BAB 32 LAPANGAN

471 111 203
                                    

“Gak pa-pa dihukum, yang penting sama kamu.”

—Nathania <3 Egi.

“NATHANIA! EGI!” jerit Bu Susi saat melihat kedatangan dua remaja berboncengan di atas motor besar milik Egi.

Hari ini adalah hari pertama Nathania menjalankan hubungan bersama Egi Saputra, lelaki yang mengetahui segala urusan tentang Nathania. Egi memarkirkan motornya tepat di parkiran Nusa Bangsa, dua pria sudah siap menampakkan wajah sangarnya. Satu guru wanita berlarian mendekati Egi dan Nathania.

Wanita ini turun dari motor dan langsung menatap ke arah depan, tempat di mana tiga guru sudah siap memarahinya. Nathania Angela, seragamnya hari ini tampak biasa-biasa saja. Tidak terlalu rapi dan tidak terlalu kotor, Egi pun sama.

Egi melepas helm,“Ada apa, Pak? Bu?” tanyanya.

“Kamu sama Nathania kemarin kemana?!” tanya Pak Dendi dengan lantang.

“Kemarin ada yang telpon kepsek, katanya kalian bikin rusuh jalanan dengan motor butut itu,” sambung Pak satpam yang kemarin ikut mengejar mereka berdua.

“Rusuh?” lirih Nathania dengan menatap Egi di sebelahnya. Sontak, mereka berdua tertawa dengan kompak lalu beralih pandangan pada tiga guru itu.

“Gini ya, Pak. Kemarin kami cuma lewat aja, tau sendiri 'kan bunyi derum motor Egi itu kaya apa?” balas Nathania.

“Dan,” kata Egi memasukkann tangannya ke dalam saku celana.“Motor saya itu mahal lho, Pak. Butut dari mana nya?”

“Mahal dari mana nya? Motor ceper gitu!” balas Pak Dendi.

“Kalian mau di DO?” tanya Bu Susi.

“Jangan DO, Bu. Egi 'kan udah mau ujian,” jawab Egi dengan wajah memelas.

“Bisa aja, kamu!” balas Bu Susi membuat Egi terkekeh pada nya.

“Kemarin Ayah kalian datang kemari,” ujar Bu Susi pada keduanya.

“Ha?” tanya Nathania.

“Kalian? Ayah nya Nia, Bu. Ayah saya gak tau kemana, lupa anak sama lupa dunia,” jawab Egi ngawur.

Kemarin Pak Beni Triandi datang ke sekolah Nathania, hanya rindu pada anaknya. Akhir-akhir ini Nathania memang jarang main kerumah Pak Beni, Nathania hanya fokus pada dua orang yang sekarang menjaga dirinya yaitu; Mang Reno dan Bik Tata. Pak Beni merasa tersingkirkan oleh dua orang itu namun, apa boleh buat? Ia harus berusaha mendapatkan kembali anaknya, hanya itu yang ia punya selain uang dan berlian.

“Papa? Ngapain Papa kemari?” tanya Nathania.

“Ibu tidak tau, kelihatannya dia cuma pengin ketemu kamu. Makanya, jadi wanita itu yang bener! Jangan gini, kasihan orang tua kamu,” ucap Bu Susi.

Kok malah ngebahas gue, sih? Batin Nathania bertanya.

Egi merangkul Nathania di depan dua guru dan satu satpam sekolah.“Ini pacar saya, Bu. Dia wanita baik-baik, iya 'kan sayang?”

Nathania bergidik geli sambil terkekeh, sedangkan tiga orang tua itu hanya melihatnya dengan tatapan sinis. Bu Susi menceritakan semuanya tentang Pak Beni datang ke sekolah, dan mengakhiri percakapan mereka adalah menyuruhnya untuk masuk ke dalam kelas.

Tentang NathaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang