BAB 24 KORIDOR KELAS XII

642 161 22
                                    

"Setiap orang pasti akan pergi namun, perginya bukan sekarang. Tapi nanti."

- Steven Gioliem.

Steven duduk sendiri disini seraya memainkan ponselnya. Tidak ada yang ia buka selain isi galeri dengan banyak nya foto dan vidio bersama Nathania. Tepukan pertama mendarat di bahu Steven, lelaki ini menoleh dengan gerakan slow motion.

Tatapan dingin terlontar ke arah Nathania. Steven tidak mengeluarkan suara lebih dulu, ia membiarkan wanita ini untuk bicara.

"Lo kenapa sih, Stev?" tanya Nathania. Tidak ada balasan dari Steven, wanita ini mendengus sebal.

"Gue tanya sekali lagi, lo kenapa?"

"Gue kenapa? Jawabannya ada di lo Tan," jawab Steven.

"Maksud lo?"

***

Bel telah berbunyi menandakan waktu istirahat dimulai dari sekarang. Sejak tadi, dari jam pertama pelajaran Steven mendiamkan Nathania. Mereka terlihat seperti dua orang amnesia yang melupakan masalalu, semua kenangan, semua cerita. Nathania mengajaknya untuk ngobrol tapi, tidak ada satu katapun yang keluar dari mulut Steven.

Nathania Angela adalah gadis yang selalu sabar menghadapi sikap sahabatnya ini. Sahabat terbaiknya. Steven masih bergabung dengan NB, hanya saja ia dingin pada Nathania. Tidak seperti biasanya bukan? Mereka berkumpul di lorong kelas XII karena, Putra yang mengajak nya untuk duduk disini.

Di lorong kelas XII sudah dipenuhi dengan rombongan NB. Toni dan Shavira duduk dilantai dengan menyender ke dinding sama yang dilakukan Putra dan Gresya. Oh yah! Gresya sudah menjadi bagian dari mereka. Sungguh?!

"Put! Put! Putttt!!!!!!!" seru Bara dengan mainan kapal-kapalan yang terbuat dari kertas.

"Asli, sinting!" hina Arga.

Bara menoleh dengan wajah tak suka pada Arga,"Lo singa London atau babi London?"

"Singa bro! SINGA SELALU DI HATI!" jerit Arga penuh semangat dengan menepuk dada sebelah kiri.

"Kenapa lo mau jadi singa?" tanya Nathania menyambar percakapan antara mereka.

"Karena g-" mulut Arga di tutup oleh Egi secara tiba-tiba membuat kening Nathania mengkerut.

"Kita ini, anu apa tuh. Emmm, singa... Yah! Bokap Arga memelihara singa, iya 'kan Ga?" ucap Egi terbata-bata.

"WHAT?!" pekik Toni menculat kaget mendengarnya."Bapak lo pawang singa?"

Arga mengangguk mantap karena ia sudah mendapat kode dari Egi dengan kedipan mata."Iya, singa nya ada banyak. Cuma ada empat singa yang keluar kandang."

Semua tampak bingung apa yang di bicarakan Arga. Killa menatap Arga lekat dengan menautkan kedua alisnya, Arga hanya mengangkat kedua bahu acuh.

"Gue gak ngerti," lirih Killa.

"Gue ngerti." semua menoleh kearah sumber suara. Putra sedang memainkan ponselnya dengan santai, hanya saja mulutnya yang terbuka untuk bicara.

"Lo ngerti?" tanya Egi, Putra menganggukkan kepalanya singkat.

"elasin dong!" seru Killa.

"Singa london. Singanya banyak, tapi hanya empat singa yang keluar kandang." semua tampak sedang berpikir untuk mencerna apa yang di maksud dari ucapan Putra.

Tentang NathaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang