BAB 41 BERAKHIR & HANCUR

865 116 245
                                    

"Ini kisah kita, kisah penuh kekecewaan dan selalu gagal memanggil kebahagiaan."

-Nathania Angela.

Hari ini Nathania akan berkunjung ke apartment Egi, ia tak peduli bahwa akan ada tamu penting bagi pacarnya. Wanita ini hanya penasaran, siapa tamu penting itu. Nekad untuk datang, itulah sosok Nathania yang kalian kenal. Nathania menggunakan Style dengan rapi, ia juga kembali mengendarai motornya.

Tepat di persimpangan jalan ingin keluar dari gerbang perumahan, wanita ini bertemu dengan Steven yang ingin bermain di rumahnya. Steven menggunakan motor sport, motor baru yang dibelikan oleh Papa Gio. Keduanya saling bertatap, melemparkan senyuman devil menantang.

Seperti biasa, bersenang-senang dengan cara balapan di jalan raya. Untuk ke apartment Egi, tunda saja dulu, nanti malam bisa.

"Atan! Atan! Motor gue keren gakk?? Motor baru, nih. Motor mahalll!" heboh Steven menyombongkan diri.

"Gue tau itu motor mahal, semua motor mahal. Gak ada tuh, yang harganya lima ribuuuu!" timpal Nathania geram dengan kesombongan sahabatnya.

"Dih, ini motor mahal dari semua motor! Lo liat nih, warna merah mengkilat, mulus kayak hidup gue yang gak ada hancur-hancurnya," balas Steven mengelus body motor.

"Mulus apaan? Gigi lo tuh, gak mulus! Suruh Papa Gio benerin," ujar Nathania dengan cetus.

Steven menunjukkan giginya, tersenyum lebar."Mulus aah! Gak ada kotoran dari gigi," sahut Steven membuat Nathania bergidik geli.

"Jorok banget lo!"

"Kenapa? Gak suka? Terserah gue lah, lo gak suka atau pun mau suka. Gue gak peduli," jawab Steven.

"Dihh, gak jelas lo!" kesal Nathania. "Ayoo mulai!" lanjutnya menutup kaca helm dan mengegas motor.

"Bentar, Tan!" balas Steven menyela.

"Apa lagi?"

"Fotoin gue dulu, perumahan di sini elite semua. Jadi, gak salah sama motor gue yang elite juga," ujar Steven.

Lelaki ini memberikan ponselnya pada Nathania, sahabat wanita kesayangan Steven meraih ponsel dengan pasrah. Steven berdiri di samping motornya, merangkul helm di tangan kanan. Sebelumnya, lelaki ini tampak menyisir rambut agar terlihat rapi. Nathania bergidik geli.

"Udah siap belum?" tanya Nathania, Steven memacungkan kedua ibu jari dengan semangat.

"Okeh! Siap, ya? 1 ... 2 ... Ckrek."

"Banyak-banyak, Tan! Ntar foto bareng lo, latarnya bagus. Rumahnya kayak gedung semua ini," ucap Steven menoleh ke arah kanan dan kiri. Nathania hanya mengangguk sambil tersenyum, tingkah Steven begitu berbeda dengan Egi.

"Udahh, ayoo!" ajak Nathania pada Steven.

Setelah mereka selesai berfoto dengan latar perumahan elite, Steven menggunakan kembali helmnya. Nathania mengegas duluan, meninggalkan Steven yang masih sibuk mengelus body motor barunya. Tujuan mereka saat ini adalah rumah Toni, rumah Toni cukup dekat dengan sekolah.

Kebahagiaan seseorang itu adalah hal yang sangat berbeda dengan yang menjalankan. Nathania berbahagia jika bersama Steven, kenapa dengan Egi tidak terlalu bahagia? Perasaan hati seorang Nathania Angela yang di kenal nakal, akan tetap menetap dengan satu tempat. Steven hanyalah sahabat yang pernah ia tinggalkan demi seorang pacar. Nathania mengakui.

Tentang NathaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang