BAB 19 PERGI UNTUK SELAMANYA

825 208 66
                                    

“Rencana Tuhan memang sangat indah. Sehingga, keindahan itu membuatku tak berdaya.”

—Nathania Angela.

Dalam ruangan Riko ditemani oleh dua orang laki-laki. Satu laki-laki dengan kedua tangan yang diikat kebelakang dan satunya memegang pisau tajam. Riko masih belum sadarkan diri sampai saat ini, ntah apa yang akan dilakukan oleh orang itu.

Angga?! Yah itu Angga, saat ini ia hanya menggunakan hoodie berwarna hitam dengan jeans hitam yang lekat. Lalu siapa pria yang lengannya terikat itu? Putra? Dia adalah Putra Anggara sahabat dari Riko Darmawan. Perpecahan diantara sahabat memanglah hal yang biasa, hanya karena ingin menjadi nomor satu Putra ingin segalanya. Hanya ingin terlihat baik dimata orang, Angga ingin menghabiskan nyawa Riko.

Angga duduk santai dikursi dengan menatap kearah pintu. Sedangkan Putra? Ia masih berdiam diri dengan luka-luka yang disekitar tubuhnya. Angga sudah mendapat kabar bahwa Sarah dan Repal sudah tertangkap. Kini, ia hanya menunggu kehadiran semua orang. Tak lama pintu perlahan terbuka.

“Siapa lo?!” tanya Steven yang melihat Angga disana.

Angga berdiri mendekati Steven, Toni dan Shavira.“Gue Angga Nadafatma, salam kenal bro!” ucapnya dengan menepuk pundak Steven.

“Ohh, jadi lo yang nama nya Angga?” tanya Steven,“Gak terlalu cakep, wajah lo mirip Fir'aun sama kaya sifatnya, cihhh!”

Angga hanya terkekeh pelan,“Gue gak mau ribut sama bocah, dimana adiknya?”

“Gue adiknya,” sahut Toni memberanikan diri. Mendengar jawaban Toni membuat Angga terkekeh lagi.

“Lo? Gue udah tau kalo dia punya adik perempuan, mana dia?!” bentaknya.

DGAR!

Pintu terbuka lebar dengan mengeluarkan suara keras membuat semua orang kaget mendengarnya. Nathania mengepalkan tangannya kuat, Egi yang melihat gerak-gerik Nathania membuatnya takut. Wajah Nathania dipenuhi dengan api yang berkobar hebat. Putra menundukkan kepalanya, untuk saat ini Putra malas menatap wajah Nathania disituasi seperti ini.

Killa menatap daerah sekitar, ia melihat Putra yang dipojokkan dengan tangan yang terikat kencang dan goresan luka diwajah dan tubuhnya. Killa menghampiri Putra lalu membuka ikatan itu, membuat Putra sangat berterimakasih padanya. Saat ini kondisi Putra sangat lemas, mungkin kekurangan makan.

“Dari dulu sampai sekarang, lo berdua nggak pernah berubah. Romantis terus,” ucap Angga melirik Killa.

Killa tersenyum padanya, ia tau ini Angga Nadafatma. Pria bodoh di masa SMP nya. Killa mengulurkan tangan kanan untuk bersaling sapa, semua tampak berdiam kikuk disini.

“Gue Killa Novita, lo tau gue 'kan?” tanya Killa, Angga mengangguk sinis.

Angga menatapnya,“Gue tau, lo cewek pintar, cewek cantik, cewek idaman, dan—”

“Dan gue mempunyai tangan enteng untuk menampar seseorang,” potong Killa membuat Angga terkekeh geli.

“Yah, gue tau itu. Lo dan nyokap lo itu sama, sama-sama wanita gak tau diri!” geram Angga.

“Mau lo apa?” sahut Nathania dengan bertanya padanya.

“Gue? Lo mau tau apa mau gue? Serius? Ntar lo nyesel,” jawabnya.

“Mau apa lo?!”

Tanpa basa-basi Angga mendekati tubuh Riko yang masih terbaring pucat disana. Angga menggoreskan pisau dengan kencang dileher Riko, semua kaget, jantung berdetak kencang, tindakan kriminal didepan mata. Air mata Nathania perlahan turun, kakinya melemas. Mereka tidak bisa berbuat apapun disini, semua telah terjadi. Mereka telat.

Tentang NathaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang