusut dengan rambut yang tidak berapa kemas. Alycia menelan airliur, bibirnya seolah terkunci dari berkata. Hatinya mengeluh sedih, pedih melihat Adrien ketika ini. Adrien yang masih diam membisu mengangkat muka memandang Alycia.
"Ad..",
"Can you treat me your 15minutes for me?".
"Sure.. yes, let's coming to my office". ajak Alycia ingin melangkah semula ke pejabatnya.
"Just here!.. here.."
Alycia menoleh kembali.
"Yes.." balas Alycia kekok.
Adrien diam membisu. Alycia terkebil menunggu.
"Congrats on your marriage". ucap Adrien.
"Ad.. le.."
"Please, let me speak".
Alycia terdiam. Jari jemarinya menggigil. Hatinya terasa ingin menjerit.Wade Ng yang melangkah keluar dari perut liff ingin mencari isterinya juga terhenti tatkala melihat Adrien dan isterinya didepan. Matanya merenung wajah sayup Alycia yang menatap Adrien sebelum beralih memandang Bard yang perasan akan kehadirannya. Bard mengerdipkan matanya sebagai tanda mengatakan tiada apa apa. Wade Ng mengangguk faham lalu berpeluk tubuh memerhati isterinya dan Adrien.
"We've been friends for years and i thought we already trusted each other". luah Adrien tersengih sinis.
"Ad.."
Adrien meletakkan jari telunjuknya ke bibir mengarah Alycia untuk senyap.
"You can tell me when you have a chance. But you choose to keep lying. Why? Why?" luah Adrien sedikit serak sebelum berdiam seketika. Matanya yang mula bergenang menatap wajah Alycia. "When.. when you tell me.. you are in love. Im feel happy for you even though i was hurt.. But by saying you are in love.. it actually means you are married. You are married, Aly". sambung Adrien lagi mengambil nafas menahan airmatanya dari gugur.
"Im.. im was wrong". Alycia bersuara. Menunduk. Airmata yang ditahannya juga tumpah terlebih dahulu.
"No! No! Its not your fault. It's my fault for letting my feeling fall in love to you". jujur Adrien, tertunduk. Airmata lelakinya turut menitik. Alycia terdiam lagi. Bibirnya terkunci sekali lagi. Karen dan Jun serta yang lain, yang hanya mendengar turut terkejut. "Yes, i.. love you more than friends.." luah Adrien dalam tangis. "But.. but i keep this feeling cause i don't want to be hated and left by you". sambung Adrien serak dihujungnya lalu mengangkat muka kembali memandang Alycia. Airmatanya turun mengalir laju. Alycia menekup mulutnya, menahan dirinya dari meraung. Pengakuan Adrien meluluhkan hatinya. Ya, luluh kerana teman baiknya terluka kerananya."I.. Im sorry, Ad.. Im sorry.. I..m so..rry.." Ulang Alycia dalam tangisan. Yang ditahan akhirnya terlepas. Alycia merintih meminta maaf. Hatinya pedih teramat begitu juga Adrien. Karen dan Jun yang hanya melihat dan mendengar juga turut mengalir airmata. Sedih!
"Ima wa nakanaide". arah Adrien yang tidak tahan melihat wajah tangis Alycia sebelum memaling mukanya. Alycia yang terkejut mengangkat muka memandang Adrien yang bercakap didalam dialek jepun tanpa memandang wajahnya. Begitu juga Karen, Jun dan Wade Ng serta yang lain.
"Namida.. ga tomaranai.." balas Alycia tersedu.
Adrien memejam matanya kejap, tidak sanggup mendengar tangisan Alycia.
"Nande? Nande..?! Nande Alycia? Nande?!" ulang Adrien geram. Wajah diraup berkali. Tidak dia peduli akan sesiapa yang melihat keadaan dirinya tika niy. Alycia terkedu mendengar nada Adrien sebelum melangkah setapak ke depan. "Sonna ni nagai aida no tomodachi nanoni!" marah Adrien geram bersama deraian airmata. "Soretemo, watashi wa shiteru kenri mo nai hito to omotta?!" sambung Adrien lagi. Alycia menggeleng berkali. Menindakkan kata kata Adrien. Tangisan Adrien juga kedengaran kuat.
"Gomenne.. gomenne.." luah Alycia. Kakinya melangkah perlahan menapak ke Adrien. Tidak tergambar perasaan bersalahnya terhadap temannya itu selain menutur kata maaf.
"Koko ni konaide!" halang Adrien tegas. Langkah Alycia terhenti. Adrien meraup wajahnya seraya mengelap airmatanya. "I'm sorry, i take your time more than 15 minutes. I have nothing more to say. Thank for listening". sambung Adrien lagi seraya ingin pergi namun terhenti pabila Alycia bersuara.
