Dua puluh enam

23 6 11
                                    

Kelas pemantapan itu sudah dimulai hari ini. Pada hari sabtu di minggu pertama bulan Agustus yang dimulai jam delapan sampai jam sepuluh. Yang mengajar mereka bukan guru dari sekolah, tetapi guru-guru muda yang dari ceritanya pernah kuliah dijurusan tesebut.

Setelah dua jam berada di kelas, akhirnya selesai juga pelajaran hari ini. Zia sudah keluar kelas dan turun menuju gerbang sekolah. Saat sudah sampai di gerbang, Zia menyipitkan matanya dan mengerutkan keningnya ketika melihat seseorang yang sedang duduk di atas motor membelakanginya. Zia seperti kenal dengan orang itu. Kemudian ia berjalan cepat menuju orang itu dan berdiri di sampingnya.

"Aiden? Ngapain di sini?"

Orang itu menoleh ketika namanya dipanggil dan melihat Zia berdiri di sampingnya. "Hai." Aiden tersenyum kikuk sambil melambaikan tangan.

Zia masih memasang wajah kagetnya melihat Aiden bisa ada di sini. "Lo ngapain di sini?" Zia mengulangi pertanyaannya.

"Mau jemput lo?"

"Jemput? Kok lo tau gue pulang jam segini?" Zia tidak akan berhenti bertanya sebelum rasa penasarannya tuntas. Bagaimana Aiden bisa menjemputnya kalau Zia saja tidak pernah meminta?

"Lo kan pernah cerita, jadi ya udah gue di sini. Gue juga abis dari luar, sekalian aja gue mampir. Lo belum tau kan mau pulang naik apa?" Zia langsung menggeleng yang membuat Aiden tersenyum. "Yuk, naik!" ajaknya.

Zia baru ingat kalau ia pernah cerita tentang kelas pemantapan ini dan memberi tahu juga jamnya saat Aiden bertanya. Namun, ia tidak pernah mengira kalau Aiden akan menjemputnya, Zia pikir Aiden hanya sekadar ingin tahu.

Sedangkan Aiden memilih mengikuti kata hatinya untuk bertindak impulsif seperti ini. Sudah lama ia tidak bertemu dengan Zia, mereka hanya berkomunikasi lewat chat dan tentunya karena Aiden rindu pada cewek itu. Aiden sengaja menunggu Zia keluar dari sebelum jam sepuluh untuk menghindari Zia yang keburu pulang apabila ia datang tepat jam sepuluh.

Aiden menarik tangan Zia ketika dirasa Zia tidak kunjung naik ke motornya. Zia yang tersadar lalu naik ke motor itu. Zia belum membuka suara sejak Aiden menjalankan motornya. Dirinya masih belum bisa mencerna apa yang terjadi, ia masih terkejut melihat Aiden di sini.

Saat dirasa jalan yang mereka lewati tidak seperti jalanan biasa ke rumahnya, Zia bertanya kepada Aiden. "Kita mau ke mana, Den?"

"Makan, yuk! Abis itu baru pulang."

Zia melihat jam yang ada di pergelangan tangan kirinya yang menunjukkan jam sebelas kurang. Zia tidak enak jika menolak Aiden yang sudah menjemputnya, jadilah ia menyetujui ajakan Aiden.

Aiden memilih makan di mal yang bisa sekalian jalan-jalan, jadi waktunya dengan Zia bisa panjang. Mereka berjalan menuju foodcourt dan memilih makan di Yoshinoya sesuai keinginan Zia. Aiden memesan makanan sementara Zia mencari tempat duduk.

Zia duduk di kursinya lalu mengecek ponselnya yang sedari tadi belum ia lihat. Beberapa pesan dari grup kelas ia hiraukan dan lebih memilih membuka obrolan dengan dua temannya.

Niki
Weh gue bosen nih. Main dong say

Alita
Main kemana? Gue juga bosen di rumah
Eh btw zia udh pulang blm?

Niki
Oh iya, last seen nya dua jam yang lalu

Gue udh ngga di sklh, tapi lagi makan di luar
Mau main kemana dah

Niki
Makan dimana lo?
Di rumah gue aja yuu... Daripada bingung kemana

Alita
Kuy gue abis ini jalan ya

Past and Present ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang