“Dia itu seperti bunglon. Mudah di dekatkan, namun sulit ditemukan.”
—Nathania Angela.
Dia itu baik, tampan dan perhatian. Karena kenal sama dia, Sifat dan sikap Nathania juga sedikit berubah, panggilan buruk untuk Bu Susi sudah hampir punah. Di sini terlihat dengan jelas, perubahan itu ada. Namun nanti. Sama seperti mawar yang mekar dengan indah, semua butuh proses untuk naik ke puncak, dan terlihat sempurna dimata orang lain.
Setiap hari bertemu, bercanda dengan saling bertukar cerita. Siapa yang tidak nyaman? Semua nyaman di perlakukan seperti ini. Dapat kasih sayang dari seorang lelaki yang benar-benar tulus menjaga hati. Cinta terus bertambah tanpa jeda, sampai saat ini, rindu belum mendatangi hubungan mereka.
“Egik! Sepatu gue kok di atas?! Ini pasti ulah lo 'kan??!” tanya Nathania manatap kesal ke arah sang pacar.
“Gak tau! Bukan gue, sepatunya naik sendiri. Gak mau punya majikan nakal kaya lo,” jawab Egi membuat emosi wanita ini meledak.
Saat ini Nathania dan Egi berada di taman sekolah. Sekarang adalah jam istirahat, ramainya taman. Lelaki jahil dengan jutaan rencana meliputi pikirannya, ia menyangkutkan salah satu sepatu kekasihnya sendiri ke atas atap yang tidak terlalu tinggi untuknya. Namun, sangat tinggi untuk gadis itu.
Seperti yang di katakan sebelum nya. Lebih baik pacaran seperti teman, dari pada teman seperti pacar.
Egi tertawa renyah, menantang Nathania untuk mengambil sepatu itu sendiri, tanpa bantuan orang. Siswa-siswi yang melihat drama menarik seperti ini, semua menyorotkan mata pada Nathania yang malas di tonton banyak orang. Egi berdiri di samping Nathania yang sibuk loncat seperti pocong.
“Kalo gue dapet sepatunya, lo mau kasih hadiah apa?” tanya Nathania menatap wajah tampan milik Egi.
“Kasih cincin,” jawabnya.
Gadis ini tau apa yang di maksud pacar konyol kesayangannya ini. Ia segera kembali loncat tanpa bantuan kursi, batu, batang pohon dan orang-orang yang sedang melihatnya. Ada yang merekam aksi konyol ini, Nathania hanya menggeleng sambil menyengir.
“Belum bisa?” tanya Egi.
“Akan bisa.” lelaki ini terkekeh karena pacarnya sendiri.
“Butuh bantuan nggak, nihhh?” tanya Egi.
“Enggak, lo bilang gak usah minta bantuan. Lagi pula, gue bisa ngambilnya, walaupun itu tinggi,” balas Nathania menatap sepatu malang yang berada di atas atap sekolah.
Egi mengangguk saja, lelaki ini diam-diam tertawa di belakang Nathania. Kekasihnya terus loncat seperti pocong jadi-jadian, tawaan dan dukungan untuk mengambil sepatu terdengar dari seluruh murid Nusa Bangsa. Di ujung sana, dekat koridor kelas, teman-temannya juga sedang menonton.
“Ayo, dong! Semangat demi dapetin cincin!” seru murid-murid.
“Eeh!” pekik Nathania yang hampir jatuh ke tanah.
Tubuhnya berhasil di dapatkan oleh seorang lelaki, lengan besar lelaki ini memeluk tubuh Nathania. Pemandangan sangat indah, tidak boleh di lewatkan. Egi tersenyum jahil kepada pacarnya, lalu membenarkan posisi berdiri seperti sebelumnya.
“Kalo gak bisa, jangan di paksain. Suatu saat, cincin itu bakal datang dengan sendirinya,” ujar Egi mengambil sepatu itu dan memberikannya pada Nathania.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Nathania
Teen Fiction(Tamat) [Belum revisi sama sekali] ••• Tentang Nathania Angela. Sosok wanita nakal yang kerap dipanggil Atan, Nia dan Beo. Wanita ini mempunyai sahabat lelaki, Steven Gioliem dan Toni Afriando. Awalnya, Nathania menjalin hubungan dengan lelaki yang...