Rayn menyandarkan punggungnya di kepala ranjang dengan menyilangkan kakinya sambil menatap layar ponselnya yang menunjukkan artikel berita tentang penggelapan dana perusahaan Savian. Kemudian, Rayn menelpon Jack, Jack merupakan seorang penulis artikel sekaligus wartawan yang bekerja untuk Rayn.
"Kerja yang bagus Jack," kata Rayn sambil terkekeh kecil ketika mendengar suara desahan Jack di sebrang sana sedang bersama seorang wanita.
"Ya, terimakasih atas pujiannya Mr, oh ya jangan lupakan janjimu padaku untuk membawakan wanita cantik malam ini,"
"Tentu," jawab Rayn lalu menutup panggilan.
---
Suara bel masuk terdengar membuat siswa-siswi yang berdiri di depan mading untuk melihat jadwal ujian nasional berhamburan masuk kedalam kelas mereka masing-masing.
Rei memfoto jadwal di mading lalu menaruh ponselnya ke saku celana abu-abunya dan berlalu pergi ke kelas XII IPA 2.
Di dalam kelas Bu Fau duduk di kursi nya dengan setumpuk kartu ujian nasional di atas meja Rei melangkah ke tempat duduknya. kemudian, Bu Fau selaku wali kelasnya membenarkan letak kacamata nya sebelum mulai mengabsen satu persatu siswa-siswi di dalam kelas untuk membagikan kartu ujian.
"Arjun Etana."
Arjun langsung bangkit melangkah hendak mengambil kartu ujiannya.
"Afifah Fitiya."
"...""Afifah Fitiya!"
"Dia gak masuk Bu," kata Ilona selaku sekretaris kelas duduk di bangku paling depan barisan ke dua.
"Apa kalian tahu kenapa?" tanya Bu Fau menatap satu persatu anak didiknya.
"Enggak tau Bu," jawab Ranu mewakili para teman-temannya.
Rei menelungkupkan kepalanya di atas meja tanpa berniat membuka suara. Sedangkan Bu Fau melanjutkan mengabsen hingga nama Rei di panggil.
"Reiki Aiwin."
"Rei, Rei nama lo di sebut noh," kata Danu teman sebangku Rei sambil mengoyangkan bahu Rei.
"Minggir gue mau lewat," kata Rei dengan wajah lesu kepada Danu. Setelah Danu berdiri membiarkan Rei lewat karena Rei duduk di bangku ke dua barisan ketiga di dekat dinding.
Rei melangkah ke depan untuk mengambil kartunya lalu kembali ketempat duduknya.
"Raya Zanna Kirania."
"Dia juga nggak masuk Bu," jawab Ilona.
"Apa kamu tahu Rei, kenapa mereka tidak masuk?" tanya Bu Fau kepada Rei yang berdiri hendak duduk.
"Saya ga tau Bu," jawab Rei sambil mendudukkan diri di kursinya.
"Pulang sekolah coba kamu temui kerumah mereka," kata Bu Fau yang di angguki Rei.
---
Tok, tok.
Seorang maid mengetuk pintu kamar Rayn dengan wajah panik.
"Tuan, Nona Raya di dalam kamar mandi saya mengetuk pintunya. Tetapi, tidak ada jawaban, saya takut dia-,"
Suara decitan pintu terbuka Rayn keluar dari kamar secara tergesa-gesa meninggalkan maid itu hendak kekamar Raya.
Di dalam kamar Raya, Rayn berdiri di depan pintu kamar mandi.
Tok, tok.
"Raya! Buka pintunya!"
Tok, tok
"Raya!"
"..."
Tidak ada jawaban Rayn langsung mendobrak pintu kamar mandi dan ia melihat Raya tidak sadarkan diri di bathtub dengan luka di pergelangan tangannya.
"Raya!" teriak Rayn dengan wajah khawatir. Langsung saja ia menggendong Raya ala bridal style keluar dari kamar mandi.
"Cepat panggilkan dokter!" seru Rayn kepada seorang maid yang setia mengikutinya sedari tadi. Rayn dengan hati-hati meletakkan Raya di atas ranjang lalu menarik selimut menutupi tubuhnya.
Seorang lelaki ber jas putih memasuki kamar Raya dengan di dampingi seorang maid. Dokter bernama Anggoro itu pun segera memeriksa keadaan Raya dengan stetoskop lalu ia memperban luka sayatan pergelangan tangan kanan Raya. Anggoro bangkit dari tepi ranjang lalu berbalik badan menatap Rayn.
"Nona Raya kemungkinan mengalami depresi di lihat dari sayatan di pergelangan tangganya, Nona mencoba bunuh diri, saya sarankan anda berkonsultasi ke dokter psikiater untuk mendapatkan pemeriksaan dan penangan," jelas Anggoro kepada Rayn.
Rayn menghampiri Raya lalu duduk di tepi ranjang. "Apa luka ini akan sembuh?" tanya Rayn.
"Ya Tuan Muda, butuh waktu 6 bulan agar lukanya sembuh total,"
"Kalau begitu saya permisi Tuan Muda," kata Anggoro berlalu pergi di antar maid keluar.
Rayn mengelus rambut Raya dengan lembut. "Maaf, semua ini terjadi karena aku begitu mencintaimu, tolong jangan membuatku khawatir sayang," lirih Rayn sambil mencium tangan kanan Raya yang terbungkus perban.
---
Afifah berdiri tegak sambil memegang jeruji sedangkan ibunya duduk di pojok dengan menekuk kedua kakinya.
"Ibu tidak menyangka semuanya akan seperti ini, ibu berfikir setelah ayahmu mengundurkan diri dari perusahaan Savian semua akan selesai dan ayahmu tidak ada lagi hubungan dengan keluarga Savian atau pun Hafir. Tetapi, pada kenyataannya ayah menyembunyikan rahasia besar keluarga mereka membuatnya kehilangan nyawa," terang Comala kepada putrinya sambil menatap bekas darah suaminya di lantai jeruji dengan meneteskan air mata.
"..." Afifah diam dengan pandangan kosong.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rayn&Raya
Misteri / ThrillerRaya tidak sengaja bertemu dengan Rayn yang saat itu sedang tawuran dengan sekolah lain justru membuat Rayn jatuh cinta pada pandangan pertama kepada Raya. Akan tetapi, ketika mengetahui Raya telah bertunangan perasaan Rayn mulai berubah menjadi Obs...