epilog #2

1K 90 3
                                    

" ngapa bun , laper ya .. haus ya ..?" Tanya chenle, namun nada suaranya terdengar seperti tengah meledek.

Jisoo tak menggubris, ia mengabaikan, matanya lebih memilih fokus kearah televisi yang tengah menayangkan drama.

Hari ini adalah hari kamis, sebagai seorang mualaf jisoo ingin belajar tentang puasa senin dan kamis. Maka dari itu sejak dini hari jisoo sudah berniat ingin mejalankan puasa.

Karena ini merupakan puasa pertama bagi jisoo, ia pun merasa lemas tak berdaya, namun sebisa mungkin jisoo menahannya. Tapi, sifat kurangajar chenle muncul, dan dengan tidak tahu dirinya dia terus menggoda jisoo ditengah jisoo yang tengah lemas menahan lapar dan haus.

" bun .. jus jeruknya seger banget tahu.." mulut laknat chenle berulah lagi, jisoo menoleh kearah putranya dan tak sengaja ia melihat chenle yang tengah meneguk jus jeruknya. Seketika jisoo menelan ludahnya, merasa ingin ikut meneguk jus tersebut.

dalam lamunannya, jisoo membayangkan betapa segarnya jus ketika melewati kerongkongannya yang terasa kering.

Brakk

Suara gelas yang chenle taruh diatas meja.

" akhhh .. seger banget .." katanya, telapak tangannya bergerak mengusap sisa jus yang ada dibibirnya.

Melihat itu seketika lamunan jisoo buyar, ia pun menggelengkan kepala.

Chenle memincingkan matanya ketika melihat jisoo menggelengkan kepala, tiba tiba chenle tersenyum penuh seringai.

" bun .. masih ada loh jusnya , bunda mau , kalau mau aku ambilin .." kata chenle kembali menggoda jisoo, ia tidak perduli dengan dosa yang sebentar lagi datang menghampiri, bagi chenle menggoda jisoo hari ini sangat menyenangkan.

Jisoo mendecih, kemudian ia kembali memutar kepalanya menghadap kearah televisi.

Chenle tertawa, namun detik berikutnya tawanya kembali terhenti, dan kini ia kembali menatap kearah ibunya dengan raut wajah penuh dosa, bahkan chenle kembali tersenyum penuh seringai.

" bun .. "

Tak ...

" aaawww ..." teriak kesakitan chenle karena mendapat jitakan dikepalanya, bergegas ia mengusap ngusap kepalanya yang terasa sakit karena ulah jimin.

Mendengar teriak chenle, jisoo menoleh. Seketika ia tertawa melihat putranya yang tengah mengusap ngusap kepalanya.

" iissshhh .. ko bunda malah ketawa sih .." kata chenle, jisoo mengedikan bahunya tak perduli.

" dasar manusia titisan dajjal, orang lagi nyari pahala malah digodain .." kata jimin, yang kini sudah duduk dikursi meja makan bersama putranya.

" lah kalau aku titisan dajjal ,.. berarti kalian berdua dajjalnya dong .." sahut chenle, jimin memberinya tatapan tajam. Sedangkan jisoo menggelengkan kepalanya.

" semerdeka chenle saja .." kata jimin, enggan menanggapi ocehan putranya.

" dih aneh .." kata chenle, wajahnya memberengut, kemudian ia menatap jisoo dan kembali tersenyum penuh arti.

" bun .. in .."

" heh .. mau dijitak lagi .." kata jimin, tangannya siap menjitak kepala chenle, ia tahu putranya itu pasti mau menggoda kembali ibunya.
Seketika chenle tersenyum bodoh. Ia pun menggelengkan kepalanya.

diam diam chenle mendengus kearah jimin yang sekarang berjalan menghampiri jisoo.

Jimin duduk disamping jisoo dengan jarak yang cukup jauh, meski mereka berdua sudah halal, jimin tidak mau membuat puasa sunah jisoo sia sia karena ia duduk berduaan dengan jimin.
Ya, yang namanya sudah halal, jika sudah berdua apapun akan terjadi. Bahkan chenle pun bisa mereka abaikan.

fightink  ..!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang