Dua puluh satu

16 3 2
                                    

"Zia!"

Seruan itu membuat Zia menoleh ke belakang dan menemukan Aleysa yang berjalan ke arahnya. "Kenapa, Sa?"

"Lo hari ini ada pelajaran Geografi kan ya?" Zia mengangguk. "Gue mau pinjem buku paketnya, boleh ngga?"

"Oh buat kapan? Soalnya gue abis istirahat kedua ada pelajarannya."

"Buat sekarang kok. Nanti pas istirahat gue balikin," jawab Aleysa.

"Ya udah sini masuk aja ke kelas gue." Zia berjalan ke kelas 11 IPS 3 dengan Aleysa di sampingnya. Sewaktu kelas sepuluh, Aleysa dan Zia memang berada di satu kelas yang sama, makanya mereka tidak canggung untuk saling meminjam barang.

"Tadinya gue emang mau ke kelas lo, tapi karena ketemu lo duluan di sini ya udah sekalian aja." Zia hanya manggut-manggut, kemudian mereka sampai di kelas Zia dan menuju meja Zia yang saat ini ada di barisan belakang.

Beberapa penghuni kelas Zia menyapa Aleysa begitu melihatnya masuk bersama Zia. Tentunya mereka juga mengenali Aleysa, ada yang memang pernah sekelas, seperti Alif dan Niki. Zia mengambil bukunya di tas dan menyerahkannya pada Aleysa. "Thank you, Zia. Nanti gue balikin pas istirahat," ucap Aleysa tersenyum.

"Nanti kalo gue ngga ada, taro di kolong meja aja ya, Sa."

Sebelum keluar kelas, Aleysa memanggil Kenan yang baru saja masuk sehabis dari luar. Membuat Zia menolehkan kepalanya ke arah mereka berdua. "Gue ngga jadi pinjem buku lo ya, Nan." Begitulah yang Zia dengar dan Kenan hanya mengangguk, lalu Aleysa berjalan ke luar kelasnya.

Satu lagi yang pernah sekelas dengannya sewaktu kelas sepuluh, yaitu Kenan.

Minggu depan sekolah Zia akan mengadakan Ujian Kenaikan Kelas yang akan berlangsung selama seminggu. Kemudian dilanjutkan dengan pekan remedial, lalu tentu seperti biasa akan ada class meeting. Biasanya class meeting diadakan selama 3 hari ditambah untuk pembagian hadiah, jika masih ada waktu. Kalau tidak ada waktu untuk membagikan hadiah, akan dibagikan nanti ketika masuk tahun ajaran baru. Dan yang terakhir adalah pembagian rapot.

"Gue takut deh ngga sekelas sama kalian lagi."

Ucapan Niki yang tiba-tiba ditambah nadanya yang sendu membuat Zia dan Alita saling pandang. Nantinya memang kelas mereka akan diacak lagi, jadi wajar saja jika Niki khawatir tidak akan bersama lagi. Menurut yang mereka dengar dari kakak kelas, pengelompokkan kelas itu dibuat berdasarkan nilai ujian mereka. Singkatnya akan ada kelas unggulan yang dipenuhi dengan anak-anak pintar.

"Gue juga takut sih. Paling kalo sistemnya masih sama kayak kakak kelas, yang mencar cuma Zia doang." Alita ikut menimpali ucapan Niki. Maksud dari ucapan Alita adalah Zia merupakan salah satu orang yang mungkin akan menempati kelas unggulan itu, karena Zia sudah biasa berada di posisi 3 besar setiap pembagian rapot.

"Jangan gitu dong... Gue juga maunya kan sekelas sama kalian lagi. Eh tapi ya gue denger katanya udah ngga ada lagi sistem kayak gitu. Jadi nanti bakalan seimbang dibaginya," ujar Zia. Sudah biasa bukan selalu saja ada informasi yang simpang siur seperti ini. Namun, biasanya rumor itu adalah kebeneran yang tertunda bukan?

Saat ini mereka sedang duduk-duduk di bangku depan kelas sembari menunggu bel masuk berbunyi sehabis istirahat. Niki mengubah posisi duduknya menjadi lesehan di lantai dan bersandar di tembok, sementara Alita dan Zia tetap duduk di bangku. Niki mengedarkan pandangan ke sekeliling, lalu melihat Kenan yang keluar dari kelas Aleysa.

Tiba-tiba Niki jadi teringat obrolannya dengan Tiara yang sekelas dengan Aleysa waktu itu yang membahas Kenan dengan Aleysa. Tiara berkata kalau akhir-akhir ini Kenan sering main di kelas mereka dan mengobrol dengan Aleysa. Maka ketika melihat Kenan keluar dari kelas itu, Niki menyimpulkan kalau Kenan habis menghampiri Aleysa.

Past and Present ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang