BAB 26 X IPA 2

589 138 17
                                    

Kita adalah sahabat, cukup sahabat. Seperti yang lo bicarain waktu gue bilang, ‘gue sayang sama lo’ ngerti?”

Nathania Angela.

Langit mendung dengan tetesan air hujan yang perlahan jatuh kebawah, angin berhembus kencang dengan seadanya membuat rambut panjang wanita ini menerpa kebelakang. Disini, di area parkir kendaraan SMA Nusa Bangsa. Mereka—Rombongan NB tengah duduk meneduh di bawah derasnya hujan.

Empat wanita sangat dijaga dengan ketat oleh badboy sekolah, perempuan-perempuan sangat mengiginkan posisi mereka terkhusus; Nathania Angela. Tiga pelawak menggoda para wanita yang sedang berteduh di sekitar mereka, siapa lagi kalau bukan; Arga, Bara dan Toni.

“Toni! Lo tuh, udah punya cewek, jagain dong perasaannya!” cetus Killa menatap Toni dengan tatapan benci.

Toni mendekat dengan gaya cool membuat mereka semua bergidik geli, lelaki ini memasukki tangannya ke dalam saku celana dengan memakai hoodie hitam yang cukup tebal. Ia melirik sekilas kearah Killa lalu beralih tatapan pada sang pacar, Shavira.

Lelaki tampan ini melepaskan hoodie nya, lalu menyodorkan hoodie ke depan wajah Shavira yang dari tadi hanya fokus pada tetesan air hujan. Shavira menoleh dengan  tatapan hangatnya.“Nih, di pake. Biar nggak kedinginan,” ujar Toni.

“Makasi.” perempuan ini mengambil hoodie tersebut lalu memakainya.

Killa mengejek Toni dari belakang.“Kalo mesraan jangan disini, gue nggak suka.”

Toni menoleh datar.“Suka, nggak sukanya lo. Itu bukan urusan gue, mau mesraan dimana aja terserah gue, dong. Makanya cepetan cari pacar! Kasihan hati lo, kosong terus!”

“Dia nggak boleh pacaran, Ton. Kasihan 'kan?” ledek Bara.

“Bener,” sahut Putra dengan tubuh menyender ke dinding.

“Bukannya nggak boleh, cuma takut aja di sakitin,” jawab Killa membela dirinya.

“Ngeles aja teros!” terang Bara.

“Eh, Steven kemana, sih? Dari tadi nggak nongol,” ucap Gresya. Wanita ini sudah sangat dekat dengan NB, dia sudah menjadi bagian ‘inti’ lelaki NB sudah berhak menjaganya.

“Gak tau,” jawab Nathania datar.

“Hmmm.” Nathania menoleh ke arah Egi.

“Kenapa?” tanya gadis ini dengan cepat.

“Maaf,” lirihnya membuat kening Nathania mengkerut.

“Untuk?”

“Steven.” malas sudah Nathania membicarakan hal ini, masalah yang tidak tau muncul dari mana membuat semuanya menjadi kacau. Pertemanan, persahabatan, persaudaraan mereka hancur dengan mudah karena rasa benci.

Hari kemarin telah beralalu dan diganti dengan hari ini, sejak kejadian kemarin Steven tidak menegur Nathania. Untuk bermain di rumah wanita ini saja Steven ogah. Sejak perubahan Nathania beberapa lalu, ruang BK SMA Nusa Bangsa sudah jarang di masukki oleh siswa-siswi yang berulah. Nathania Angela yang di kenal tomboy ini telah terhempas sejauh mungkin.

Mereka menunggu bel berbunyi, pagi-pagi sudah di guyuri dengan derasnya air hujan. Hal ini membuat angin berhembus kencang dengan suasana menjadi dingin, sangat dingin hingga membuat tubuh menggigil.

Tentang NathaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang