Johnny sama Jeno lagi bahas hasil pertemuan tadi pagi pas pintu ruangan Johnny di ketuk dari luar.
"Masuk."
Pintu besar itu kebuka dan sekertaris Johnny masuk kedalem ruangan Johnny dengan muka agak sungkan.
"Ada apa Rose?"
"Ada Tuan Bahari ingin bertemu Pak."
Johnny naikin alis kanannya bingung. Ada apaan sampe rekan kerjanya itu dateng kesini dijam.yang mulai masuk waktu makan siang?
Johnny liatin Jeno yang juga liatin dia. Johnny hela nafas kasar, jangan bilang ini masih ada hubungannya sama kejadian minggu lalu? Johnny bangun dari duduknya, "Ayah temuin Pak Bahari dulu, abang lanjut aja. Rose, tolong awasin Jeno ya."
Rose ngangguk terus ngebiarin atasannya itu keluar sementara dia duduk disofa yang ada diruangan itu. Jeno liatin Rose penasaran dan bikin Rose liatin dia, "Ada apa?"
"Itu beneran Pak Bahari mau nemuin Ayah ya Mbak?"
"Iya. Pak Bahari nungguin di ruang rapat."
"Mau apa ya Mbak?"
Rose senyum canggung terus gelengin kepalanya, "Mbak gatau juga Jen. Setau Mbak sih urusan kerjaan udah selesai, gak perlu ada yang dibahas lagi buat sementara."
Jeno ngangguk pelan terus fokus lagi sama berkas di depannya. Rose akhirnya ikut buka berkas yang tadi dibuka sama Johnny dan mulai diskusi ringan sama Jeno.
.
.
.
Johnny senyum tipis terus duduk di depan rekan kerjanya itu, "Ada apa ya Pak? Bukannya untuk sementara tidak ada yang perlu kita bahas lagi?"
Pria paruh baya itu tertawa pelan lalu menatap Johnny dengan senyum lebar, "Bukan masalah pekerjaan, saya datang untuk membahas beberapa hal saja jika anda tidak keberatan."
"Selama itu masih dalam batas wajar, saya tidak mempermasalahkannya. Jadi ada apa?"
Johnny bisa liat pria di depannya ini agak gelisah. Ketauan jelas dari tingkahnya yang gak.bisa tenang dari tadi. Johnny jadi makin curiga.
Kepala keluarga Bahari itu tersenyum, "Anda sudah melihat putri saya kan? Bagaimana menurut anda?"
Johnny senyum canggung, "Cantik."
Bahari tersenyum lebar, "Lalu bagaimana jika kita membahas hal yang saya singgung waktu itu?"
"Hal apa?"
"Perjodohan anak-anak. Saya rasa putri saya dan putra anda yang bernama Chandra akan menjadi pasangan yang sempurna. Bagaimana menurut anda?"
Senyum di wajah Johnny langsung ilang, "Ucapan Mark saat itu masih belum jelas untuk anda Tuan?"
Johnny bisa liat kalo pria di depannya ini kaget. Tapi gak lama dia senyum lagi, "Tapi anak itu tidak bisa berbuat apa-apa jika putra anda yang menginginkannya kan?"
"Lalu anda pikir putra saya menginginkan hal ini?"
"Kenapa tidak? Putri saya cantik dan berprilaku baik. Tidak ada alasan ia ditolak."
"Ada."
Johnny nolehin kepalanya pas denger suara Chandra dari belakang badannya. Disana ada anak bungsunya yang paling jarang ke kantornya berdiri didepan pintu dengan celana jeans dan kaus serta jas yang ngelengkapin penampilannya..
Chandra duduk disamping Johnny terus natep Papanya Nina yang liatin dia.
"Pertama, Nina ternyata membohongi saya. Dia membuat skenario seolah-olah ia telah di bully oleh teman-temannya disaat saya lewat. Dan skenarionya berhasil, saya terjebak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Doo Bee Doo [MarkHyuck]
Short Story[Sequel of Hey. Bae. Like it.] Kelingking kita berjanji, jari manis jadi saksi. Bahagia. Hingga sang bumi, enggan berputar lagi. Mark x Haechan BxB Lokal!AU