BAB 23 PERLAHAN MENJAUH

677 181 25
                                    

“Semua semakin kacau. Perubahan sikap dan sifatnya semakin membuatku tak mengerti.”

—Nathania Angela.

Angin malam berhembus dengan kencang. Seorang gadis tengah duduk di ayunan halaman belakang rumah. Ia menatap bintang, saat ini bintang sangat banyak dan bersinar menampakkan diri. Di ayunkan nya ayunan itu dengan kedua kaki yang dilapisi sandal putih. Tidak ada bosan-bosannya ia duduk sendiri disini. Sepi, tanpa sosok Mama, Papa, Abang dan sahabat.

Nathania Angela. Gadis yang dulunya ceria dan cerewet belum juga kembali, saat ini adalah Nathania yang baru. Nathania yang baru adalah gadis pendiam, sering menyendiri, dan tidak banyak basa-basi.

Dengan kencangnya angin malam dan suara dedaunan yang perlahan jatuh ketanah.“Langit, aku merindukannya. Sampaikan salamku padanya.”

Wanita parubayah mendekati Nathania, siapa lagi kalau bukan Bik Tata. Wanita tua ini duduk disebelah gadis yang dari tadi hanya menatap bintang diatas. Keindahan bintang sangat ingin dimiliki Nathania, menyinari bumi saat gelap.

“Non Atan kenapa?” tanya Bik Tata, Nathania tetap diam tidak menjawab. Matanya hanya fokus pada bintang, tidak beralih pandangan.

Bik Tata menarik napas pelan,“Non, makan malam dulu yok.” tidak ada sapaan dan jawaban yang terkeluar dari mulut Nathania, ia tampak diam seolah tak ada siapa-siapa di sampingnya.

“Ayok Non, kita makan barengan aja. Biar Non gak kesepian,” timpal Mang Reno.

Gadis ini berdiri dengan memulai langkah kearah dapur. Mang Reno dan Bik Tata hanya menggelengkan kepala dengan sikap Nathania. Sungguh, semuanya telah berubah saat Riko meninggalkan mereka.

Bik Tata telah memasak makanan malam seperti biasanya. Mata Nathania perlahan menatap Bik Tata dan beralih pada Mang Reno, mereka seperti orang tua Nathania. Wanita ini merindukan sosok keluarga yang utuh.

“Makan yang banyak Non, biar gemuk,” ujar Mang Reno pada Nathania. Gadis ini mengangguk mantap.

“Non, gimana hubungan Non sama Den Egi?” celetuk Bik Tata dengan menanyakan  hal-hal yang terkait dengan Egi.

Nathania menoleh,“Baik.”

“Aduh Non, maksud Bibik itu udah jadian apa belum?” tanya Bik Tata sungguh penasaran.

Benar! Nathania sangat malas membicarakan ini, jika tak dijawab akan merasa tidak enak. Wanita ini mengembangkan senyuman manisnya,“Belum jadian, Bik.”

“Kok belum sih, Non??” sahut Mang Reno. Nathania menghela napas panjang, kedua orang ini sudah memancing Nathania untuk bersuara.

“Males pacaran.”

Seketika mendengar jawaban dari Nathania membuat Mang Reno dan Bik Tata tertawa lepas. Tua-tua bisa ngakak, Nathania heran pada keduanya. Tak habis pikir, mereka sangat mendukung Nathania agar bisa bersama Egi.

Makan malam telah selesai. Nathania kembali ke kamarnya, ia membanting tubuh ke atas kasur dengan gerakan cepat. Nathania meraih ponsel yang terletak di atas meja belajar tak jauh dari kasur. Ia membuka kontak ponsel dengan mencari nama Steven yang di simpan dengan nama ‘Kakak gua’ Nathania mengetik sebuah pesan; Tumben gak telpon, lo kenapa?

Tentang NathaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang