“Yang berlalu lupakan, masalalu tak usah diungkit kembali. Aku benci itu.”
—Mas Pacar.
Hari ini tidak ada yang menyenangkan, namun ada yang menyedihkan. Masih teringat dengan masalah kemarin, masih berpikir untuk mencari jawaban apa yang dia lakukan? Apakah itu hanya menenangkan?
Gadis dengan berpenampilan seperti biasanya sekarang sudah duduk dikursi kelas, disini, sendiri. Masih pagi, lampu-lampu kelas hanya baru sebagian yang hidup sisanya mati dan berkelap-kelip. Pikirannya saat ini benar-benar kacau, sambil menatap papan tulis putih yang kosong gadis ini terus-terusan berpikir tanpa henti.
“Eh Non, tumben banget datang pagi, udah pensiun dari preman ya, Non?” tanya Pak Mael berdiri didepan pintu kelas dengan menatap Nathania yang duduk sendirian. Tidak ada jawaban, Pak Mael sudah mengetahui seluruh sifat Nathania.
“Non ada masalah? Ya udah sini, cerita sama Pak Mael,” sambungnya lagi masih berdiri didepan pintu kelas. Nathania beranjak pergi untuk mendekatinya.
“Pak, Bapak 'kan udah lama kerja disini. Nah, Pak Mael pernah dengar nggak soal Riko? Riko kapten basket itu lho, Pak.” Pak Mael mengangguk paham, ia tau bahwa sekarang Nathania dan Riko sudah berstatus pacaran, beritanya sudah menyebar ke isi sekolah.
“Iya Den Riko, Bapak kenal. Ada apa Non?”
“Killa mantannya, ya?” Pak Mael terkekeh mendengarnya.
“Mereka nggak pacaran Non, dulu waktu mereka masih kelas sepuluh, Den Riko cinta mati sama Non Killa. Tapi Non Killa nggak pernah balas perasaannya, nggak tau kenapa,” jawab Pak Mael.
Raut wajah Nathania seketika berubah saat mendengar ‘cinta mati’.“Pernah nembak Killa, ya? Trus, nggak diterima? Sekarang masih cinta nggak?”
“Bapak nggak tau atuh Non, yang bapak tau, Den Riko cinta mati sama Non Killa, udah ngungkapin perasaan berkali-kali sampai kelas dua belas tapi nggak pernah dapet.”
“Sejak kehadiran Non, Den Riko banyak berubah,” sambungnya lagi.
“Barubah gimana, Pak?”
“Dulu Den Riko ngemis cinta, Den Riko juga sedikit dingin sama orang lain. Den Riko nggak pernah ngertiin perasaan orang, kalo sekarang udah nggak,” jawabnya, Nathania mengangguk.
“Nggak ada yang mau ditanyain lagi Non? Kalo nggak ada, Bapak mau lanjut bersihin lapangan,” kata Pak Mael.
“Enggak, enggak ada. Makasi ya, Pak udah mau cerita,” jawab Nathania lalu Pak Mael keluar kelas menuju lapangan.
Tidak lama menunggu, siswa-siswi sudah mulai berdatangan. Dari tadi Nathania tidak melihat Riko, kemana dia? Otak Nathania terus-terusan berpikir tentang Riko dan Killa. Apa Riko masih mencintai Killa? Ternyata Nathania bukanlah cinta pertamanya, cinta pertama Riko adalah Killa walaupun tidak pernah membangun hubungan yang lebih dari teman.
“Morning, Tan,” ucap Toni memasuki kelas, Nathania tidak menjawab.
Toni menepuk pundaknya,“Ada masalah? Lo nggak kenapa-napa 'kan kemarin pulang sendirian?” Nathania menoleh kearahnya.
“Gue pulang bareng sama Egik.”
“Egi? Si Gigi kagak ikutan eskul, ya??” tanya Toni.
Nathania menggelengkan kepalanya,“Nggak, udah deh, Ton nggak usah banyak tanya. Gue lagi pusing nih!”
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Nathania
Ficção Adolescente(Tamat) [Belum revisi sama sekali] ••• Tentang Nathania Angela. Sosok wanita nakal yang kerap dipanggil Atan, Nia dan Beo. Wanita ini mempunyai sahabat lelaki, Steven Gioliem dan Toni Afriando. Awalnya, Nathania menjalin hubungan dengan lelaki yang...