BAB 4 NATHANIA & STEVEN

1.3K 394 155
                                    

"Pertahankan persahabatan ini, jangan hancur. Walaupun penghancur begitu banyak rencana."

-Nathania Angela.

Sepulang sekolah, Riko mengajak Nathania ke café favoritenya, café mikha. Mereka memilih tempat paling pojok agar tidak merasa terganggu akan suara orang lain. Riko memesan hot chocolate untuk mereka berdua.

"Rik, lo kok, baik banget sih sama gue? Padahal kita baru kenal," ucap Nathania.

Riko tersenyum menatapnya,"Karena lo menarik, Tan."

Nathania mengerutkan keningnya bingung."Menarik apanya? Gue tolol gini dibilang menarik? Mata lo buta apa gimana, Rik?" Riko terkekeh pelan mendengar ucapan gadis ini.

"Di dunia ini ga ada yang tolol Tan, semuanya pinter. Cuma bedanya ada yang rajin dan ada pula yang malas, contohnya gue sama lo," jawab Riko meledek Nathania.

"Maksud lo? Gue males, lo rajin gitu?" tanya Nathania cepat. Riko tertawa puas.

"Yaa, faktanya emang gitu." batin Nathania.

"Permisi Mbak, Mas ini minumannya," ucap pelayan café meletakkan dua minuman ke atas meja. Nathania menyambutnya dengan senyuman ramah.

"Silakan di minum," ucap Nathania meraih satu gelas hot chocolate. Riko tersenyum tipis, padahal yang mentraktirnya Riko, tapi malah Nathania yang bersikap seperti ia yang mentraktirnya.

Nathania kembali meletakkan gelas itu lalu menatap bola mata Riko lekat, Nathania bingung dengan dirinya sendiri kenapa mata Riko tak asing baginya? Siapa Riko sebenarnya?

"Hmm, Rik. Sebelum kita kenal, lo pernah gak sih, ketemu sama gue dimana gitu? Soalnya mata lo tuh, gak asing bagi gue," ujar Nathania menunggu jawaban.

"Iya, mungkin. Siapa tau lo mimpiin gue?" jawab Riko menggoda.

"Apaan sih lo, gue serius nihh. Kita pernah ketemu 'kan sebelumnya?" ulang gadis ini.

"Iya. Lo inget waktu ban motor lo kempes di depan indomaret jalan mawar? Trus ada cowok yang bantuin lo?" tanya Riko serius.

"Iya, tapi dia pake masker hitam, sama topi abu-abu," jelas Nathania."Jadi cuma keliatan matanya aja," sambungnya.

Riko tersenyum, ternyata Nathania begitu cepat mengenalnya."Itu gue."

"What?!!" pekik Nathania kaget.

"Nyantai dong. Kek dibantuin sama boyband belanda aja lo," sahut Riko.

Nathania melototkan matanya,"Wehh, ngaco lo! Belanda emang ada boyband? Setau gue sih gak ada."

"Kaya nya ada deh, Tan," jawab Riko menatap Nathania.

Nathania tersenyum tulus menatap Riko, "Makasih, udah bantuin gue waktu itu. Coba aja gak ada lo, mungkin gue ngedorong tuh motor sampe sekolah."

"Iya sama-sama. Gue ngajak lo kesini bukan mau ngomongin yang udah berlalu Tan," jawabnya.

"Lalu? Apa yang mau lo bicarakan sama gue?" tanya Nathania mulai penasaran.

"Masa depan," jawab Riko.

"Serius eyy!" balas Nathania.

"Iya, serius. Cuma itu aja yang mau gue bicarain sama lo, masa depan gak ada yang lain," ujar Riko.

"Ahh lo mahh!"

"Lo tau tiang-tiang apa yang enak?" bibir Nathania mulai mengukir senyuman.

"Gak tau."

Riko menatap mata Nathani hangat, begitu pula dengan Nathania yang membalas tatapan itu."Tiang-tiang mikirin kamu," ucapnya.

Tentang NathaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang