19

777 104 5
                                    

Teriakan chenle membuat jimin melangkah dengan cepat menuju lantai dua , bahkan ia berlari dianak tangga .

Langkah jimin semakin dipercepat ketika kamar chenle sudah terlihat .
Akhirnya jimin tiba didepan kamar chenle , dan jimin dibuat membeku ditempat ketika melihat bagaimana keadaan chenle saat ini .

Ya , saat ini chenle tengah berbaring dengan begitu santainya diatas tempat tidur . Bahkan chenle fokus dengan ponselnya .

Jimin menghela nafas , ia benar benar gemas dengan putranya ini .

Teriakan chenle membuat jimin khawatir , ia takut jika chenle tengah berkelahi dengan jisung . Jimin sampai berlari dari lantai satu agar lebih cepat tiba dikamar chenle .

Tapi ketika tiba dikamar chenle , ternyata tak terjadi apapun ..

Jimin masuk dan menghampiri putranya , yang sepertinya tidak memperdulikan kedatangan jimin , karena chenle hanya fokus kepada ponselnya .

Jimin kembali menghela nafas ,chenle yang medengar menoleh namun detik selanjutnya pandangannya kembali dialihkan kepada ponselnya .

" bunda udah pulang .." kata jimin , memberitahu chenle jika ibunya itu sudah pulang dari rumahnya .

Chenle diam , tak memberi respon apapun . Dan hal itu membuat jimin harus mengelus dada menghadapi sikap putranya ini .

Tadi berteriak memanggil , sudah ada didepan mata malah diabaikan ... kata jimin dalam hati .

Chenle masih fokus dengan ponselnya , jimin merasa diabaikan , akhirnya jimin berniat untuk keluar dari kamar putranya . Namun baru satu kaki jimin turun dari tempat tidur , chenle menghentikan niat jimin untuk beranjak pergi .

" lihat deh .. lucu banget ya .." kata chenle menujukan foto yang ada diponselnya .

Jimin melihat , dan seketika jimin mengerutkan dahinya . Heran kenapa tiba tiba chenle menunjukan foto itu .
Sebuah foto ulangtahun pernikahan ia dan jisoo . Difoto itu jimin dan jisoo mengenakan pakaian pengantin sedangkan chenle berdiri diantara keduanya .

" sedih banget .. tahun depan enggak bisa bikin foto kaya gini lagi .." kata chenle , jarinya menggeser geser layar ponselnya yang memperlihatkan galeri foto dirinya dan kedua orang tuanya .

Jimin diam , ia tak bisa berkata apa apa .. apa yang diucapkan chenle benar , tahun tahun yang akan datang ia dan jisoo tidak bisa membuat foto kenangan lagi .

" padahal setiap tahun , kalian bedua pasti bikin foto kaya gini .." kata chenle lagi . Jimin semakin membeku , Perasaannya menjadi takaruan .
Sedih , itu sudah pasti . Tapi jimin tidak bisa memperlihatkan kesedihannya dimata putranya . Jimin berusaha menahan rasa sedih itu dengan melakukan hal apapun seperti melihat kesekeliling kamar putranya yang sebenarnya ia sendiri sudah hafal .

Jimin kembali memperhatikan chenle yang masih mengeser geser galeri foto yang ada diponselnya .

Tiba tiba chenle menghentikan gerakan jarinya diatas ponsel miliknya , jimin masih diam memperhatikan .

Chenle menoleh kearah jimin , dengan tatapan yang sulit diartikan . Jimin menatap chenle menunggu apa yang akan diucapkan chenle , karena dari tatapan chenle , seperti ada yang ingin ia sampaikan .

" bisa keluar ga .." kata chenle , jimin mengerutkan dahinya .

" aku mau tidur .." kata chenle lagi , jimin mengangguk dengan terpaksa ia beranjak dari tempat tidur putrnya .

Setelah jimin turun dari tempat tidurnya , chenle menyimpan ponselnya diatas nakas , kemudian ia kembali merebahkan tubuhnya dan menarik selimut hingga menutupi dadanya .

Chenle berbaring , miring . Membelakangi jimin yang masih berdiri menatapa chenle .

" kalau mau keluar tolong matiin lampunya , sama jangan lupa tutup pintunya .." kata chenle , mengingat ayahnya masih berdiri didekat tempat tidurnya .

Mendengar putranya berbicara jimin menghela nafas dan melangkah pergi .
Jimin menuruti perintah chenle , ia mematikan lampu dan menutup pintu kamar putranya .

Masih berdiri didepan kamar putranya , kini jimin menyandarkan tubuhnya didinding .

Jimin diam dengan wajah sendu , ia mengerti dan paham betul mengapa chenle berkata seperti itu , bahkan sampai membahas foto ulangtahun pernikahannya dengan jisoo .
Tapi jimin tidak bisa berbuat apa apa , nasi sudah menjadi bubur , dan tidak akan pernah kembali menjadi nasi .

Kaki jimin bergerak , ia mulai melangkah pergi meninggalkan kamar putranya .





Sementara itu didalam kamar chenle berbaring dengan pipi yang berurai air mata . Disaat kondisinya seperti ini ia butuh kedua orangtuanya . Namun yang terjadi apa ..? Ia minta jisoo untuk kembali menginappun tidak dituruti oleh jisoo .

Mereka selalu meminta chenle untuk mengerti akan situasi dan keadaan yang sudah terjadi .. tapi mereka sama sekali tidak mengerti perasaan chenle .
Chenle egois , tapi mereka lebih egois , lebih memikirkan perasaan mereka sendiri , dari pada perasaan putranya .

Chenle mulai lelah ,matanya terasa berat . Ia mulai memejamkan mata . Ia ingin tidur , dan sebelum tidur chenle selalu berdoa , semoga saat ia bangun dihari esok . Semua kembali seperti semula . Dimana ia dan kedua orangtuanya kembali bersama , dalam satu atap yang sama .
















...

Ditempat lain , jisoo ternyata tidak pulang keapartemennya . Ia menepikan mobilnya diatas jembatan .

Jisoo keluar dari dalam mobilnya , ia berjalan menuju pagar pembatas jembatan .

Jisoo berdiri dalam diam , pandanganya lurus kedepan , dari atas jembatan ia memandang kota sekitar yang telihat indah dimalam hari ,
Namun indahnya pemandangan malam , tak sama dengan hati jisoo .

Hatinya masih merasa sakit . Ia ingat bagaimana ekfresi chenle ketika ia pergi meninggalnya .
Meski hari esok akan bertemu lagi , tapi jisoo tahu tidak ada seorang anakpun yang ingin jauh dari kedua orangtuanya terutama ibu ....










...

Sinar matahari mencuat , masuk kedalam sela sela jendela dan mengusik wajah lugu yang tengah terpejam dengan wajah sendu dan mata yang telihat bengkak dikelopak matanya .

Chenle , remaja yang terbaring diatas tempat tidurnya membuka matanya dengan perlahan .

Bola matanya bergerak ketika matanya sudah terbuka sempurna . Melihat kesekeliling kamar , masih sama dengan kamar semalam .

Wajah chenle kembali sendu , ternyata pagi ini doanya masih belum terkabulkan .
Chenle berharap ketika ia membuka mata keadaan berubah , namun ternyata masih sama tak ada yang berubah ...
















...

Bersambung ..😭😭😭😭😭


aku ga tahu ini sedih atau enggk ...
Yang pasti aku nulisnya sambil nangis .

Sedih banget ya kalo jadi chenle ..

Itu kali ya yang dirasain dua keponakan aku .. " lah malah curhat "

Maaf partnya pendek

See you ...








fightink  ..!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang