Ketika hari sudah mulai sore, Zia dan Kenan beserta teman-temannya memutuskan untuk turun. Perjalanan turun berbeda dengan naik karena jalanannya lebih licin dan kanan kiri di kelilingi jurang. Beberapa kali Zia terpeleset dan refleks memegang tangan Kenan. Alhasil Zia keterusan berpegangan pada tangan Kenan karena jalanannya yang makin parah.
Cukup lama mereka berjalan hingga akhirnya sampai di bawah. Sebelum pulang mereka memutuskan untuk makan di tempat tadi mereka bertemu. Kenan duduk di depan Zia, di sebelahnya ada Bagas dan Reza. Di sebelah Zia ada Bayu dan Aldo. Saat mereka sedang menyantap makanan masing-masing, Bayu berbisik ke Zia. "Lo beneran cuma temen Kenan?"
Zia sontak menoleh karena kaget Bayu berbicara dengannya. "Iya cuma temen. Temen sekelas," jawab Zia sambil berbisik juga. Bayu manggut-manggut saja sambil melirik Kenan.
Setelah makan, teman-teman Kenan pamit pulang duluan. Tinggallah Zia dan Kenan di tempat makan itu. Kenan bangun dan menuju kasir untuk membayar makanan mereka. Saat balik Kenan melihat Zia sedang mengeluarkan uang dari dalam tasnya. "Lo ngapain? Udah gue bayar." ujar Kenan.
"Iya, ini gue bayar punya gue. Gantiin duit lo," ucap Zia sambil menyerahkan uangnya, tetapi tak kunjung diambil oleh Kenan.
"Nggak usah. Gue bayarin," katanya lalu berjalan keluar.
"Wah, beneran dibayarin dong," ujar batin Zia. Setelah itu Zia ikut bangun dan menghampiri Kenan yang sudah berada di dekat motornya.
"Ayo balik. Keburu malem." Kenan lalu menyerahkan helm untuk Zia. Dipasangnya helm itu lalu Zia naik ke motor. Kenan segera menghidupkan motornya dan mulai menjalankan motornya.
Sekitar pukul sembilan malam, mereka sampai di rumah Zia. Segera saja Zia turun dan melepas helmnya. "Kenan, makasih banyak udah ngajak gue ke Curug hari ini." Zia tersenyum menatap Kenan.
"Buruan masuk," suruh Kenan sambil menghidupkan motornya.
Zia balik badan dan masuk ke dalam rumahnya. Namun, ia berbalik badan dan memanggil Kenan. "Hati-hati di jalan," teriak Zia. Kenan hanya mengangguk dan mulai meninggalkan rumah Zia.
Saat masuk ke dalam rumah, Ayah dan Mamanya sedang nonton tv. Zia mengampiri dan mencium tangan kedua orangtuanya. "Kamu kalau laper makan dulu sana," ucap Ayah Zia.
"Iya, Yah mau bersih-bersih dulu. Aku ke kamar ya."
Sampai di kamarnya Zia segera mandi dan membereskan barang-barangnya. Setelah selesai ia baru merebahkan diri di kasur sambil melihat ponselnya dan membuka aplikasi chatnya. Zia mengetikkan pesan untuk Kenan sekadar bertanya apa sudah sampai rumah atau belum.
Zia mencoba memejamkan matanya sebentar karna ia sangat mengantuk. Tak berapa lama Zia sudah terlelap dan tidak jadi makan malam.
***
Paginya Zia bangun dalam keadaan lapar. Jelas dia lapar karna terakhir dia makan adalah sebelum pulang dari puncak. Segera ia ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Sehabis itu turun untuk sarapan.
"Mama, Zia laper," adu Zia sambil memegang perutnya.
Mama Zia yang sedang cuci piring menengok ke arahnya lalu berkata, "Lagian kamu semalem bukannya makan malah tidur," katanya sambil melanjutkan cuci piring.
"Ya kan capek, Ma." Zia berkata sembari mengambil piring dan menyendokkan nasi goreng yang sudah dibuat Mamanya. Zia baru ingat kalau ia belum mengecek ponselnya lagi. Lalu Zia balik lagi ke kamarnya dan membawa ponselnya ke meja makan.
Ternyata banyak sekali notifikasi dari teman-temannya, tetapi yang menarik perhatiannya adalah balasan dari Kenan. Dibukanya kolom chat dengan Kenan.
Kenandra
Di tongkrongan.Sontak Zia melotot kaget. Apa Kenan tidak capek pulang dari Curug masih bisa nongkrong, pikirnya. Zia hanya membaca pesan itu lalu beralih ke grup.
Niki
Ziaa
Lo kemana sih?Alita
Dia capek kali nik. Sampe nya malem mungkin trus langsung tidur.Niki
Duh gue penasaran banget sama cerita diaMemang alita yang paling mengerti aku
Lo mau denger cerita apaan?
Kaga ada yang spesialNiki
Ah masa sih ga ada yang spesialGue megang tangan dia waktu turun itu disebut spesial ga?
Niki
Modus loAlita
Hahaha terus dia terima-terima aja Zi?Enak aja modus. Orang licin terus bahaya, ya gue refleks pegangan
Dia lempeng-lempeng aja.
Terus dia beliin gue sendal masaNiki
Sendal? Buat apaan? Lo nggak pake sendal?Alita
Ya kali Zia ga pake sendal -_-Kan gue nggak tau kalo mau ke curug terus gue pake flatshoes doang kan. Kata dia pake sendal aja nanti sepatu gue rusak gitu.
Niki
Terus lo b aja?Iya. Emang kenapa?
Niki
Itu spesial Ziaaa.. seumur-umur kenal sama kenan tetanggaan ama dia ampe bosen, gue ga pernah digituinOh lo mau digituin? Ydh nanti gue bilangin ke kenan ya
Niki
Maksud gue ga gitu ihZia biarkan pesan dari Niki lalu melanjutkan makannya. Terlihat mamanya sudah berganti pakaian seperti ingin pergi.
"Mama mau kemana?""Mama mau pergi ke Butik. Kayaknya lama deh, kamu nggak apa-apa kan sendirian di rumah?" ujar Mama Zia. Sebenarnya Zia tidak apa-apa ditinggal sendirian di rumah, dia sudah biasa. Bukan karena orang tuanya yang suka kerja, tetapi memang Zia jarang mau ikut kalau diajak pergi.
"Nggak apa-apa, Ma." Zia bangkit lalu mencuci piringnya. Setelah itu mamanya pergi dan rumah menjadi sepi. Ayahnya sedang ada kerjaan padahal hari minggu.
Zia memutuskan untuk nonton tv sembari tiduran di sofa. "Kenapa badan gue nggak enak ya?" tanya Zia kepada dirinya sendiri. Sejak tadi, sebenarnya Zia merasa badannya kurang enak. Mungkin efek kemarin naik motor dan perjalanannya jauh.
Zia iseng membuat status WA dengan caption emoticon orang sakit. Setelah itu Zia memutuskan untuk tidur ditemani tv yang menyala.
Ting!
AidenW
Sakit apa?
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Past and Present ✓
Teen Fiction"Segitunya ngga ada gue ya, Zi, di hati lo? Segitunya ngga ada gue di pikiran lo? Bertahun-tahun gue usaha buat lo, chat lo setiap hari, kasih perhatian buat lo, nurutin kemauan lo tanpa lo bilang ke gue, tapi ternyata emang gue ngga ada ya sedikitp...