18

800 103 5
                                    

Chenle memberengut ia bersandar diatas tempat tidur dengan memeluk sebuah bantal , malam ini ia marah , ia kesal , dan mengacam tidak akan makan ataupun minum obat . Alasannya satu yaitu karena jisoo akan pulang keapartemennya .

Bujukkan dan rayuan sudah dilakukan , tapi chenle tetap kokoh pada pendiriannya .

Jisoo yang ada disampingnya menghela nafas .
Chenle mendengar helaan nafas itu , diam diam chenle tersenyum . Karena apa ..? Menurut chenle jika seseorang menghela nafas itu tandanya dia menyerah , dan itu berarti jisoo tidak akan pulang dari rumah ayahnya .

Namun tiba tiba dahi chenle mengerut , ketika melihat jisoo bangkit dan berjalan menuju meja dimana ia menyimpan tasnya .
Chenle semakin dibuat bertanya tanya ketika jisoo meraih tas itu dan menyampirkannya dibahu .
Setelah itu jisoo beralih menatap putranya .
Tahu jisoo akan menatap dirinya , buru buru chenle memalingkan wajahnya berpura pura melihat yang lain . Dan kembali wajahnya dibuat jika ia sedang marah .

" bunda pulang ya .." kata jisoo , mata chenle membelalak . Berarti marahnya chenle tak berarti apa apa .

Chenle menoleh kearah jisoo , mencoba memasang wajah sendu , siapa tahu bundanya ini akan luluh ..pikir chenle .

Jisoo kembali menghela nafas , dan kembali menghampiri putranya .

Dalam hati , chenle tengah berteriak senang .

Jisoo kembali duduk disamping chenle , tangannya bergerak mengusap surai hitam milik chenle .

" denger kamu itu anak laki laki , jangan manja , masa cuma luka kaya gitu aja harus ditemenin bunda terus .. kenapa ga pas berantem aja minta temenin bunda .. giliran disekolah sok jagoan , dirumah kaya anak paud .." kata jisoo , chenle kembali memberengut pipinya bahkan menggembung .

" bunda pulang ya .." kata jisoo lagi , berharap mendapat anggukan dari chenle , tapi chenle malah memalingkan wajahnya .

Melihat chenle memalingkan wajahnya membuat hati jisoo sedikit sakit . Perlahan ia melepas tangannya yang berada dikepala chenle .

Jujur , memang jisoo merasa berat meninggalkan chenle disaat kondisi putranya sedang tidak baik . Tapi jisoo juga tidak bisa terus terusan berada dirumah mantan suaminya .
Alasannya karena ia malu , ia bukan lagi bagian dari anggota keluarga park .

Dengan berat hati jisoo turun dari tempat tidur putranya , jisoo berdiri manghadap chenle . Chenle sendiri masih memalingkan wajahnya .

Lagi jisoo menghela nafas .

" maaf ya .. bunda bukan egois , cuma tolong kamu ngerti untuk kali ini aja . Bunda pulang ya , nanti bunda kesini lagi buat jengukin kamu .." kata jisoo , kata terakhir yang ia ucapakan bertujuan untuk menyakinkan chenle jika ia akan selalu ada untuk putranya meskipun saat ini terpisah jarak .

Tak ada respon dari chenle , jisoo memejamkan sejenak matanya dan melangkah keluar dari kamar chenle .

Perginya jisoo tak membuat chenle bergerak , ia memilih untuk tetap memalingkan wajahnya tak mau melihat jisoo pergi .

Jisoo yang tengah melangkah keluar kamar , dikejutkan oleh jimin yang berdiri diambang pintu . Jisoo diam , langkahnya terhenti .
Jimin sendiri menatap jisoo dengan tatapan yang sulit diartikan .

Pada akhirnya jisoo kembali melanjutkan langkahnya meskipun jimin menghalangi jalan keluarnya , jisoo ingin tahu apa jimin tetap menghalangi jalannya atau memberinya jalan untuk keluar . Dan ternyata ketika jisoo akan melewati pintu jimin menggeser sedikit tubuhnya memberi jalan untuk jisoo .

Jujur , ada sedikit perasaan kecewa , tapi jisoo harus sadar diri akan setatusnya .

Jisoo sudah keluar dari kamar chenle , dan melangkah pelan . Dari ambang pintu jimin memperhatikan jisoo yang terus melangkah .

fightink  ..!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang