Bagaimana rasanya dicintai oleh seseorang yang selalu melakukan hal yang pertama dalam hidupmu?
Dulu Aiden adalah orang pertama yang melakukan hal-hal indah dalam hidup Zia. Memberikan kenyamanan, merasakan bagaimana dicintai lawan jenis, memberikan perhatian, semuanya ada pada diri Aiden.
Namun, orang tua Aiden ternyata tidak mengizinkan anaknya untuk berpacaran. Zia dan Aiden akhirnya memilih berpisah dengan baik-baik. Mereka memutuskan untuk tidak terikat dengan status. Setelah putus pun masih berhubungan baik hingga sekarang.
Ternyata selama dua tahun lamanya, rasa Aiden untuk Zia tidak pernah berubah. Masih sama hingga kini. Yang berubah hanya Zia. Zia juga tidak tahu kapan tepatnya rasa untuk Aiden berubah. Ketika ditanya bagaimana perasaannya, Zia hanya berkata perasaannya abu-abu.
Tidak munafik, bertemu dan membuka hati untuk orang lain adalah tindakan tepat untuk move on. Zia melakukan itu, sayangnya Aiden tidak. Sulit rasanya untuk Aiden mengikhlaskan Zia.
Zia tidak minta untuk dilupakan, tetapi belajarlah untuk ikhlas. Kalau jodoh ya pasti nanti akan bertemu juga. Karena sejujurnya Aiden juga menempati tempat khusus di hati Zia. Bagaimanapun Aiden pernah mengisi hari-harinya.
Manusia tidak akan pernah lupa dengan tindakan seseorang. Meski itu berupa luka sekalipun. Yang harus dilakukan hanyalah mengikhlaskan. Ikhlas melepas seseorang yang kita cinta pergi. Ikhlas dan berdamai dengan luka itu juga.
Jika dalam hubungan salah satunya belum ikhlas melepaskan pasangannya pergi, yang sakit bukan hanya dia, tetapi juga pasangannya.
Zia menghela napas sambil menyadarkan punggungnya memikirkan pertemuan terakhir dia dengan Aiden. Alita yang melihat Zia diam sedari tadi bertanya ada apa dengan Zia.
"Zi, lo kenapa dah?"
Dilihatnya Alita yang ada di sampingnya. "Waktu itu Aiden ke rumah gue, Ta."
Alita mengangkat alisnya. "Terus apa yang salah?" Akhirnya Zia menceritakan pertemuannya dengan Aiden.
"Gue capek Ta dibilang ngga hargain orang yang udah berjuang buat gue," ucap Zia. Beberapa teman SMP yang sekadar tahu tentang hubungan ia dengan Aiden sering berkata seperti itu. Memang tidak terang-terangan, tetapi punya makna yang merujuk ke sana.
"Ada yang bilang gitu?" tanya Alita.
Zia mengangguk. "Ya orang-orang yang ngomong gitu kan ngga tau kenyataannya kayak apa. Orang kan taunya dia masih ngejar gue, terus guenya gini-gini aja."
Alita manggut-manggut. "Kalo menurut gue ya, dia itu salah artiin perasaan lo."
"Maksudnya?" Zia mengerutkan keningnya.
"Gini, selama ini lo selalu respon baik Aiden kan?" Zia mengangguk. "Meskipun dia tau lo sering nolak dia, sikap lo yang tetep baik ke dia itu yang bikin dia mikir lo ngga akan nolak perlakuan dia."
Zia diam mencerna ucapan Alita. Jadi, selama ini ia salah sudah bersikap seperti itu? Tetapi, Zia juga tidak bisa berkata yang sebenarnya tentang yang dia rasa.
"Tapi kan lo tau Ta gue ngga bisa bilang apa yang gue mau ke dia. Gue mau dia sendiri yang sadar."
"Ya itu terserah lo. Mungkin habis ini lo harus perhatiin sikap lo ke dia. Mirip-mirip dikitlah sama Alvi. Makin gue respon ya dia ngga akan nyerah."
Zia lalu tertawa, ternyata kisah cinta Alita juga mirip dengannya. "Ternyata kita sama haha." Alita juga ikut tertawa.
***
Buka Instagram. Buka Whatsapp. Buka Twitter. Gitu aja terus kerjaannya Zia. Buka WA yang chat cuma Niki, buka Instagram melihat story orang, buka Twitter scroll-scroll saja. Nasib jomblo ngga ada yang chat.Zia membuka lagi Instagram-nya, hal pertama yang dia liat adalah story. Satu yang menarik perhatian dia. Close friend dari Aiden. Karena penasaran dengan isinya, lalu dia buka close friend itu.
