Prolog

42.2K 1.5K 38
                                    

Di bawah ini :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di bawah ini :

Pelaku plagiarisme dijerat ancaman pidana menurut Pasal 72 ayat 1 UUHC dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 bulan atau denda paling sedikit Rp1.000.000,00 atau pidana penjara paling lama 7 thn.


Happy reading!

Sore itu Raya berjalan keluar dari area sekolah. Bukan tanpa alasan, ia pulang saat senja akan tenggelam. Itu semua karena tugas kelompok yang harus nya ia kerjakan bersama Afifah dan Rei, kini ia kerjakan sendrian. Alasan keduanya sungguh sepele, Afifah berkata jika ia memiliki acara keluarga yang tidak bisa ia tinggalkan. Sedangkan Rei mengatakan jika alasannya adalah dirinya ada kencan buta dengan seorang gadis dari sekolah sebrang.

Saat melangkah, indra pendengarannya mendengar suara beberapa orang yang sedang berkelahi. Tidak hanya itu terdengar pula beberapa suara yang berasal dari besi dan kayu. Raya mulai memelankan laju langkahnya dan didepan Raya melihat dengan mata kepalanya sendiri, ada dua kelompok yang berkelahi dan Raya mengenali seragam yang di pakai oleh beberapa anak yang ada di depannya itu, seragam yang berasal dari sekolahnya.

Ia berbalik dan berniat untuk pergi akan tetapi, mungkin karena terburu-buru Raya tidak melihat jika di depannya ada batu. Al hasil ia terjatuh dan menimbulkan suara sehingga membuat beberapa anak yang sedang berkelahi menoleh kepadanya.

"Woi, siapa itu?" tanya salah satu anak dari sekolahnya mendengar suara berat laki-laki itu membuat nyali Raya menciut. Ia ingin berdiri akan tetapi, kakinya tidak bisa di ajak kompromi. Raya mencoba berulang kali untuk berdiri tetapi tetap saja ia tidak sanggup, hingga sebuah suara terdengar kembali dan kali ini lebih dekat dengannya.

"Ngapain lo duduk di aspal kayak gini?" Raya kemudian menoleh dan melihat seorang cowok berperawakan tinggi tengah berdiri dan menatap dirinya bingung. Setelah itu Raya melihat dengan mata kepalanya cowok di hadapannya mengulurkan tangan berniat membantu nya, Raya menyambut niat baik itu. Raya kemudian menerima uluran tangan cowok itu dan mengucapkan terima kasih sebelum pergi meninggalkan cowok itu yang menatap kepergian Raya dari belakang sambil tersenyum tipis. "Ternyata jatuh cinta pada pandangan pertama memang benar adanya," lirih cowok itu memegang dada kanannya yang berdetak.

---

Pagi itu Raya duduk dengan Afifah dan Rei di bangku kantin. Ia menceritakan kejadian yang dialaminya kemarin kepada Afifah dan Rei. Setelah selesai menceritakan ia melihat reaksi dari kedua sahabatnya. Ia menikmati ekspresi keduanya yang membuatnya ingin tertawa.

"Lo tau nggak Ray, orang yang suka mimpin tauran di sekolah kita, cuman ada satu orang. Lo mau tau nggak siapa orangnya?" tanya Afifah kepada Raya.

Raya mengangguk lalu menunggu ucapan yang akan di lontarkan oleh Afifah. "Namanya Rayn dia terkenal sebagai cowok terbandel, dia juga sering bolos di jam-jam tertentu. Dia bolos nggak cuman sendiri, yang gue tau setiap Rayn bolos ketiga sohibnya juga bolos. Mereka berempat itu kayak nggak bisa di pisahin, selalu bareng-bareng terus. Nah, nama ketiga sohibnya itu yang pertama Radeya Rivaldo, dia dari kelas 12 IPA 1, sekelas sama Rayn dan sohib dia lainnya. Yang kedua ada Melvin Halim dia merupakan Ketua Basket. Dan yang terakhir itu ada Raphael Lewis dia sebenernya enggak ada istimewa dari diri dia, cuman ada satu kelebihannya yaitu dia bisa mengerti isi hati seseorang."

Raya mengangguk mengiyakan pernyataan dari Afifah itu. Kenapa ia biasa aja, padahal Afifah bercerita dengan semangat sekali. Itu karena sebenarnya ia terlalu malas untuk membahas tentang cowok bandel, suka tauran itu, lebih baik ia diam.

"Sebaiknya lo jangan deket-deket sama Rayn dia bahaya. Gue gak mau, sahabat gue di buru sama fansnya apa lagi Rayn anak motor. Lo ngertikan maksud gue?" tanya Rei dengan wajah khawatir menatap Raya.

Raya membalas tatapan Rei tentunya hal itu menimbulkan rasa iri di hati Afifah. Karena tanpa mereka berdua sadari sahabat mereka Afifah menyukai Rei.

---

Di dalam kelas Raya duduk sambil memperhatikan Pak Ahim selaku Guru Biologi di depan kelas. Namun di dalam hati ia masih memikirkan kejadian yang ia alami kemarin. Pak Ahim melihatnya melamun. Sontak Pak Ahim melangkah menuju meja Raya dan memukul meja itu dengan pengaris kayunya. "Raya Zanna Kirania silahkan isi pertanyaan di papan tulis," sentak Pak Ahim. Raya tersadar dari lamunannya kemudian menatap Pak Ahim dengan bingung. "Hah, kenapa Pak? Saya emang salah apa Pak?" tanya Raya dengan wajah yang masih bingung. "Kamu maju sekarang kedepan! Kalau kamu tidak bisa menjawab pertanyaan itu silahkan berdiri di luar kelas sampai jam saya selesai."

Raya yang tidak memperhatikan papan tulis akhirnya langsung keluar dari kelas. Tanpa berniat untuk mencoba menjawab pertanyaan dipapan tulis. Di depan kelas ia berdiri sambil menyender pada dinding memandangi area lapangan basket yang sedang di pakai untuk praktek kelas XII IPA 1. Raya mengenal beberapa wajah yang sedang fokus mendribel bola. Kemudian tanpa sengaja padangannya bertemu dengan seorang cowok yang membuat ia tidak fokus seharian ini. Cowok itu memandang Raya dengan senyum tipis lebih mengarahkan kesebuah senyuman smirk.

Raya melihat cowok itu berhenti mendrible bola memilih menghampiri Raya. "Hai!" Cowok yang ia ketahui bernama Rayn itu tersenyum kearah Raya. Raya yang melihat itu merasa bingung kenapa tiba-tiba Rayn menghampirinya.

"Lo cuek gue suka," kata Rayn masih dengan senyum di wajahnya. Tapi Raya tidak membalasnya. Tidak menyerah Rayn masih berusaha mengajak Raya berbicara walaupun lagi-lagi Raya mengabaikannya.

Raya bernafas lega setelah tau bahwa bel pulang berbunyi menandakan jam Pak Ahim telah berakhir. Akhirnya ia pergi meninggalkan Rayn yang menatap pasrah kepergiannya. "Sekarang memang kamu belum merasakan hal sama denganku. Tapiku yakin pasti suatu hari nanti, kamu akan merasakan hal yang sama denganku."

---

Raya berbaring diatas ranjangnya sambil memainkan ponsel pintarnya. Tetapi hal itu terganggu karena ponselnya berdering menandakan ada pesan masuk.

+6285809561216
hai

Raya mengerutkan keningnya melihat nomor yang tertera di ponselnya. "Perasaan gue enggak pernah ngasih nomor ke orang asing deh," kata Raya sambil jari-jari nya mengetik dikeyboard.

Raya
Siapa ya?

+6285809561216
Rayn.

Raya
Dari mana lo dapet no hp gue?

+6285809561216
dari Afifah sahabat kamu

Raya
Ada perlu apa?

+6285809561216
save ya.

Raya
Iyaa

Read

Rayn&RayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang