35

794 93 11
                                    

Tok tok tok ..

Masih pukul lima dini hari , jisoo sudah bangun dari tidurnya dan mengetuk pintu kamar putranya .

Tak ada sahutan , jisoo kembali mengetuk pintu .

Kedua kali mengetuk dan kembali tak ada sahutan . Tangan jisoo beralih pada knop pintu dan memutar knop pintu tersebut .
Ternyata kamar chenle tidak terkunci. Bergegas jisoo membuka pintu tersebut .
Ketika pintu terbuka lebar jisoo dibuat diam , ternyata chenle sudah bangun dan tengah menjalankan ibadah shalat subuhnya .

Jisoo tersenyum , pantas saja chenle tidak merespon ketukan pintu .

Tak ingin mengganggu , jisoo kembali menutup pintu dengan pelan .
Jisoo pun kembali bergegas menuju kamarnya .





Selesai menjalankan ibadahnya , chenle kembali naik keatas tempat tidurnya , chenle tak berniat tidur kembali , justru kini ia fokus dengan ponselnya .

Jari chenle terus bergerak menari nari dilayar ponselnya , banyak notif pesan dan panggilan tak terjawab yang masuk , namun tak ada satupun nama jimin yang tertera .

Sejak jisoo membawanya pulang , jimin belum menghubungi chenle sampai saat ini .

Chenle mendesah pelan , ayahnya begitu marah , hingga menghubunginya pun tak mau ..

Langit semakin terlihat terang , mataharipun semakin naik .
Chenle kini mulai bersiap untuk pergi kesekolah .

Chenle berdiri berniat untuk mengeluarkan seragam sekolahnya yang berada didalam lemari .
Namun pada saat chenle berdiri ia merasa tubuhnya begitu lemas , bahkan penglihatannya berputar .

Sakit dikepalapun ia rasakan , chenle memijit kedua pelipisnya dengan tangannya .

Chenle tak mau bersikap manja dengan apa yang tengah ia rasakan , ia pun mengabaikan semua rasa sakitnya . Bergegas ia memakai seragam sekolahnya .

Chenle merasa tubuhnya semakin lemas , namun chenle tetap mengabaikan rasa sakitnya .

Setelah merasa dirinya sudah rapih , chenle bergegas keluar dari ruang pribadinya dengan langkah gontai .
Chenle menghampiri jisoo yang tengah menatap makanan diatas meja .

" pagi bun .." sapa chenle , suara chenle terdengar aneh .

Jisoo menoleh , ia terdiam dengan dahi berkerut merasa ada yang tidak beres dengan putranya .

" kamu kenapa , ko muka kamu pucet banget. .." tanya jisoo raut wajahnya berubah

" kayanya mau pilek deh bun ,.. suara aku aja udah kaya gini .." sahut chenle , mengingat suara terdengar seperti seseorang yang terkena flu .

Jisoo menghela nafas , kemudian mengulurkan telapak tangannya , dan ia taruh diatas dahi chenle .

" astaga , badan kamu anget banget .. kamu beneran ga kenapa napa .." tanya jisoo , merasa khawatir akan kondisi putranya .

" aku baik baik aja bunda .." sahut chenle yang kemudian duduk disalah satu kursi .
Jisoo masih menatap putranya dengan raut wajah khawatir .

" bun ... ayah nelepone bunda ga ..?" Tanya chenle , tangannya terulur mengusap kedua lubang hidungnya , hidung chenle terasa gatal , ia merasa akan ada sesuatu yang keluar dari hidungnya .

" enggak .." sahut jisoo , chenle diam raut wajahnya berubah sendu . Detik berikutnya chenle fokus dengan makanan yang disediakan jisoo . Mendengar sahutan dari jisoo membuat chenle tak ingin membahas tentang apapun .

Jisoo menghela nafas , ia tahu dibalik diamnya chenle .

Tak lama chenle menjauh piring yang berisi makanan dihadapannya , jisoo mengerutkan dahinya atas apa yang dilakukan putranya , terlebih lagi makanan yang berada didalam piring masih tersisa banyak .

fightink  ..!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang