BAB 28 PAK DENDI

546 127 22
                                        

“Lo suka sama gue? Berarti, lo harus suka juga dengan apa yang gue suka.”

—Nathania Angela.

Hari ini teman-teman Nathania berdiri di tempat parkir, mereka menunggu kedatangan sosok lelaki yang sangat berarti di hidup Nathania. Sudah cukup lama dan sudah pula terdengar bell masuk berbunyi, mereka masih berdiri di sini, setia menunggu. Sampai pada akhirnya, terlihat seorang pria dengan menggunakan hoodie biru muda berjalan mendekati mereka. Sorot matanya tertuju pada satu wanita, wanita yang sangat di jaganya dari dulu.

Semua tampak diam saat pria ini sudah ada di hadapan mereka, begitu pula dengan Nathania, wanita ini sangat senang. Toni sangat memperhatikan gerak-gerik mereka, dua orang ini cocok. Namun,  Nathania sudah terlanjur mempunyai perasaan pada Egi. Apakah bisa perasaan itu di hilangkan?

“Stev,” lirih Nathania.

Lelaki ini mengembangkan senyumannya, matanya beralih pada Egi Saputra yang akan mengungkapkan perasaannya di kemudian hari.“Lo suka sama dia?” tanya Steven pada wanita yang berhadapan di depannya. Yang di maksudnya adalah, Egi. Apakah Nathania menyukai Egi?

“Gue—”

“Gue suka sama lo.” potong Steven, wanita ini terbungkam, ia kehabisan kata-kata. Mulutnya tertutup rapat, lelaki di depannya ini menatapnya dengan serius.

“L-lo suka sama gue?” tanyanya gugup. Lelaki ini mengangguk pelan.

“Berarti, lo harus suka juga dengan apa yang gue suka, Stev.”

Steven mengangguk lagi, ia sangat paham dengan perasaan Nathania. Wanita ini sudah tidak mempunyai rasa apapun kecuali perasaan sebagai sahabat, itu sudah cukup. Egi menatap Steven dengan tatapan yang berusaha damai, Steven mengalihkan pandangannya menatap Toni.

“Udah? Mudah 'kan?” tanya Toni.

Mata Steven beralih lagi pada Egi dengan mengulurkan tangannya ke depan,“Kita damai.”

Dengan gerakan cepat Egi membalas uluran tangan itu, keduanya membenturkan bahu sebagai tanda perdamaian mereka. Semua tersenyum melihat keakrabpan mereka kembali seperti semula, masalah ini telah selesai. Sudah lelah menghadapi masalah yang di bangun para bocah-bocah nakal.

“Lo baikan gini, karena gue! Inget, karena gue! Catet di otak lo, biar nggak lupa sama gue yang udah bantuin lo!” ujar Toni.

“Ya!” balas Steven.

“Eeh cewek, geser dong!” tegas Toni menyuruh Killa menggeser ke kanan.

“Apa sih? Gila lo?” sahut Killa yang berdiri di samping Nathania.

“Gue masih waras, lo kali yang gila,” jawab Toni.

Thanks untuk semuanya.”

“Udah bell, kita mau ke kelas apa ke kantin?” balas Arga pada percakapan antara mereka.

“Kelas!/Kantin!” jawab semuanya kompak, Killa dan Shavira memilih untuk masuk ke dalam kelas. Sisanya ke kantin, memilih untuk bolos merayakan kembalinya Steven seperti dulu.

“Ton, cewek lo belajar terus, yah? Gak cape apa? Gue yang liat sama denger dia belajar aja cape, bosen,” ujar Bara pada Toni.

Saat ini mereka berjalan menuju kantin, hanya dua wanita yang mengikuti badboy sekolah untuk bolos yaitu; Nathania Angela, sudah biasa untuknya dan Gresya baru pertama kalinya bolos pelajaran.

“Lo yang nyuruh, yah? Mau lo apa, Ton?” sambung Bara dengan menanyakan tentang Shavira.

“Gue memang cowok pengecut, Bar. Kalo gue udah jatuh cinta sampe dalem banget, gue gak akan ngeduain dia. Gue gak akan nyakitin dia, dan mau gue?” kata Toni terjeda.

Tentang NathaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang