BAB 27 GUDANG SEKOLAH

575 131 12
                                    

Jangan seperti ini, jika kamu tidak ingin dia sama sepertimu. Kembalilah dalam tongkrongan seperti dulu.

Toni Afriando.

Saat ini masih jam istirahat, seperti biasanya mereka duduk di kantin tempat Mbok Nita jualan. Steven? Lelaki itu tidak ada di sini, mungkin berada di tempat yang lain. Di kantin semua tampak biasa-biasa saja, sibuk dengan kepribadiannya masing-masing. Bara dan Arga menyibukkan diri untuk menggoda para wanita yang lewat sedangkan yang memiliki pasangan sibuk sayang-sayangan.

Nathania merasa ada hal yang berbeda, mungkin situasi. Baginya ada satu tulang yang menghilang dari tubuh wanita ini, pikirannya hanya beralih pada sahabat sejatinya. Sahabat satu-satunya dari kecil, sudah banyak hal yang di lewati bersama, masalah, kesedihan dan kegembiraan.

“Mbok, mie ayam kaya biasa—” kata Nathania terpotong.

“Nggak pake bawang, nggak pake sayur,” sahut Egi. Wanita itu tersenyum padanya, sungguh! Egi sudah mengenal Nathania sangat dekat hampir sama dengan Steven.

“Okeh, siap!” jawab Mbok Nita semangat.

Nathania menunggu pesanannya, sedangkan yang lain sudah menyantap makanan mereka dengan cepat. Dan akhirnya makanan Nathania datang, gadis ini memulai makan mie ayam itu. Egi duduk di sampingnya dengan menatap Nathania yang sedang mengunyah makanan di mulutnya, sungguh. Sangat risih!

Wanita ini menoleh sekilas,“Gak usah tatap gue kaya gitu!”

“Yang punya mata itu gue, bukan lo. Jadi terserah gue dong mau natap siapa aja,” jawabnya membuat gadis ini kesal.

“Gas tross!” jerit Bara yang melihat keakrab-pan Nathania dan Egi, sedangkan Arga hanya tersenyum tipis menoleh kearah mereka.


“Diem Bar, brisik banget lo!” timpal Toni menggeram. Bara tidak membalas ocehannya itu, lelaki ini malah menggoda Shavira di depan mata Toni.

“Kakak kelas anjing lo! Berani banget godain cewek gue, nyari mati lo?!” Bara terkekeh geli mendengarnya, sejak kapan Toni menjadi berani seperti ini? Bukan kah, Toni penakut?

“Wooww, udah berani?” tanya Bara dengan tubuh kekarnya mendekati Toni, lelaki itu menelan saliva gugup dengan tubuh gemetar ketakutan.

Mundur. Itu yang dilakukan Toni membuat seisi kantin terkekeh, lelaki ini sama sekali tidak berubah. Mulut berani membentak, tapi tubuh takut. Arga geli melihatnya, lelaki ini tidak bisa menahan tawa lebih lama. Seketika dengan cepat suara gelak tawa dari seorang Arga yang dikenal dengan sebutan ‘singa london’ tertawa terbahak-bahak melihatnya.

“Arga anjing lo! Gak ada yang lucu, diem dulu. Nih, bocah harus diberi pelajaran, biar seru,” ujar Bara terkekeh sendiri.

“Jangan, Bar. Temen sendiri mau lo beri pelajaran? Ada otak nggak?” tanya Egi.

“Bercanda woi! Gitu amat lo, Sa. Nggak berubah!” masih dengan panggil Saput yang di gunakan Bara untuk memanggil Egi. Kadang berubah-ubah.

B A C O T,ujar Toni berbicara seperti itu pada Bara, Egi dan Arga.

“Nah 'kan! So-sokan nih bocah, gue sledding juga lo!” geram Bara.

Tentang NathaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang