Raya tidak sengaja bertemu dengan Rayn yang saat itu sedang tawuran dengan sekolah lain justru membuat Rayn jatuh cinta pada pandangan pertama kepada Raya. Akan tetapi, ketika mengetahui Raya telah bertunangan perasaan Rayn mulai berubah menjadi Obs...
Raya melempar ponselnya keatas ranjang secara terburu-buru, lalu menuju kamar mandi sambil menutup mulut menggunakan tangan kanannya sedangkan tangan kirinya memegang perutnya karena merasa mual.
"Hoeeek! Hoeeek!Hoeeek!!"
Raya mengelap bibir menggunakan punggung tangannya sambil menatap dirinya di cermin kamar mandi. "Kepala gue pusing dan lagi, bulan ini gue belum menstruasi," cicit Raya.
"Apa jangan-jangan .."
"Aish, pikiran gue. Apa mungkin?"
Raya mencuci kedua tangannya di wastafel sambil menggelengkan kepala. "Apa sih berfikiran negatif aja," Raya mengibaskan kedua tangannya kemudian berlalu keluar dari dalam kamar mandi.
Diluar seorang maid berdiri di depan pintu kamar dengan tangan gemetar membawa nampan berisi makan siang untuk Raya. "Saya ingin menghantarkan makan siang," ujar maid itu kepada bodyguard yang berjaga-jaga di depan pintu.
"..."
Bodyguard itu membukakan pintu kamar membiarkan maid itu masuk kedalam.
Raya menatap maid yang menaruh nampan di atas nakas sambil meremas piayama nya. "Em, apa lo ada testpack?" tanya Raya ragu-ragu.
Maid itu menundukkan kepalanya sedikit terkejut mendengar pertanyaannya Raya. "Ti-dak ada Non," jawaban dari maid itu membuat Raya menghela nafas berat.
"Apak-ah mau saya belikan Non?" tanya maid itu melirik Raya yang duduk ditepi ranjang.
"Terimakasih ..." ketika Raya hendak membuka laci nakas untuk mengambil dompetnya, maid itu langsung mencegah.
"Pakai uang saya saja Non," ujar maid itu sopan sambil membungkuk hormat lalu melenggang pergi.
Raya merebahkan tubuhnya diatas ranjang sambil menatap langit-langit kamar hingga ia perlahan memejamkan mata.
26 menit kemudian...
Seorang maid menaiki undakan tangga hendak menuju ke kamar Raya, ia berkeringat dingin sambil meremas plastik berisi testpack. Maid itu berhenti di depan pintu kamar ketika ada tangan salah satu bodyguard yang berjaga menghalanginya untuk masuk.
"Apa yang kau bawa?"
"I-ini obat yang Nona minta saya belikan ..," jawab maid itu sedikit terbata-bata.
"Obat ya?" tanya bodyguard itu lalu menjulurkan tangannya dihadapan maid itu.
Tiba-tiba pintu kamar terbuka, muncullah Raya sambil memegang kepalanya dengan wajah pucat menatap kearah maid itu. "Berikan obatnya kepalaku sakit,"
"Ini Nona," maid itu menyodorkan plastik putih berisi testpack kearah Raya.
"Terimakasih ya ..."
"Apakah perlu saya panggil kan dokter Non?" ujar salah satu bodyguard kepada Raya.
"Abis minum obat pasti bakal ilang, cukup kalian jangan beritahu siapapun," jawab Raya lalu menutup kembali pintu kamarnya.
Raya menyenderkan punggungnya dipintu sambil menghela nafas berat. "Gue lupa .. cara make testpack ini gimana?"
Raya menjentikkan jari melihat ponselnya di atas ranjang. Ia mengambil ponselnya sambil menenteng plastik putih itu. Ia mengetikkan jarinya di keyboard hendak search di google "Cara pakai testpack," sambil berjalan menuju kamar mandi.
Raya meletakkan plastik itu di lemari penyimpanan yang berada dikamar mandi. Kemudian, ia membaca cara di google.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
---
Rayn berdiri tegak menghadap kaca besar jendela ruangan kerjanya dengan tangan kanan berada disaku celana chino cream nya, sambil melihat jam di pergelangan tangan kirinya menunjukkan pukul 01.04 pm.
Suara knop pintu ruangan terbuka secara kasar. Muncullah Anggoro berjalan masuk kedalam ruangan sambil menenteng tas kerja serta jas putihnya dengan rambut ikal berantakan, dan dasi yang dipakainya miring.
Rayn tersenyum miring lalu membalikkan tubuhnya menghadap Anggoro. "4 menit, waktuku terbuang sia-sia. Dan lihatlah penampilanmu sungguh tidak mencerminkan kepribadian seorang dokter, Anggoro." ujar Rayn sarkasme sambil berjalan kearah kursinya.
Anggoro hanya diam menunduk mengumpat dalam hati. "Bukankah waktuku hanya 10 menit untuk datang, orang normal mana yang bisa menempuh perjalanan selama 10 menit .. sabar Anggoro Widjojo ... dasar sinting! sungguh dia gila!"
"Jadi, bagaimana hasilnya?" tanya Rayn to the point setelah mendudukkan dirinya di kursi sambil menggenggam kedua tangan di atas meja menfokuskan tatapan kearah Anggoro.
Anggoro langsung mengeluarkan MAP berwarna kuning dari tas kerjanya kemudian meletakkannya di atas meja kerja Rayn, Rayn mengambil MAP itu, dan membuka isi MAP tersebut adalah hasil laporan kesehatan jiwa.
Dinyatakan bahwa Raya mengalami gangguan dalam pikiran, perilaku, dan perasaan. Kondisi ini disebut ODGJ. Penyakit gangguan mental depresi, bipolar, kecemasan, dan stres pasca tratrauma.