Konsentrasi Mark pecah. Kurang dari 5 km lagi mereka udah sampe ke tempat tujuan sedangkan keadaan di sisi dia lagi kacau. Mark nutup matanya sebentar sebelum ngehela nafas keras.
"Hen, suruh Aji nyusul. Yer, minta yang lain buat selalu waspada. Gue nelpon rumah dulu bentar."
Mark nempelin ponselnya di telinga dan gak lama suara Papanya kedengeran.
"Pa gimana?"
"60% udah baik. Untungnya tadi Natasya dapet notifikasi darurat dari sistem induk."
"Adek lagi ngurusin?"
"Ya, dibantu Rendi. Papa denger Chandra ngilang terus sekarang orang-orangnya Dharma sama Johnny lagi nyari dia."
Mark ngehela nafas kasar, "Iya Pa. Maaf aku lalai."
"Maaf kamu gak berguna Mark. Perbaiki. Kamu ada di puncak dan di dasar, jangan goyah. Sekali kamu goyah semuanya hancur."
"Iya Pa."
"Mark?"
"Ya?"
"Inget Chandra siapa? Dia gak mungkin gak punya rencana sendiri."
Mark tersentak terus ngumpat, gimana bisa dia lupa pacarnya itu gimana. Seharusnya dia ngajak Chandra!
"Tau salahmu dimana?"
"Iya Pa. Harusnya aku ngajak Chandra."
"Bagus, sekarang fokus sama yang disana. Disini biar Papa sama Mama yang urus."
"Makasih Pa."
"Hmmm."
Mark ngehela nafas kasar terus naruh ponselnya di kantong jaketnya.
"Gimana?"
Mark natep kedepan. Beberapa meter lagi mereka udah nyampe di kandang musuh.
"Basmi semua. Jangan kasih kesempatan mereka buat nafas walaupun cuma satu detik."
.
.
.
Jeno duduk disamping Bundanya yang gigitin jarinya khawatir. Tadi abis dia nyuapin Chandra sarapan, dia balik ke dapur buat bikin kue dan biarin Chandra duduk di depan TV sambil nonton drama di laptopnya.
Tapi pas dia balik ruang TV kosong dan pas dicari ternyata Chandra udah gak ada dimana-mana.
"Bun, adek pasti baik-baik aja."
Dharma ngehela nafas kasar. Dia mungkin gak bakalan sekhawatir ini sama Chandra kalo semuanya jelas dan pastinya gak bahaya buat anaknya itu.
Masalahnya ini Chandra gak sama Mark dan parahnya adalah laptop yang tadi di mainin Chandra adalah laptop lama punya anak itu.
Laptop yang Dharma tau cuma Chandra yang paham.
"Bang, mobil BMW yang warna hitam kamu pake?"
Johnny nanya bingung ke Jeno. Dia abis dari bagasi dan sadar kalo salah satu mobilnya ilang.
Jeno ngeggeleng, "Enggak Pa."
"Terus siapa yang pake?!"
Dharma nghela nafas kasar, "Adek yang pake."
"HAH?!"
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Doo Bee Doo [MarkHyuck]
Short Story[Sequel of Hey. Bae. Like it.] Kelingking kita berjanji, jari manis jadi saksi. Bahagia. Hingga sang bumi, enggan berputar lagi. Mark x Haechan BxB Lokal!AU