Isinya membuat Zia melebarkan matanya, tetapi tidak berlangsung lama, Zia menormalkan kembali raut wajahnya. Aiden cuma upload video cewek yang dia ngga kenal siapa. Terus ada capture-an isi chat mereka.
"Mungkin cewek yang lagi deket sama Aiden? Ya ngga kenapa-kenapa juga sih, malah bagus kan."
Ternyata ngga cuma hari itu saja Aiden upload story terus Zia diclose friend. Besok-besoknya Aiden sering bikin story. Isinya kadang chat dia dengan temannya atau quotes isi hati dia.
Jujur Zia agak risih saat Aiden bikin story seperti itu. Karena Zia merasa tersindir apalagi diclose friend. Seolah itu story memang ditujukan buat Zia. Cuma ya Zia masih biasa aja, tidak mau berkomentar juga.
Malam ini Zia lagi merasa deg-degan. Besok adalah hari ulang tahunnya yang ke-17. Pikiran Zia mulai berpikir yang aneh-aneh takut besok diapa-apain. Seumur hidup, Zia tidak pernah dapat kejutan aneh-aneh, misalnya diceplokin telur. Tetapi, tetap aja kan Zia harus was-was. Karena dia sering bilang sama teman-temannya kalau dia tidak suka apabila dikerjai seperti itu.
Sebelum tidur, Zia berbicara pada dirinya sendiri. "Selamat ulang tahun, Zia. Semoga kamu selalu sehat, terus bersyukur, diberi rezeki, terus bisa banggain Ayah sama Mama. Terima kasih Zia sudah bertahan selama ini."
Setelahnya Zia memejamkan mata untuk berkelana di dunia mimpi. Beberapa menit setelahnya, ada pesan masuk dari seseorang.
"Hai, Zi. Happy birthday to you. Hope you are fine there and I always pray the best for you. Thank you udah isi hati gue dengan kenangan yang ngga mungkin gue lupain. I'm sorry if I can't be the person you want to be. Sorry if I force you to always beside me. Once again, happy birthday :)"
***
Di sebuah kamar ditemani dengan lampu tidur, seseorang sedang menatap sebuah ponsel yang menampilkan foto orang yang mengisi hatinya. Dilihatnya foto itu lama lalu tersenyum.Aiden sejujurnya belum melepaskan Zia, ia masih ingin berusaha bagaimanapun caranya ia bisa kembali bersama Zia. Menurutnya, perjuangannya selama ini akan sia-sia apabila Zia tidak bisa kembali padanya.
Berat rasanya untuk melepaskan seorang Zia Saira pergi. Zia juga menjadi yang pertama dihidup Aiden. Meski mereka saat itu masih SMP, Aiden tetap merasa bahagia dan serius menjalaninya.
Masuk SMA yang berbeda dengan Zia tidak membuat intensitas chat mereka berkurang. Namun, ketika Aiden merasakan sesuatu pada Zia, ia sadar kalau Zia perlahan berubah. Ada saatnya Zia tetap menjadi dirinya dan ada saatnya juga Zia terkesan cuek padanya.
Satu hal yang pasti Aiden tidak pernah terpikir untuk mencari orang lain. Dia sudah melakukan apapun untuk Zia. Ada ketika dibutuhkan, memberi perhatian lebih kalau Zia sakit, atau memberikan hadiah. Makin lama justru dia merasa tidak bisa melepaskan Zia. Dulu ia gagal mempertahankan hubungannya, sekarang ia tidak siap jika harus gagal mempertahankan Zia di sisinya.
Perihal dekat dengan cewek lain, itu hanya temannya saja. Aiden sudah mencoba untuk dekat dengan cewek lain, tetapi tetap tidak bisa menghilangkan Zia di hatinya. Aiden jujur merasa malas berhubungan dengan orang lain, mengulang lagi fase yang sama.
Entah berapa lama lagi Aiden bertahan untuk terus memperjuangkan Zia. Bila nanti saatnya ia memang harus melepaskan, barulah Aiden akan melakukannya. Untuk apa mempertahankan seseorang yang tidak menginginkanmu?
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Past and Present ✓
Fiksi Remaja"Segitunya ngga ada gue ya, Zi, di hati lo? Segitunya ngga ada gue di pikiran lo? Bertahun-tahun gue usaha buat lo, chat lo setiap hari, kasih perhatian buat lo, nurutin kemauan lo tanpa lo bilang ke gue, tapi ternyata emang gue ngga ada ya sedikitp...