Part 16

7.1K 305 10
                                    

Pagi itu Raya memilih tidak pergi ke sekolah karena ia tidak mau jika nanti di sekolah tidak fokus belajar.

Afifah juga tidak ingin berangkat ke sekolah agar ia bisa menemani Raya. Akan tetapi, Raya menolak jika ia tidak ingin Afifah tertinggal pelajaran karena sebentar lagi akan dilaksanakan ujian Nasional.

Raya berdiri di atas balkon kamar sambil memandangi langit pagi.

Suara pintu di buka Abdiel mendengar kabar ibunya mengalami kecelakaan dan meninggal dunia langsung lepas landas ke indonesia.

Abdiel menghampiri Raya di teras balkon lalu mengelus rambutnya.

"Ray kakak pulang," kata Abdiel kepada Raya dengan wajah sedih karena ia besok harus kembali lagi ke london.

Raya langsung memeluk Abdiel dengan air mata Abdiel pun membalas pelukan Raya sambil terus mengelus rambut adiknya itu.

"Ray sudah ya kita harus ikhlas biar Mama bisa tenang," kata Abdiel melerai pelukan sambil menatap Raya.

"Raya capek berapa kali lagi Raya harus kehilangan," jawab Raya membalas tatapan Abdiel.

---

Rayn duduk diatas sofa sambil menyesap wine lalu tersenyum miring menatap bingkai foto Raya diatas meja.

Rayn sebenarnya seorang billionaire yang menyamar sebagai remaja SMA karena ia merupakan Ketua Mafia Callous yang terkenal kejam dalam dunia bawah. Banyaknya musuh yang menginginkan nyawanya membuat ia melakukan penyamaran. Siapa sangka ia malah terobsesi kepada Raya.

"Target selanjutnya," kata Rayn menjeda kalimatnya lalu menyesap wine.

Abdiel Raffasya Hafir."

"Baik Tuan muda," kata Fernando sambil membungkuk hormat lalu undur diri dari hadapan Rayn.

Ponsel berdering menandakan ada pesan masuk Rayn mengambil ponselnya diatas meja.

Dear♡
Aku ingin bertemu denganmu
Di cafe Blumchen Coffee.

Rayn membalas pesan dari Raya sambil tersenyum.

Rayn
Oke
See you later.

Read


Rayn bangkit keluar ruangan hendak menuju Blumchen Coffee dengan wajah bahagia.

---

Blumchen Coffee

Raya duduk sambil menyesap late lalu ia melihat Rayn datang memakai jas blazer slim fit casual dark blue dipadukan celana jeans slim fit black dari arah pintu masuk kemudian, duduk di depan Raya.

"Aku mau kamu berhenti ngusik kehidupan aku kita jalani hidup masing-masing tanpa menyakiti lupain aku Ray," kata Raya to the point

Raya tidak suka ketika tahu bahwa Rayn selama ini memata-matainya. Tanpa menunggu jawaban Rayn, Raya bangkit dari kursi keluar dari cafe.

Meninggalkan Rayn menatap kepergian Raya dalam diam. "Melupakanmu? tidak semudah itu," lirih Rayn bangkit keluar hendak menuju mobilnya.

---

Mobil BMW hitam yang di kendarai Rayn terparkir di depan halaman mansion lalu ia turun dari mobil.

Seorang maid membuka pintu mempersilahkan Rayn masuk. Dan ketika memasuki mansion ia melihat pertengkaran sedang terjadi antara ayah dan ibunya. Rayn langsung saja memecahkan Guci membuat Clarissa dan Narendra menghentikan pertengkaran mereka lalu menatap putra mereka.

Prang

Prang

"Kenapa berhenti?! Lanjut aja! Anggep Saya gak liat apa-apa!"

Kemudian, Rayn melewati Clarissa dan Narendra berjalan menaiki undakan tangga secara tergesa-gesa menuju kamarnya lalu menutup pintu dengan kasar.

Brakk

---

Raya mengambil novel yang berada
dirak buku nya yang berjudul Scarldo kemudian, ia melangkah menuju keatas ranjang membaringkan tubuhnya untuk membaca novel.

Raut wajah Raya berubah-ubah ketika membaca novel itu kadang tersenyum, sedih dan tertawa.

"Coba aja gue bisa ketemu cowok kayak Rey, pasti kedihan gue bakal hilang," Raya membayangkan ketika ia yang menjadi karakter Zee dalam cerita novel yang ia baca.

"Seandainya Rama masih hidup, pasti dia yang ngehibur gue di saat gue sedih."

Raya menaruh novel itu diatas nakas dan bangkit dari atas ranjang hendak menuju balkon. Raya berdiri di pembatas balkon hingga ia melihat ada bintang jatuh ia memejamkan matanya. "Aku mohon, jangan ambil lagi orang-orang aku sayangi. Cukup mereka, aku mohon ya Allah," lirih Raya lalu membuka mata kembali.

---

Setelah membersihkan diri Rayn melangkah menuju atas ranjangnya dan menyenderkan punggungnya di kepala ranjang.

Kemudian, mengambil laptop diatas nakas untuk mengecek CCTV yang ia pasang di mansion Hafir.

Rayn melihat Abdiel sedang fokus menonton bola lalu Rayn beralih kepada Raya yang sedang berada di balkon kamarnya.

Rayn harus melakukan cara ini agar Raya kembali kepadanya. Ketika Raya nanti tidak ada tempat untuk berpulang Rayn lah yang akan menyediakan tempat untuknya.

Rayn mendengar jelas Raya sedang memohon membuat ia tersenyum miring lalu menutup laptop. Kemudian, ia menaruh laptopnya diatas nakas kembali. Ia beralih mengambil ponselnya mengetikan pesan kepada anak buahnya.

Rayn merubah posisinya menjadi berbaring. "Jangan salahkan aku, jika semua yang gak kamu inginkan terjadi sayang, karena kamu yang buat aku seperti ini," kata Rayn datar lalu memejamkan mata.

---

Raya merapatkan selimut tebal nya sebatas dada dengan posisi menghadap langit-langit kamarnya. Ia berusaha memejamkan mata. Tetapi, belum juga mengantuk entahlah ia merasa gelisah, ia terus berusaha untuk terlelap merubah posisi tidurnya menghadap kanan dan kiri. Tapi, usahanya itu sia-sia melihat jam weker diatas nakas menunjukkan pukul 00:00.


Raya memilih memainkan ponsel dan membaca pesan Rei yang belum sempat ia baca.

Reiki
Ray, gue turut berduka cita atas meninggalnya tante Guzaila. Jangan pernah lupa gue sama Afifah selalu ada buat lo. Jangan dipendem sendiri kalau ada masalah cerita.

Dan yh besok lo hrs udh masuk sekolah. Sebentar lagi kita ujian Nasional.

00:00

Raya tersenyum sambil mengetik balasan.

Raya
Gue berterima kasih sama lo dan afifah. Pokoknya gue beruntung bisa bersahabat dengan kalian. Makasih selama ini kalian selalu ada disaat gue susah maupun senang.

Ok, gue sekolah besok tenang aja.

Read

Rayn&RayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang