23. Perubahan dan Pertentangan

186 18 0
                                    

Di ruang tengah, Kirana terlihat sibuk dengan laptopnya. Sesekali dirinya menyesap teh kemudian melanjutkan ketikannya. Ia mendengus sebal.

"Adel? Masih lama? Mamah harus berangkat sekarang!"

Seharusnya sedari tadi dirinya sudah berada di perjalanan menuju kantor. Namun kemarin, Adelia meminta padanya untuk mengantarkannya terlebih dahulu. Kirana tidak bisa menolak permintaan anak angkatnya tersebut.

Tidak ada sahutan dari Adelia.

Kirana menatap ke arah lantai dua rumahnya sejenak. Belum ada tanda-tanda dari Adelia.

Ia menghela pelan. Kirana memilih untuk beranjak menuju kamar Adelia. Dirinya ingin sekali mengetahui penyebab mengapa Adelia bisa selama ini hanya untuk berpakaian.

Kirana tiba di depan kamar Adelia. Ia mengetuk pintu kemudian membukanya.

"Kamu masih lama—"

Kirana ternganga. Mengerjap-ngerjapkan  matanya beberapa kali, meyakinkan dirinya bahwa yang dilihat di hadapannya sekarang adalah benar-benar Adelia.

"Sudah siap kok Ma."

Adelia mematut dirinya di hadapan Kirana. Gadis itu terlihat berubah sekali, berbanding 180 derajat dari biasanya.

Adelia yang biasanya acuh dengan gaya berpakaiannya, kini terlihat begitu rapi sekali lengkap dengan memakai atribut juga rompi sekolahnya. Rok yang biasanya sedikit di atas lutut, kali ini Adelia memakai rok rempel panjang. Wajahnya dirias sedemikian rupa, serta rambut yang biasanya tergerai, Adelia memilih untuk mengikatnya ala ekor kuda. Tidak lupa dirinya menyematkan sebuah kep berbentuk pita berwarna biru. Adelia yang sekarang terlihat begitu feminim. Manis sekali.

"Ayo Ma." Ajak Adelia sekaligus menyadarkan Mamanya yang masih terperangah karenanya.

"I-iya."

***

Penampilan Adelia yang sekarang sukses menarik perhatian siswa-siswi sekolah. Melihatnya dari ujung rambut sampai ujung kaki. Membuat mereka saling bertanya-tanya dan meyakinkan dirinya kalau yang mereka lihat sekarang adalah Adelia. Bahkan ada beberapa siswa yang saling bertabrakan karena terlalu fokus menatap Adelia.

Adelia tidak menyangka kalau keinginannya untuk merubah penampilannya, mendapatkan respon seperti ini. Ia merasa kikuk jadinya karena ditatap seperti itu.

Di depan, Adelia melihat Bhiyan dan Alissa sedang berjalan beriringan. Senyum manis Adelia langsung terbit. Senang sekali melihat Bhiyan bisa bersekolah lagi. Ia segera pergi menyapa mereka berdua. Ia ingin sekali mengetahui respon Bhiyan tentang penampilannya seperti apa.

"Coba bayangin deh Bhi, kalau bumi bentuknya jajaran genjang."

"Hahaha. Ngaco lo. Kerucut kalau menurut gue."

"Coba kalian berdua bayangin deh, kalau semesta kita itu hanyalah sebuah titik kecil dan kita hanya menumpang hidup di salah satu organisme."

Alissa dan Bhiyan tercenung dengan pemikiran Adelia.

"Opini yang bagus. Lo tahu dari mana—eh? Si-siapa? Adel?"

Bahkan Alissa pun sampai kaget melihat penampilannya yang sekarang. Adelia tersenyum lebar, menampilkan deretan gigi putihnya.

"Be-beneran Adel? Adelia Maudy Dinata?" Alissa bertanya sekali lagi untuk meyakinkan dirinya.

"Iya Alissa."

"Cantik banget gilak! Gue sampai pangling loh Del." Alissa memperhatikan setiap sudut tubuh Adelia tanpa celah sedikitpun sembari berdecak takzim.

Bhiyan yang sedari tadi menyimak akhirnya membuka suara, ia tersenyum begitu mengetahui Adelia menemuinya.

A Miracle In Your EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang