Part 1

25.2K 1.1K 9
                                    

Raya memandang layar ponselnya sebentar lalu ia meletakkan ponselnya dan bangkit dari atas ranjang keluar dari kamar menuju ruang televisi, diruang televisi itu ia melihat kakaknya sedang fokus menonton bola ditelevisi. Ia menghampiri kakaknya lalu duduk disampingnya. "Nontonnya gantian dong kak," kata Raya kepada kakaknya itu. Abdiel berkata sambil fokus melihat layar televisi. "Nanti dek, ini lagi seru."

"Ngalah ngapa sama adek sendiri juga ih," gerutu Raya karena Abdiel tidak mau mengalah kepadanya. Kemudian Raya memutuskan kembali ke kamarnya tanpa mengatakan sepatah kata pun kepada Abdiel.

Didalam kamar Raya tengkurap diatas ranjang dengan bantal menjadi penyanggah lehernya ia mengayunkan-ayunkan kakinya bosan sambil terus memperhatikan jam di dinding sampai menunjukkan pukul 20.00 a.m yang berarti waktunya makan malam, ia langsung bangkit dari atas ranjang hendak menuju ruang makan karena telah merasa lapar.

Raya menuruni undakan tangga berjalan menuju ruang makan, tidak memperdulikan kakaknya diruang televisi. Dimeja makan ia menarik pelan kursi disisi kanan berhadapan dengan ibunya sedangkan ayahnya menjadi kepala keluarga. Raya mengambil piring yang disodorkan ibunya lalu memakannya sambil memisahkan sayur brokoli dari lauk lainnya.

"Sayurnya dimakan Ray, jangan di pinggirin gitu," tegur Guzaila melihat putrinya memisahkan sayur brokoli kepingir piring. "Ma, mama kan tau Raya nggak suka brokoli," jawab Raya merenggut. "Makan, Raya," kata ayahnya Gaishan tegas membuat Raya dengan terpaksa memakan sayur brokoli itu.

Beberapa menit kemudian selesai. Raya memilih menuju kamarnya. Ia menghempaskan tubuhnya diatas ranjang sampai terlelap.

---

Suara jam weker menunjukkan pukul 06:30 a.m berdering nyaring didalam kamar bernuansa biru muda itu.

Raya duduk diatas ranjang sambil merentangkan kedua tangannya lalu turun dari atas ranjang berjalan menuju kamar mandi melaksanakan rutinitasnya. Beberapa menit kemudian Raya mengenakan seragam putih abu-abu rapi serta kaki terbalut sepatu converse hitam putih. Rambut hitam bergelombang yang tergerai. Wajah tanpa make-up tetap membuat ia terlihat sangat cantik.

Raya menyambar tasnya nakas, lalu keluar dari kamar menuruni undakan tangga menemui ibunya diruang keluarga. "Ma, papa mana?" tanya Raya kepada ibunya itu sambil mencium punggung tangannya. "Papa udah berangkat 10 menit lalu, dia buru-buru," jawab Guzaila. "Ah ya, apa kamu enggak mau sarapan dulu Ray?" tanya Guzaila kepada putrinya.

"Nggak usah ma, nanti disekolah aja, takut telat," jawab Raya berjalan keluar sudah ada mang Ujang setia membukakan pintu mobil untuknya. Raya masuk kemobil dan mobil melaju membelah jalanan kota jakarta yang ramai kendaraan maupun orang-orang yang berlalu lalang di trotoar.

Belum sampai di sekolah tiba-tiba mobil sedan BMW hitam itu berhenti. "Ada apa Mang?" tanya Raya melihat mang Ujang turun dari mobil. "Ban mobilnya bocor non," jawab mang Ujang berkacak pinggang sambil melihat ban mobil majikannya itu. Raya pun ikut turun dari mobil melihat dan ternyata benar ban mobilnya bocor.

"Aduh... Gimana nih Mang. Raya bakal telat," kata Raya dengan wajah panik ketika ia melihat jam di pergelangan tangannya menunjukkan pukul 06:56. Raya samar-samar melihat ada motor sport ninja hitam tanpa pikir panjang langsung menghadang motor itu dengan merentangkan kedua tangannya.

"Lo gila?! Mau mati jangan di sini," sentak cowok itu membuka kaca helmnya menatap Raya dengan sorot mata tajam. "Maaf, gue boleh nebeng lo enggak?" tanya Raya takut-takut.

Rayn&RayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang