Tiga belas

32 5 5
                                    

Malam ini semua orang di penjuru dunia akan merayakan pergantian tahun. Untuk menyambut tahun baru esok hari dengan sanak keluarga, sahabat, atau pun kekasih. Yang sama-sama mempunyai harapan, semoga ditahun yang baru menjadi manusia yang lebih baik lagi.

Raka mengajak teman-temannya berkumpul untuk menyambut pergantian tahun. Di sinilah mereka sekarang, di rumah Kenan. Setelah pembicaraan panjang, mereka memutuskan untuk tahun baruan di rumah Kenan saja. Beruntung yang punya rumah mengizinkan. Yang cowok bisa menginap di rumah Kenan, sedangkan yang cewek bisa menginap di rumah Niki.

Masih beberapa jam lagi menuju jam dua belas. Mereka sedang menyiapkan peralatan untuk bakar-bakaran. Zia, Raka, dan Kenan sedang membakar daging, Niki dan Alita menyiapkan minuman, Alif main gitar saja karena tidak tau harus ngapain.

Zia merasakan getaran diponselnya yang berada di saku celana. Melihat nama Aiden muncul membuat ia menghentikan aktivitasnya lalu segera menjauh dari sana.

"Hallo, Den."

"Hallo, Zi. Lagi di mana?" Di seberang sana, Aiden tersenyum membayangkan akan tahun baruan dengan Zia. Zia tidak bilang apa-apa kalau dia ada rencana tahun baruan, membuat ia berpikir kalau Zia kosong malam ini.

"Lagi di rumah Niki nih. Kenapa?"

Senyum di wajah Aiden perlahan memudar ketika mendengar itu. Lagi dan lagi ia tidak bisa jalan berdua dengan Zia.

"Oh, lo tahun baruan di sana."

"Iya tadi diajakin sama temen-temen gue." Zia melihat sekelilingnya, melihat Niki yang dari mukanya tengah kesal, Alita yang sedang ikut bernyanyi dengan Alif, juga Raka dan Kenan yang sedang membakar daging. Melihat Kenan entah dorongan dari mana, membuat Zia mengulumkan bibirnya lalu tersenyum kecil.

"Hallo, Zi."

"Eh iya, Den." Zia tersadar kalau masih tersambung dengan Aiden.

"Kok bengong?"

"Ah ngga kok, ya udah Den nanti gue telepon lagi yaa." Setelah Aiden menjawab barulah ia matikan panggilan itu. Kemudian berjalan mendekati Niki dan Alita yang sedang duduk.

"Habis dari mana lo?" tanya Niki begitu melihat Zia duduk di sampingnya.

"Tuh situ, ada telpon tadi." Zia menunjuk tempat yang tadi dengan dagunya.

"Jauh amat nerima telpon doang," ucap Niki. Zia hanya nyengir saja dan tidak menjawab. Zia mengambil minum kemudian membawa ke tempat Kenan.

"Mau minum?" tawar Zia. Kenan menoleh lalu mengambil minum yang dipegang Zia. "Raka kemana, Nan?" tanya Zia ketika melihat Raka tidak ada.

"Ke kamar mandi." Zia hanya mengangguk lalu membantu Kenan.

Tak lama kemudian Raka datang. "Dih yang diambilin minum Kenan doang. Parah emang Zia." Raka mencibir yang dibalas tawa Zia.

"Kan tadi lo ngga ada. Mau gue ambilin?"

Raka menggeleng. "Ngga usah deh, barengan aja ama Kenan."

Mereka menyelesaikan kegiatan masak mereka lalu bergabung dengan Alita, Niki, dan Alif. "Tuan dan Nyonya silakan dinikmati hidangannya." Raka mengatakan sambil meletakkan piring berisi makanan. Semua yang ada di sana tertawa mendengar ucapan Raka.

"Makasih, Mas," jawab Alif menanggapi. Raka mendengkus lalu duduk di samping Alita.

Mereka makan, ngobrol, dan bernyanyi diiringi gitar untuk mengisi waktu. Lima menit lagi menuju pergantian tahun, para cowok menyiapkan kembang api untuk dinyalakan tepat jam dua belas nanti.

Past and Present ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang