Telilit! Telilit!
Telilit! Telilit!
Suara telepon ponsel Rayn terus berbunyi dari atas nakas. Rayn yang tertidur di samping Raya merasa terganggu ia meraba nakas untuk mengambil ponselnya lalu menjawab telepon.
"Ada apa?" tanya Rayn dengan suara serak kepada Fernando disebrang sana.
"Mohon maafkan saya Tuan Muda, Reno telah bunuh diri di dalam jeruji," kata Fernando takut disebrang sana sambil menatap Reno yang telah tidak bernyawa karena ia menembak kepalanya sendiri.
"APA!! Sial, sebenarnya apa yang kau lakukan hah?!" marah Rayn lalu menutup panggilan sepihak.
"Ughh ..," suara lenguhan Raya membuat Rayn tersadar. "Tidurlah. Aku akan segera kembali,"
ia mengelus wajah Raya lalu mencium keningnya lembut sebelum beranjak dari atas ranjang.Rayn memakai kembali pakaiannya kemudian, melangkah keluar dari dalam kamar. Ia berhenti sejenak ketika sepatu gucci slip on hitamnya menginjak gumpalan kertas dilantai marmer.
Rayn mengambil gumpalan kertas itu perlahan ia membuka gumpulan kertas itu. "Wow ini untukku ternyata," gumam Rayn diakhiri kekehan kecil ketika membaca setiap kata
di kertas itu."Persetan dengan semuanya," Rayn merobek perlahan kertas itu menjadi dua bagian lalu membuangnya sembarangan ke lantai.
Rayn melanjutkan langkahnya keluar kamar dan tidak lupa ia menutup pintu kamar Raya. Kemudian, menuruni undakan tangga sambil bersiul.
Terdengar suara derap langkah 10 bodyguard datang dari arah pintu masuk dan langsung membungkuk hormat dihadapan Rayn.
"Kerjakan tugas kalian," perintah Rayn kepada para bodyguardnya itu.
"Baik, Tuan Muda," jawab mereka serentak lalu berpencar kesekeliling mansion.
Rayn memasukkan sebelah tangannya ke saku celananya sambil melanjutkan langkahnya keluar dari mansion. Seorang Bodyguard yang berjaga di pintu mobil langsung membuka pintu mobil untuk Rayn.
"Pastikan, mansion dalam keadaan aman," kata Rayn lalu masuk kedalam mobil.
"Sesuai perintah Anda, Tuan Muda," jawab bodyguard itu sambil membungkuk hormat hingga mobil yang ditumpangi Rayn keluar dari halaman mansion.
---
Mobil BMW hitam dengan plat nomor B 602 R berhenti di depan pintu masuk mansion Kavindra. Fernando langsung membuka pintu untuk Rayn turun dari dalam mobil. "Apakah kau mendapatkan flashdisk itu?" tanya Rayn datar sambil menggulung lengan kemejanya sebatas siku.
"Maaf, Tuan Muda, say-
"Temukan flashdisk itu. Apa kau mengerti maksudku?"
"Baik, Tuan Muda," jawab Fernando sambil menunduk hormat lalu melenggang pergi dari hadapan Rayn.
Rayn memasuki mansion hendak keruang bawah tanah. Ia menyusuri lorong yang minim penerangan itu lalu berhenti sejenak didepan salah satu jeruji besi, ketika melihat Reno. "Buka," kata Rayn datar kepada bodyguard yang berjaga setelah jeruji dibuka ia masuk kedalam.
"Kau memilih mati rupanya," Rayn tertawa hambar sambil berjongkok dihadapan Reno yang telah tidak bernyawa.
"Tenang saja sebentar lagi istri dan putrimu akan menyusul," lanjut Rayn bangkit lalu menginjak kepala Reno.
---
Rumah sederhana berlantai satu dengan dikelilingi tumbuhan sirih gading dan monstera deliciosa menjadi ciri khas rumah bercat coklat muda dan krem itu.
Seorang wanita yang sedang memasak dan menggunakan celemek seketika terkejut mendengar suara dobrakan pintu masuk.
Wanita itu langsung melepas celemeknya lalu mematikan kompor hendak melihat siapa yang datang.
"Hey apa yang kalian lakukan?" tanya wanita itu kepada 20 bodyguard dan seorang lelaki berpakaian formal berdiri di depan pintu masuk.
"Bawa dia," perintah Fernando kepada salah satu bodyguardnya.
"Siapa kalian, lepaskan saya," kata Wanita itu sambil memberontak.
"Ibu," kata seorang gadis remaja SMA berlari masuk menghampiri ibunya.
"Apa yang kalian lakukan dirumah kami, jangan sentuh ibuku!" sentak gadis itu menarik bodyguard yang ingin membawa ibunya.
Fernando mengeluarkan pistol dari belakang tubuhnya lalu mengarahkan pistol itu kepada gadis itu.
"Ikut atau Mati?"
"Tidak, jangan apa-apakan putriku Tuan, baiklah kami akan ikut anda," pasrah wanita itu kepada Fernando.
"Bawa mereka," Fernando menurunkan pistolnya. Kemudian, berlalu pergi keluar dari dalam rumah itu.
"Baik,"
---
"Berhenti," kata salah satu bodyguard yang berjaga didepan kamar Raya.
"Sa-ya hanya ingin membangunkan Nona, bolehkah saya masuk?" tanya maid itu kepada bodyguard.
"Kembali lah, Nona tidak boleh di ganggu,"
"Bagaimana caranya memberitahu Nona kalau sebenarnya ada seseorang yang menitipkan sebuah kotak kecil kepada saya dan harus memberikannya kepada Nona, " batin maid itu.
Sebelum maid itu pergi ia memilin kuku nya sambil menatap pintu kamar Raya.
1 hari yang lalu ... Pada malam hari terdengar suara ketukan pintu masuk.
Tok, tok.
Seorang maid membuka pintu berdaun dua itu dan terlihat seorang lelaki berpakaian serba hitam dan memakai topi menutupi sebagian wajahnya.
"Ada perlu apa ya malam-malam begini Tuan?" tanya maid kepada lelaki itu.
"Saya ingin bertemu dengan pemilik mansion ini apakah ada?"
"Pemilik mansion ini sudah meninggal dunia, di mansion ini hanya ada Nona Raya. Sebentar saya panggilkan," jawab maid itu lalu hendak pergi akan tetapi lelaki itu memberikan sebuah kotak kecil berwarna hitam kepada maid itu.
"Begini saja simpan kotak ini, saya tidak punya banyak waktu, Tolong berikan kotak ini kepada Nona Raya dan jangan berikan atau biarkan siapapun mengetahui tentang ini, saya permisi," kata lelaki itu berlalu pergi secara tergesa-gesa meninggalkan maid itu.
Tiba-tiba suara tembakan terdengar membuat maid itu langsung menutup pintu masuk dengan wajah ketakutan.
"TIDAK!" suara teriakan dari dalam kamar Raya membuat maid itu tersadar dari pikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rayn&Raya
Mystery / ThrillerRaya tidak sengaja bertemu dengan Rayn yang saat itu sedang tawuran dengan sekolah lain justru membuat Rayn jatuh cinta pada pandangan pertama kepada Raya. Akan tetapi, ketika mengetahui Raya telah bertunangan perasaan Rayn mulai berubah menjadi Obs...