“Lakukan apa yang ingin dilakukan. Aku tetap di sini, menunggu sampai semua terselesai-kan.”
—Egi Saputra.
Angin pagi terus menerpa gorden hijau milik kelas X ipa 2. Kelas ini sudah terisi dengan beberapa murid yang rajin-rajinnya datang pagi, termasuk Nathania Angela. Shavira sedang membaca jadwal piket kelas yang tidak berguna bagi murid X ipa 2. Ada jadwal, tetapi tidak ditaati. Nathania duduk di kursinya, kursi dengan banyak coretan spidol hitam dan tippex.
Dua hari yang lalu, di mana Egi Saputra membuat mie ayam khusus untuk pacar kesayangannya. Hubungan ini belum lama berjalan. Waktu, sangat cepat memutar jarum jam. Akhir-akhir ini, Nathania dan Egi selalu jalan berdua, chatingan, telponan berjam-jam. Tidak bosan? Tidak akan, karena seorang Egi selalu berhasil membuat hati wanita meleleh pada nya.
Wanita ini melamun.“Bersama,” lirihnya.
“Nathania Angela! Piket!” jerit Shavira membuat Nathania menculat kaget. Lamunan wanita ini buyar seketika.
Ketua kelas rajin dan cantik sedang berdiri di depan papan tulis putih dengan memegang kertas jadwal piket hari ini. Nathania menarik napas kasar, kesal dengan jeritan Shavira yang datang dengan tiba-tiba.
“Males, suruh yang lain aja.”
Shavira menahan sabar.“Lo cuma nyapu doang,” ujarnya.
“Gue tau, kalo males gimana?” balas Nathania.
“Mau nyapu apa bersihin toilet kelas XII?” tanya Shavira membuat Nathania berdiri dari kursinya.
Wanita ini berjalan melewati Shavira dan meraih sapu yang dekat dengan lemari kelas. Tatapannya datar pada Shavira, Nathania sangat menunjukkan bahwa dirinya malas. Padahal niat untuk berubah sudah 100% penuh, gila! Ada yang sama? Author pun seperti ini.
“Sejak kapan seorang badgirl nurut sama coolgirl?” tanya Toni yang baru sampai di depan pintu kelas.
“Jangan ngomong gitu, ntar Beo gue khilaf,” balas Steven baru sampai dan berjalan mendekati Toni.
Toni terkekeh pelan dengan menatap Nathania lekat.“Iya, bercanda.”
“Ohh bercanda. Mau masuk gak??” sahut Nathania mempersilahkan Steven dan Toni untuk segera masuk kelas.
“Iya, ini mau masuk,” kata Toni melangkahkan kaki masuk ke dalam kelas.
Steven mengikuti langkah Toni, lelaki ini berhenti saat wajahnya dekat dengan telinga Nathania.“Nyapu yang bersih, ntar gue gaji.” bisik Steven.
Nathania memukul paha Steven menggunakan sapu yang ia pegang, wanita ini kelepasan. Siswa-siswi yang melihat adegan seperti ini hanya tertawa, bukannya memisahkan agar tidak terjadi keributan. Tapi tenang, Nathania dan Steven sudah biasa seperti ini. Sikap-sikap Nathania untuk Steven, teman-teman yang lain sudah hapal.
“Sekalian aja, pukul kepalanya! Gue ikhlas, serius!!!” kompor menyala. Siapa lagi kalo bukan bendahara kelas, si penagih uang kas.
“Gak usah ikut-ikut, ntar Nathania berubah pikiran. Lo yang akan kena,” ucap Toni.
“Beo, gila lo! Gak kasihan sama paha gue yang mulus ini? Ntar ada merah-merah akibat pukulan sapu magic gimana?” tanya Steven dengan kekehan kecilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Nathania
Ficção Adolescente(Tamat) [Belum revisi sama sekali] ••• Tentang Nathania Angela. Sosok wanita nakal yang kerap dipanggil Atan, Nia dan Beo. Wanita ini mempunyai sahabat lelaki, Steven Gioliem dan Toni Afriando. Awalnya, Nathania menjalin hubungan dengan lelaki yang...