Di atas ranjang, di dalam kamar bernuansa dark Rayn membuka matanya dengan nafas tidak teratur dan keringat dingin di pelipis.
"M-mimpi itu seperti nyata," gumam Rayn sambil menyandarkan punggungnya di kepala ranjang. Ia terdiam dengan tatapan kosong hingga di dalam kamar itu hanya terdengar suara detak jarum jam di dinding.
"Akan ku lenyapkan lelaki itu," Rayn meraih ponselnya diatas nakas hendak menghubungi Fernando.
"Cari bodyguard kepercayaan Pramudana
dan siksa dia sampai mau berbicara tentang dimana flashdisk itu. Ingat jangan biarkan dia mati,""Baik Tuan Muda," jawab Fernando disebrang sana.
Rayn menutup panggilan lalu turun dari atas ranjang hendak berganti pakaian di walk in closet. Kemudian, keluar dari dalam kamarnya berpakaian kemeja putih lengan panjang dipadukan dengan celana chinos panjang warna hitam. Ketika akan menuruni undakan tangga Rayn sempat berpapasan dengan Clarissa.
"Rayn, kamu mau kemana malam-malam gini nak?" Clarissa mencekal pergelangan tangan putranya itu.
"Membunuh," jawab Rayn singkat dengan datar. "Singkirkan tangan Anda," lanjut Rayn kepada Clarissa. Kemudian, Rayn berlalu pergi begitu saja meninggalkan Clarissa yang terdiam kaku.
"Mama selalu berharap kamu tidak seperti Papa tetapi, sepertinya harapan itu tidak akan terjadi," lirih Clarissa memandangi putranya hingga hilang dibalik pintu mansion.
"Kalian ikut dengan saya," perintah Rayn kepada 10 bodyguard yang berjaga di pintu mansion.
"Baik Tuan Muda."
Salah satu bodyguard membukakan pintu mobil mempersilahkan Rayn untuk masuk ke dalam mobil BMW hitam itu yang telah terparkir rapi di depan mansion.
Mobil BMW hitam Rayn melaju keluar dari halaman mansion diikuti 4 mobil BMW putih di belakangnya menuju ke mansion Hafir.
---
Mobil yang ditumpangi Rayn berhenti didepan gerbang menjulang tinggi mansion Hafir lalu gerbang terbuka karena beberapa anak buah Rayn menyamar menjadi bodyguard keluarga itu memudahkan ia keluar atau masuk mansion.
Mobil Rayn memasuki halaman mansion kemudian, berhenti di depan pintu masuk langsung salah satu bodyguard membukakan pintu untuk Rayn turun dari dalam mobil.
"5 berjaga diluar jangan biarkan siapapun masuk. Yang lainnya ikut denganku kedalam," perintah Rayn sebelum memasuki mansion.
"Baik Tuan Muda."
Rayn melangkahkan kakinya memasuki mansion diikuti 5 bodyguard. "An-nda siapa?" tanya salah satu maid yang terkejut melihat kedatangan Rayn.
"Urus dia," perintah Rayn kepada bodyguard.
Tanpa menunggu jawaban bodyguardnya itu Rayn menaiki undakan tangga hendak menuju kekamar Raya. Tangan Rayn membuka gagang pintu kamar Raya dengan pelan kemudian, masuk kedalam kamar lalu mengunci pintu.
"Welcome babe," Rayn membuka satu persatu kancing kemeja hitamnya sambil menatap Raya yang sedang tertidur pulas. Kemudian, perlahan-lahan melangkah menuju ranjang Raya.
Raya yang merasa ada seseorang yang menaiki ranjangnya lalu memeluknya membuka matanya dengan terkejut menatap Rayn takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rayn&Raya
Mystery / ThrillerRaya tidak sengaja bertemu dengan Rayn yang saat itu sedang tawuran dengan sekolah lain justru membuat Rayn jatuh cinta pada pandangan pertama kepada Raya. Akan tetapi, ketika mengetahui Raya telah bertunangan perasaan Rayn mulai berubah menjadi Obs...