"I admit i was wrong, lying to you, hurting you and your feelings. I don't have the strength to face it. Just like you who are afraid of being hated, so am i. But trust me Adrien, this heart will not erase you. Now and forever you're always be my friend". luah Alycia jujur seraya mengesat airmatanya yang telah kering menggunakan telapak tangannya lalu melangkah berdiri di depan Adrien. Wajah ikhlas Alycia, ditatap Adrien. Wajah sayu yang di rinduinya setiap masa. Wajah yang sentiasa mengukir senyuman menghiburkan hatinya. Adrien memejam matanya kejap, mengambil nafas sebelum menghembusnya. Sakit untuk dia telan dan sukar untuk di terima namun niylah kenyataan yang tidak boleh dia ubah. Alycia Min tidak dapat di miliki.
"Thank you, Alycia". ucap Adrien perlahan.
"Ad?".
"But i still need a time".
Alycia terdiam, kecewa.
"And before you go, i have 1 thing that i wanted to do". sambung Adrien. Alycia memandangnya, tidak memahami. "Even though i know the answer but i wanted to try it. At least i can feel relieved". tutur Adrien lagi memandang Alycia sebelum melutut di hadapan Alycia.Karen dan Jun tercengang bukan kepalang.
"Did you think what i think?" soal Jun tidak percaya.
"Yes". Karen mengangguk terkedu. Jun menekup mulutnya, tidak percaya! Ad Propose!"Ad, this?". Jantung Alycia berdetak laju.
"Insane right? I know".
"Ad". tegur Alycia saat melihat Adrien mengeluarkan sekotak cincin berwarna silver dari poketnya.
"I buy this ring when i'm at beijing cause i wanted to propose you", luah Adrien tersenyum kejap. "But now i know it can't happen but.. still i wanted to do even i already know the answer". sambung Adrien lagi. Airmata kering Alycia tumpah sekali lagi.
"Ad".
Adrien mengambil nafas sebelum mendongak menatap Alycia. Airmatanya juga turut mengalir perlahan.
"Kekkon shite kuremasu ka?".
Alycia terduduk di hadapan Adrien, menekup mulut lalu menangis kuat.
"Im sorry, Ad. Im sorry". sekali lagi tutur maaf di ungkap Alycia. Adrien diam seketika lalu mengukir senyuman bersama airmatanya. Cincin ditangannya juga ditutup kembali sebelum membelai lembut rambut Alycia. Alycia yang tidak dapat menahan pedih hatinya menerpa memeluk Adrien lalu meraung sepuas hatinya. Adrien membalas lembut pelukan erat crush hatinya itu. Sungguh dia akui perasaannya yang teramat menyintai Alycia.Wade Ng yang hanya memerhati dan mendengar, menatap lama kedua dua teman rapat didepannya yang saling berpelukan dan menangis sebelum melepaskan keluhan panjang. Walaupun turut merasa cemburu akan tetapi dia akui setiap apa yang terjadi berpunca dari dirinya juga namun untuk menyerah hanya kerana sebuah persahabatan, tidak akan terjadi kerana hatinya juga mencintai Alycia, bahkan lebih dari Adrien mencintainya.
🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺
Bard yang hanya fokus memandu Audi A8 sesekali mengerling ke cermin belakang melihat tuan dan puannya yang hanya berdiam diri hampir 1 jam.
"Mmm sir, want anything?". soal Bard bersuara. Sengaja dia bertanya, jika tuannya memerlukan apa apa untuk puannya.
Wade Ng merenung isterinya didalam pelukan seraya mengerdip matanya dan menggeleng tanda tiada. Bard tersenyum faham.
"How you feel now?" soal Wade Ng menggosok lembut bahu Alycia.
"Guilty". balas Alycia lalu membetulkan kedudukan kepalanya di dada Wade Ng.
"I'm sure he can endure it". Wade Ng mengucup lembut kepala Alycia.
"How can you be sure?".
"Cause he's strong".
"Really?". Alycia mendongak sedikit memandang suaminya.
"If not, how come he be so brave propose you while me is there?". soal Wade Ng menjungkit keningnya.
Alycia menunduk kembali, merenung keluar tingkap.
"I'm sorry". luah Alycia perlahan.
"No need to apologize. You already do what you can do. Now it time to move on and rebuild a new life". Wade Ng mengeratkan pelukan sebelum tersenyum. Alycia turut tersenyum. Ya bina sebuah kehidupan baru!
"Anyway, where are we heading to?". soal Alycia yang ingin bertanya dari tadi namun asyik terlupa.
"Airport".
"Why?".
"Bring you back home, ma'am". celah Bard tersenyum.
"Home? Where?". Wajah suaminya direnung.
"Ausie".
YOU ARE READING
Found You 🤍
RomancePertolongan yang di hulurkan pada malam itu berakhir dengan tragedi yang telah mengubah nasibnya sendiri. Tangisan dan rintihannya juga tidak dapat memutar kembali keadaan yang telah berlaku. Dia hanya berserah dan menyerah. Siapalah dia untuk melaw...