Cahaya matahari pagi menembus jendela kamar Nathania. Gadis itu bangun lalu membuka gorden cream miliknya, ia melihat jam dinding ternyata baru setengah tujuh. Nathania pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri, lalu memakai hoodie putih, dan memakai celana pendek sebatas lulut bewarna hitam.
Gadis ini sekarang berhadapan dengan cermin besar yang terletak didalam kamarnya. Ia mengikat rambutnya dengan satu ikat rambut bewarna coklat, Nathania mengambil sepasang sepatu Vans miliknya. Lalu ia keluar kamar mencari Steven.
"STEV?!" teriaknya di ruang makan.
"Eh Non, udah bangun," kata Bik Tata yang melihat kehadiran Nathania di ruang makan.
Nathania melihat-lihat isi ruang makan yang cukup luas disertai dengan meja panjang yang mewah."Iya, Bik. Steven dimana?"
"Den Steven ada di kolam renang belakang Non," jawabnya.
Rumah Nathania memang besar dan sangat mewah. Disekeliling ruang tamunya dihiasi barang-barang bewarna coklat mengkilat membuat rumah itu bernuansa. Tapi sayangnya tak ada tanda-tanda keramaian dirumah itu, hanya setingkat tidak bertingkat-tingkat tapi sangat luas dan memanjang kebelakang. Hanya tinggal berdua, kadang bertiga; Nathania, Bik Tata dan Steven.
Cuma ini harta satu-satunya yang Nathania punya, untungnya dulu Beni pernah memberikan empat buku rekening yang terisi dengan banyak uang untuk keperluan Nathania. Sungguh gadis ini memang mempunyai kekayaan yang tidak berlebihan, tetapi Nathania tidak mengumbar. Dari cara berpakaian Nathania saja tidak terlihat bahwa dirinya benar-benar kaya.
Nathania bergegas menuju kolam renang yang terletak dibelakang rumah. Ia melihat Steven yang sedang pemanasan tubuh, pelan-pelan Nathania melangkah untuk mengejutkannya. Dan...
BAAAA!
Teriak Nathania menepuk kuat bahu Steven. Target terpelonjak kaget membuat Nathania puas ingin melakukannya berterus-terusan.Steven menoleh sekilas."Dasar cewek gila!"
"Gila-gila gini, juga sahabat lo!" balas gadis ini tak mau kalah.
Steven fokus melihat penampilan tomboy sahabatnya ini."Wihh! Ini hoodie yang gue beliin 'kan?" Nathania mengangguk sambil tersenyum.
Hoodie yang Nathania gunakan ini memang pemberian dari Steven dihari ulang tahun Nathania yang ke-15.
"Ayok!" ajak Steven beranjak pergi.
"Bagus nggak, gue pakenya?"
"BAGUUSSS!" teriaknya kencang meninggalkan Nathania sendiri.
"Ngeselin banget, sih!" kesal Nathania.
Sampai di depan pintu rumah Nathania, Bibik sudah ada di hadapan mereka. Nathania dan Steven pamit untuk joging di pagi hari ini. Mereka menuju taman yang hanya melewati tiga lorong perumahan dari rumah Nathania dengan berlarian kecil.
Sudah sampai ditempat tujuan, Steven mencari tempat untuk istirahat sebentar dan membeli dua botol air mineral diwarung pinggiran. Mereka duduk diayunan taman, disini cukup ramai karena ini hari minggu. Semua orang pada joging ditempat ini, tempat yang bagus, bersih, dan pemandangan yang indah tanpa gangguan.
"Huhhhh, pegel gue! Kenapa nggak naik motor aja kesini, 'kan disini juga muter-muterin taman," ucap Nathania meluruskan kakinya.
Steven menoleh sekilas ke arahnya,"Lo tuh, nggak biasa joging kek beginian, biasanya lo cuma naik motor aja, kemana-mana motor, dikit-dikit motor, kerumah tetangga aja naik motor, pusing gue."
"Gila! Fitnahh nihh, gue nggak pernah kerumah tetangga. Gue nggak akrab sama tetangga, dan gue nggak pernah senyum kalo berhadapan ama tetangga," jelas Nathania, Steven bergidik geli mendengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Nathania
Fiksi Remaja(Tamat) [Belum revisi sama sekali] ••• Tentang Nathania Angela. Sosok wanita nakal yang kerap dipanggil Atan, Nia dan Beo. Wanita ini mempunyai sahabat lelaki, Steven Gioliem dan Toni Afriando. Awalnya, Nathania menjalin hubungan dengan lelaki yang...