Part 8

9.8K 432 6
                                    

Raya sedang mengerjakan tugas sekolah yang sudah beberapa hari ia tinggalkan sambil tengkurap diatas ranjang, jari-jari tangannya sibuk mengetik diatas keyboard laptop, ia sesekali melirik kearah buku paket disampingnya.

Abdeil membuka pintu kamar adiknya itu dengan pelan sambil melihat Raya tengkurap menghadap kearah luar kaca. "Gue kagetin ah," kata Abdiel di selinggi kekehan geli. Ia melangkah perlahan-lahan lalu mengagetkan adiknya itu.

Raya terkejut membuat tulisan dilayar laptop itu berantakan. "Astaga! kan kak, liat itu berantakan ihh tulisannya!" seru Raya sambil melihat layar laptopnya.

"Di panggil mama, buat makan malam," ujar Radeya mengacak rambut adiknya, lalu segera berlari menutup kembali pintu kamar adiknya itu. Membuat Raya dengan kesal mengejar Abdiel yang berlari menuruni undakan tangga.

Hingga Raya memutuskan untuk menyerah, ia memilih mendudukkan diri di kursi makan sambil mengambil air diatas meja makan.

"Awas, aku aduin papa baru tau rasa," kata Raya mengancam Abdiel. "Aduin aja papa juga nggak ada," kata Abdiel santai tanpa tahu Gaishan datang dari arah ruang kerjanya.

Abdiel gelagapan mendengar Raya mengadu. "Pa, liat kakak berantakin tugas aku," kata Raya mengadu kepada ayahnya yang sudah duduk dikursi makan.

"Bener itu kak?" tanya Gaishan kepada Abdiel. Guzaila melihat tingkah anak-anaknya itu mengelengkan kepalanya.

"I.ya, pa," jawab Abdiel menunduk ia akan menerima ketika ayahnya itu akan menyita semua fasilitasnya.

"Besok papa potong uang jajan kamu," ujar Gaishan membuat Raya mengerucutkan bibirnya. "Kenapa mobil kak Abdiel nggak di sita juga pa?" tanya Raya santai tanpa tau ekspresi Abdiel.

"Jangan ngobrol, makan dulu." Guzaila menghentikan perdebatan yang tidak akan selesai-selesai. Mereka pun makan dengan hening. Sesudah makan malam Raya bangkit berdiri berjalan menuju kamarnya.

---

Didalam kamar Raya melanjutkan tugasnya. Sampai jam didinding menunjukan pukul 21:00. Ia menuju ke kamar mandi melakukan rutinitasnya sebelum tidur.

Beberapa menit kemudian Raya keluar dari kamar mandi. Ia berjalan menuju ranjang lalu membaringkan tubuhnya sambil merapatkan selimut  hingga sebatas dada. Tiba-tiba ia mengingat kejadian kemarin di mana Rayn seperti bukan Rayn yang ia kenal kasar, dingin dan kejam. Itulah gambaran Raya tentang Rayn.

---

Malam itu Rayn sedang berada di markas perkumpulan anak motor. Ia lelah mendengar pertengkaran kedua orangtua nya, jadi ia memutuskan untuk datang kemari.

Rayn duduk diatas sofa singel sambil menaikkan kaki diatas meja dengan mengapit rokok di jari tengahnya. "Tumben lu kesini Ray?" tanya Gafi salah satu anak motor kelas XI.

"Kenapa gak boleh? " tanya balik Rayn sambil menghisap rokoknya lalu menghembuskannya, Melvin mengkode untuk diam Gafi pun menurut.

Brummm ... Brummmm ...

Suara motor digeber-geber membuat Rayn langsung menginjak rokoknya, lalu bangkit berdiri melihat siapa yang berani datang tanpa diundang, terlihat para anggota geng anger bersama Adzriel mempimpin.

"Mau cari mati rupanya," kata Rayn sambil tersenyum miring. "Lu pada mau ngapain di sini? Mau nyusul ketua lu itu masuk rumah sakit?" tanya Melvin menujuk Adzriel, Maqil, Izza dan para anggota geng anger bergantian.

Rayn&RayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang